Disertasi merupakan tugas akhir bagi mahasiswa di jenjang S3 yang sifatnya wajib diselesaikan untuk mendapatkan gelar doktor. Kuliah S3 memang menjadi mimpi semua orang, berhasil masuk menjadi mahasiswa S3 ternyata tidak selalu berakhir dengan gelar doktor.
Maksudnya adalah, tidak sedikit mahasiswa di jenjang S3 yang belum menyelesaikan studinya sampai tunas. Kendalanya banyak dan salah satunya adalah penyusunan tugas akhir tadi. Bahkan tugas akhir ini dianggap banyak kalangan sebagai momok untuk meraih gelar S3.
Kuliah tinggi sampai jenjang S3 memang dihadapkan pada banyak kesibukan, mayoritas mahasiswa di jenjang ini punya banyak kesibukan. Tidak hanya kuliah namun juga keluarga dan urusan karir.
Kebanyakan mahasiswa S3 bahkan lebih menitik beratkan pada urusan karirnya, karena tanpa karir yang memadai. Maka proses kuliah S3 bisa terbengkalai, salah satunya karena sumber biaya kuliah tersendat lantaran kehilangan pekerjaan.
Alasan lain adalah, karena beberapa orang memutuskan kuliah S3 untuk mengejar jenjang karir. Jika karir berakhir sementara disertasi saja belum disusun sama sekali, maka motivasi untuk menyelesaikan studi S3 akan menguap.
Berbagai kesibukan dan halangan serta rintangan menyelesaikan studi S3 tersebut dijamin sudah diperkirakan sebelumnya. Supaya bisa fokus ke karir maka mau tidak mau studi S3 harus segera diselesaikan.
Salah satunya dengan fokus menyelesaikan penyusunan disertasi yang akan menjadi penentu lulus tidaknya dari jenjang S3 tersebut. Pada dasarnya penulisan tugas akhir S3 ini memang tidak mudah, hanya saja fokus pada sisi kesulitan tentu tidak akan membantu.
Baca Juga: Kemenristekdikti Beri Bantuan Dosen untuk Penelitian Disertasi Doktor
Sekedar berdiam ketika menghadapi kesulitan saat menyusunnya juga bukan langkah bijak. Jadi, kuncinya adalah segera menyelesaikannya. Adapun kunci untuk mempercepat penyusunannya adalah:
Manajemen waktu atau mengatur waktu dengan baik menjadi kunci untuk bisa segera menyelesaikan penyusunan disertasi. Hal ini menjadi sangat penting karena umumnya saat kuliah S3 dihadapkan pada banyak sekali kesibukan.
Sehingga penyusunan tugas akhir tersebut sering terbengkalai bahkan tidak sampai selesai. Solusinya adalah dengan mengatur waktu sedemikian rupa agar setiap hari selalu punya waktu menyusunnya sedikit demi sedikit. Kuncinya adalah, tidak menunggu waktu luang melainkan memang menyediakan waktu khusus untuk mengerjakannya.
Kunci kedua agar tugas akhir S3 ini cepat selesai adalah komunikasi yang lancar dan intens. Komunikasi dengan siapa? Yakni dengan dosen, teman seperjuangan, maupun dengan keluarga.
Supaya selalu mendapat dukungan, motivasi, dan dibantu menemukan solusi ketika menjumpai masalah. Sehingga disertasi bisa segera diselesaikan, dan kemudian bisa fokus ke karir dan urusan lainnya.
Selain dua kunci yang disebutkan di atas, penyusunan disertasi juga bisa lebih cepat ketika menyusun persiapan yang matang. Apa saja persiapan yang perlu dilakukan? Beberapa diantaranya adalah:
Persiapan pertama untuk bisa fokus menyelesaikan tugas akhir selama kuliah S3 adalah membangun motivasi. Hal ini memang penting untuk dijadikan persiapan paling awal.
Sebab tanpa motivasi yang kuat, seseorang akan mudah menyerah dalam mengambil gelar doktor. Pasalnya penyusunan tugas akhir yang sulit dan menjalani penelitian yang panjang dan melelahkan.
Belum lagi dengan kesibukan di luar dunia akademik, dijamin membuat siapa saja mudah menyerah di tengah jalan. Jadi, miliki dan bangun motivasi yang kuat sebelum kuliah S3. Supaya tugas akhirnya sendiri bisa cepat diselesaikan.
