Persiapan Akreditasi. Menyusun persiapan akreditasi tentu menjadi agenda wajib bagi setiap perguruan tinggi di tanah air.
Sebab nilai akreditasi tidak muncul begitu saja, dan pihak BAN-PT pun tidak mengeluarkan nilai akreditasi tanpa dasar.
Jadi, dalam proses akreditasi, BAN-PT memiliki beberapa standar penilaian.
Nilai akreditasi didapatkan dari berapa standar yang berhasil dipenuhi oleh pihak perguruan tinggi tersebut.
Jika semua standar sudah terpenuhi maka bisa memperoleh nilai akreditasi yang memuaskan, salah satunya akreditasi A.
Lalu, seberapa penting akreditasi ini untuk perguruan tinggi?
Sehingga harus mau repot melakukan persiapan akreditasi dan berusaha keras untuk memenuhi semua standar penilaian?
Baca Juga: 8 Tujuan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja, Ternyata Wajib Dipahami
Akreditasi bukan hanya sekedar nilai yang diterbitkan oleh BAN-PT dan kemudian dipublikasikan oleh lembaga akreditasi tersebut.
Melainkan punya peran penting bagi keberlangsungan suatu perguruan tinggi yang mengurusnya.
Sehingga dipastikan tidak ada perguruan tinggi satupun di Indonesia yang mengabaikan masalah akreditasi.
Bahkan kebanyakan menjadikannya sebagai prioritas, yang sudah dipikirkan sejak awal mendirikan perguruan tinggi tersebut.
Berikut adalah beberapa alasan yang membuat perguruan tinggi mau mengurus berbagai persiapan akreditasi dan mengajukannya ke BAN-PT:
Akreditasi penting bagi perguruan tinggi karena hasil akreditasi ini akan menentukan kualitas pendidikan dari perguruan tinggi tersebut.
Jika perguruan tinggi memperoleh nilai B maka bisa dikatakan sudah bagus namun belum maksimal. Sebab nilai akreditasi tertinggi adalah A, sehingga perlu melakukan perbaikan agar dikenal luas sebagai perguruan tinggi dengan kualitas pendidikan mumpuni.
Akreditasi juga menjadi jalan dan usaha bagi pihak perguruan tinggi untuk memberi jaminan masa depan lebih baik kepada alumninya. Sebab dengan berbekal akreditasi yang memuaskan, maka alumni bisa lebih mudah menekuni karir.
Punya lebih banyak pilihan, baik di perusahaan kecil maupun besar. Atau menjadi pegawai swasta maupun menjadi aparatur sipil atau PNS dan berkarir di bidang militer.
Berbekal akreditasi yang bagus, sebuah kampus juga bisa bersaing dengan kampus lain. Sebab statusnya sudah diakui sebagai lembaga pendidikan yang mumpuni dan berkualitas. Tidak akan sulit untuk menyediakan fasilitas pembelajaran terbaik untuk mencetak alumni yang kompeten.
Perlu diakui bahwa kampus dengan akreditasi A akan lebih mudah mendapat mahasiswa dibanding akreditasi B apalagi C. Sebab akreditasi sekali lagi mencerminkan kualitas pendidikan.
Masyarakat tentu akan mengutamakan kampus dengan kualitas terjamin. Sehingga kampus dengan akreditasi tinggi selalu menjadi primadona, dan bahkan setiap tahunnya terus menolak mahasiswa baru.
Baca Juga: 8 Tujuan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Dosen, Wajib Dipahami
Memahami arti penting akreditasi sesuai penjelasan di atas, maka penting untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Berikut adalah beberapa persiapan akreditasi yang perlu dilakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia:
Persiapan pertama adalah memahami dan juga berusaha memenuhi semua standar penilaian dalam proses akreditasi. Sehingga tahu betul poin kunci apa saja yang akan dinilai oleh tim yang melakukan akreditasi dari masing-masing persentase nilai yang diberikan.
Setidaknya ada 7 standar penilaian di dalam akreditasi yang berjalan di Indonesia, dan dihadapi oleh semua perguruan tinggi. Semua standar ini wajib dipenuhi untuk bisa mendapatkan nilai akreditasi yang baik. Oleh sebab itu, pahami dulu semua standar tersebut dan mengupayakan untuk memenuhinya.
