Seorang dosen bisa lolos dalam program hibah dari Ditjen Dikti tentu tak melulu karena faktor keberuntungan. Aktualnya, ada banyak usaha dan beragam persiapan hibah Dikti musti dilakukan seorang dosen agar peluang lolos seleksi terbuka lebih lebar.
Meskipun setiap tahunnya, Dikti membuka program hibah penelitian dan pengabdian ke masyarakat. Tidak sedikit dosen yang masih kesulitan untuk mempersiapkan diri, sehingga resiko gagal di tahap seleksi menjadi tinggi. Jadi, apa saja persiapan yang perlu dilakukan?
Program hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diketahui diselenggarakan rutin setiap tahun oleh pemerintah melalui Ditjen Ristek Dikti. Sifat dari hibah ini tentu saja adalah kompetitif.
Setiap dosen yang memenuhi persyaratan yang ditentukan berhak untuk mengajukan proposal usulan. Proposal usulan ini yang nantinya akan diseleksi dan dinilai asesor, untuk diketahui kelayakannya didanai oleh hibah Dikti tersebut.
Menariknya, meskipun program hibah digelar rutin dan nominal dana yang digelontorkan pemerintah juga tidak sedikit. Masih banyak dosen yang kesulitan untuk menjadi penerima hibah tersebut.
Meminimalkan resiko gagal meraih hibah penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. Maka dosen perlu melakukan sejumlah persiapan hibah Dikti. Dikutip melalui apa yang disampaikan Rizka Henny Maya Meutia dalam Webinar Dosen Indonesia – Siap Hibah 2024 Untuk Dosen Pemula.
Dijelaskan beberapa hal yang penting untuk menjadi persiapan hibah Dikti tersebut, berikut penjelasannya:
Persiapan pertama yang perlu dilakukan dosen pengusul adalah memperhatikan atau mengecek klaster perguruan tinggi yang menaunginya. Klaster ini perlu diketahui untuk memahami bisa mengajukan skema penelitian apa.
Selanjutnya, hal ini akan ikut menentukan isi dari proposal usulan yang disusun. Sehingga sudah sesuai dengan ketentuan hibah bisa mengajukan skema apa. Sebab, pada Klaster Binaan diketahui baru bisa mengusulkan Penelitian Dasar.
Klaster PT dibagi menjadi dua, pertama klaster penelitian dan yang kedua adalah klaster pengabdian kepada masyarakat. Supaya tidak keliru, dosen bisa menanyakan klaster PT ke pihak LPPM kampus maupun ke operator kampus.
Persiapan hibah Dikti yang kedua seperti yang disampaikan oleh Rizka Henny Maya Meutia adalah mengecek keaktifan NIDN atau NIDK. Mayoritas program hibah dari Dikti ditujukan untuk dosen yang memiliki NIDN atau NIDK aktif.
Jika NIDN atau NIDK yang Anda miliki baru saja dirilis, maka pastikan untuk mengecek sudah aktif atau belum. Cara termudah untuk mengecek keaktifan NIDN tersebut adalah mengecek mandiri di PDDikti. Opsi lain bertanya ke operator kampus.
Persiapan hibah Dikti berikutnya menurut Rizka adalah mengecek status dosen pengusul di PDDikti. PDDikti bisa sekaligus dikunjungi untuk mengecek keaktifan NIDN atau NIDK seperti penjelasan sebelumnya.
Selain itu juga bisa mengecek status dosen, apakah berstatus dosen aktif dengan homebase atau tidak. Jika aktif mengajar tapi status dosen tidak aktif maka bisa segera menghubungi operator kampus untuk mengupdate data.
Poin kedua, jika status dosen masih menjalani tugas belajar atau izin belajar. Maka otomatis belum bisa mengusulkan program hibah. Namun jika sudah selesai dan status belum berubah, segera hubungi operator kampus untuk update data.
Persiapan sebelum menyusun proposal usulan untuk hibah Dikti adalah memiliki akun di laman BIMA, SINTA, Google Scholar, dan sebagainya. Setiap akun yang membantu dosen membangun portofolio penelitian, maka wajib dimiliki.