Baca Juga: 6 Alasan Dosen Mengajar Dua Kampus di Tengah Kesibukan
Persiapan berikutnya adalah menyiapkan tema atau ide penelitian yang juga menjadi ide dari disertasi yang disusun. Langkah ini sebenarnya sudah bisa dilakukan sebelum menjadi mahasiswa S3, misalnya sejak masih kuliah S2 bahkan S1.
Pasalnya menentukan tema atau ide penelitian tidak semudah menulisnya maupun mengucapkannya. Calon doktor dituntut untuk memiliki novelty atau unsur kebaruan pada penelitian yang dilakukan.
Oleh sebab itu, agar bisa lebih sap menghadapi semester akhir di jenjang S3. Pastikan sudah menentukan ide penelitian ini sejak lama. Sehingga di semester akhir, yakni semester 4 sudah bisa memulai penelitian dan tancap gas menuangkannya ke dalam disertasi.
Persiapan penting berikutnya adalah disiplin membaca jurnal, hal ini tentu sudah biasa sejak kuliah S1. Jurnal sudah menjadi teman untuk menyelesaikan studi yang diambil.
Hal ini akan tetap berlaku ketika mengambil jenjang S3, apalagi jika memilih berkarir menjadi dosen maupun peneliti. Maka jurnal menjadi sahabat sampai akhir hayat. Berhubung penyusunan disertasi memerlukan banyak referensi.
Sekaligus mahasiswinya akan dituntut untuk mandiri, maka terbiasa membaca jurnal ilmiah menjadi hal penting. Nantinya bisa membantu menemukan ide penelitian yang sesuai bidang sekaligus sesuai dengan materi yang dikuasai.
Selain itu bisa lebih mudah menemukan unsur kebaruan dari ide penelitian yang dilakukan. Ditambah pula, punya lebih banyak referensi untuk mematangkan landasan teori dan kegiatan penelitian yang dilakukan.
Jadi, daripada mengenal jurnal di semester akhir dan terlalu mepet dengan tenggat penyelesaian disertasi. Sebaiknya sudah mulai akrab dengan jurnal ini sejak lama, sejak pertama kali memutuskan kuliah sampai S3.
Baca Juga: Inilah 5 Cara Mengutip dari Jurnal yang Umum Digunakan
Selama proses menyusun disertasi maka dijamin akan berkutat dengan aktivitas yang itu-itu saja. Mulai membaca banyak jurnal atau paper, berdiskusi dengan dosen dan kolega mengenai ide-ide penelitian, mulai menyiapkan penyusunan setiap hari di pagi buta, dan lain sebagainya.
Tentunya proses tersebut terasa berat dan akan menjadi ringan ketika sudah menyiapkan diri sebaik mungkin. Selain persiapan yang sudah disebutkan sebelumnya, calon doktor juga perlu menyiapkan jaringan yang luas.
Jaringan ini akan membantu menghadapi semua kesulitan dalam menyusun disertasi. Bantuan yang diberikan bisa secara langsung maupun tidak langsung, bahkan dukungan dari mereka bisa memberi harapan dan semangat.
Oleh sebab itu, jangan ragu untuk menjadi pribadi yang terbuka dan supel. Supaya jaringan pertemanan semakin luas, dan memperoleh banyak bantuan untuk menyelesaikan jenjang S3.
Persiapan penting lainnya untuk mempercepat penyusunan disertasi adalah memilih promotor dan co-promotor yang tepat. Pastikan promotor tersebut sesuai dengan bidang keilmuan dan keahlian yang dimiliki.
Selain itu juga bisa diajak bekerjasama karena dikenal ramah dan komunikatif. Meskipun promotor di dalam jenjang S3 tidak seperti dosen pembimbing untuk skripsi dan tesis yang memberi bantuan penuh.
Namun, bukan berarti promotor ini tidak memiliki peran dalam menyusun disertasi tadi. Jadi, mulailah menyiapkan diri memilih promotor yang tepat, selain itu perlu membangun komunikasi yang baik dengan promotor tersebut. Supaya mendapat kemudahan saat menyusun tugas akhir S3.
Baca Juga: Kiat Produktif Publikasi Jurnal untuk Menaikkan Angka Kredit Dosen
Tugas akhir di jenjang pendidikan apapun memang selalu menjadi momok, bagi mahasiswa S1 skripsi menjadi hal menakutkan. Sementara di mata mahasiswa S2 maupun S3, skripsi ini tidak ada apa-apanya.
Jadi kuncinya adalah belum terbiasa dan belum mengembangkan diri, sehingga saat mengambil S3. Usahakan mengembangkan diri semaksimal mungkin, agar lebih siap menyusun disertasi.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…