Hal ini menjadi persiapan akreditasi yang sangat krusial, karena untuk mencapainya tentu tidak bisa secara instan. Butuh proses, dan keterlibatan dari semua pihak di lingkungan perguruan tinggi yang bersangkutan.
Persiapan berikutnya adalah persiapan secara administrasi, karena tentu prosesnya dimulai dari pemenuhan sejumlah dokumen sesuai ketentuan. Dokumen atau arsip ini kemudian menjadi kunci untuk mengurus proses akreditasi.
Dokumen ini sendiri nantinya berfungsi sebagai bukti, dari pemenuhan standar penilaian akreditasi ketika prosesnya berlangsung. Oleh sebab itu semua unit kerja yang ikut mengelola program studi atau perguruan tinggi, harus bisa menyajikan semua dokumen persyaratan. Sehingga dokumen ini bisa menjadi bukti otentik.
Ada banyak persiapan akreditasi yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi dan kemudian melibatkan banyak orang dari semua unit kerja. Proses persiapan sampai proses akhir akreditasi kemudian akan menelan biaya yang tidak sedikit.
Hanya saja, untuk masalah biaya sepertinya tidak perlu dirisaukan lagi. Sebab, didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 28 Tahun 2005 tentang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Pada Pasal 11 disebutkan bahwa biaya untuk pelaksanaan kegiatan akreditasi baik untuk program studi maupun satuan pendidikan (institusi) ditanggung oleh pemerintah.
Baca Juga: Manfaat Sudah Memenuhi Standar Akreditasi Dosen
Persiapan akreditasi berikutnya adalah mengontrol mutu melalui SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal). Pelaksanaan dari SPMI tersebut sangat penting, untuk meningkatkan kesadaran internal dari pihak perguruan tinggi. Supaya bisa berusaha untuk memenuhi standar dan terus mengembangkan diri.
SPMI dibangun dan kemudian dilaporkan setiap tahun secara rutin untuk menunjukan perkembangan dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Data yang sudah dimasukan ke dalam SPMI kemudian secara berkala akan dikalibrasi melalui SPME. Sehingga standar mutu tetap memiliki nilai yang universal sekaligus diakui oleh semua pihak.
Praktek dari SPMI sendiri harus berdasarkan pada Standar Nasional yang sudah ditetapkan oleh Dikti. Detailnya adalah:
Lewat update SPMI tersebut, maka perguruan tinggi bisa mengetahui secara internal perkembangannya menjadi lebih baik atau stagnan. Jika hasil laporan SPMI ternyata masih kurang dari target kenaikan angka akreditasi, maka bisa melakukan berbagai upaya untuk memperbaikinya.
Sebelum proses akreditasi dilakukan oleh pihak BAN-PT maka perguruan tinggi perlu menyusun borang. Penyusunan borang maupun mengurus semua persiapan akreditasi lain, sebaiknya dilakukan oleh tim yang memang kompeten.
Jadi, selalu menunjuk tim yang memang memiliki kompetensi untuk mengurus segala keperluan akreditasi. Paling tidak, anggota tim tersebut memiliki pengetahuan, keterampilan, dan juga kemampuan untuk mengurus akreditasi.
Persiapan akreditasi terakhir adalah mempelajari dan memahami SAPTO dari BAN-PT. SAPTO ini sendiri adalah sebuah sistem untuk keperluan akreditasi di perguruan tinggi. Sistem ini akan menghubungkan antara perguruan tinggi, aksesori, dan juga pihak BAN-PT itu sendiri.
Melalui SAPTO ini pula pihak perguruan tinggi bisa lebih mudah mengurus atau mengajukan akreditasi kepada BAN-PT. Sebab sudah berbasis online, sehingga jauh lebih mudah dan juga praktis.
Melalui serangkaian persiapan akreditasi di atas maka diharapkan perguruan tinggi bisa lebih siap dengan proses akreditasi tersebut.
Sehingga meningkatkan kemungkinan untuk memperbaiki nilai akreditasi dari akreditasi sebelumnya atau mempertahankan nilai terbaik yang sudah berhasil didapatkan.
Baca Juga: 10 Situs Jurnal Pendidikan Indonesia Gratis Bereputasi
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…