Sebab, akun-akun inilah yang nantinya dijadikan dasar asesor untuk mengecek riwayat penelitian dan publikasi ilmiah dosen pengusul. Selain itu, pada akun BIMA juga menjadi akun untuk mengajukan proposal hibah. Maka wajib punya.
Persiapan hibah Dikti berikutnya adalah mengecek kesalahan proposal usulan tahun sebelumnya. Jika Anda sempat mengajukan proposal usulan untuk hibah dan mendapatkan penolakan.
Maka biasanya akan ada catatan dari asesor yang menjadi alasan kenapa proposal usulan tersebut ditolak. Pelajari catatan tersebut, pahami, dan kemudian tidak diulangi lagi. Jika bingung dengan komentar asesor, silahkan konsultasi dengan dosen senior.
Membantu sukse meraih program hibah dari Dikti, dosen juga perlu mencari rekan dosen untuk kolaborasi. Rekan dosen ini adalah tim penelitian yang nantinya akan ikut dicantumkan ke proposal sekaligus terjun langsung melaksanakan penelitian.
Semakin baik rekam jejak dosen tersebut maka semakin tepat dijadikan rekan kolaborasi. Sehingga memperkuat isi dari proposal usulan dan memperbesar peluang lolos seleksi hibah. Oleh sebab itu, pahami bagaimana memiliki rekan dosen yang tepat dan berdampak positif bagi proposal yang diusulkan.
Dikutip melalui Sosialisasi Penelitian dan Pengmas “Tips Lolos Seleksi Hibah Dikti dan Menyusun Proposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2023” yang diselenggarakan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani).
Dijelaskan bahwa salah satu bentuk persiapan hibah Dikti yang perlu dilakukan dosen adalah membaca dan memahami buku panduan hibah. Sebab disinilah akan dijelaskan secara detail mulai dari syarat sampai ketentuan isi proposal.
Memahaminya menjadi kebutuhan dan kewajiban, sebab proposal hibah nantinya akan diseleksi secara administratif sebagai tahap awal. Baru kemudian berlanjut ke seleksi substantif. Sehingga memahami program hibah bisa membantu menyusun proposal yang sesuai.
Memperbesar peluang lolos hibah Dikti, para dosen juga bisa menentukan topik penelitian sesuai rekam jejak. Kunci “rekam jejak” disini bukan pada jumlah penelitian yang sebanyak mungkin. Melainkan penelitian tersebut menunjukan kepakaran.
Jika sejak awal Anda mengajukan Penelitian Dasar dengan topik A, maka pada usulan Penelitian Terapan dan Pengembangan juga harus mengusung topik A tersebut. Sehingga rekam jejak jelas dan Anda dipandang pakar di topik A tersebut. Hal ini membuat asesor menilai proposal Anda layak untuk didanai.
Persiapan penting berikutnya adalah mengikuti perkembangan penelitian. Tujuannya, dosen bisa mengusulkan penelitian yang memiliki novelty. Sehingga tidak mengajukan penelitian yang sama dengan sebelumnya.
Hal ini bisa membuat proposal ditolak karena tidak ada pembeda dan bentuk pengembangan dari penelitian yang sudah lewat. Oleh sebab itu, luangkan waktu untuk membaca jurnal agar tahu topik yang Anda pilih penelitiannya sudah sampai mana.
Persiapan yang terakhir adalah menentukan skema penelitian dengan tepat. Program hibah dari Dikti mendukung seluruh skema penelitian selama dosen pengusul memenuhi syarat dan ketentuan.
Oleh sebab itu, pahami betul kondisi Anda saat ini cocoknya mengajukan skema penelitian apa. Semakin sesuai dengan skema yang diajukan maka semakin besar peluang proposal usulan lolos seleksi.
Dari beberapa persiapan hibah Dikti tersebut, sudahkah Anda menerapkannya? Ada baiknya mencoba diterapkan karena memang penting untuk memperbesar peluang lolos hibah Dikti.
Jika memiliki pertanyaan, opini, maupun ingin sharing pengalaman sesuai topik pada artikel ini. Silahkan menuliskannya di kolom komentar dan membuka diskusi. Klik juga tombol Share agar artikel ini diakses orang terdekat Anda.
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…