Tips

Peroleh Dana Hibah PDP 2 Kali Berturut-Turut, Bagaimana Caranya?


Dina Fadiyah S.IP., M.A., adalah dosen Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta yang berhasil peroleh dana hibah PDP 2 kali berturut-turut. Dina pun berbagi pengalamannya kepada duniadosen.com.

Diketahui Dina memperoleh Hibah Dikti Penelitian Dosen Pemula (PDP) pada 2017 dengan judul “Menguatnya Ikatan Patronase Anies-Sandi dalam Pemilukada DKI Jakarta 2017” in Prosiding Seminar Nasional Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, 2018.

Dan yang kedua Dina mendapat Hibah Dikti Penelitian Dosen Pemula (PDP) Tahun 2018 dengan judul “Penyelenggaraan Pariwisata Ramah Penyandang Disabilitas di DKI Jakarta” in Prosiding International Conference OSC 2019 Universitas Terbuka, 2019.

Peroleh Informasi Hibah dari LPPM

Dina menceritakan, kurang lebih satu tahun pasca ia menjadi dosen tetap dan mempunyai NIDN pada 2017, terdapat pengumuman dari Dikti terkait hibah PDP yaitu Penelitian Dosen Pemula. Informasi tersebut diperoleh Dina dari LPPM Universitas tempat ia mengajar. Kemudian, ia direkomendasikan untuk mengikuti hibah bersaing tersebut oleh Dekan Fisip.

Setiap penelitian dosen pemula, persyaratan jumlah tim terdiri minimal dua orang. Ketika Dina mengajukan pertama kali pada tahun 2017 itu, Dina menjadi ketua pengusulnya bersama satu anggota rekan dosennya.

Kemudian ditahun kedua Dina menjadi anggotanya karena peraturannya adalah dosen yang sudah menjadi ketua pengusul, tidak boleh menjadi ketua pengusul lagi di periode berikutnya.


Dina Fadiyah S.IP.,M.A., (kanan) sedang melakukan penelitian untuk PDP 2 di Museum Nasional Jakarta. (Sumber Foto: dok. Dina)

Menentukan Tema

Langkah pertama apa yang dilakukan ketika memperoleh hibah tersebut adalah menganalisa terlebih dulu kira-kira tema apa yang ingin dikaji atau diteliti. Dina menekankan, ia selalu mengambil tema atau case yang sedang booming atau sedang hangat dibicarakan sehingga akan selalu menjadi topik yang menarik untuk diteliti maupun dibaca.

Kemudian, barulah membuat proposal penelitian dengan melihat panduan yang bisa di download di website simlitabmas ristekditi.

“Sebenarnya tidak ada hal khusus yang harus dipersiapkan, yang jelas hanya proposal dan mental untuk menerima apakah proposal diterima atau tidak. Semua harus dilakukan dengan ikhlas sehingga tidak ada rasa sakit hati atau kecewa jika tidak lolos hibah,” ungkap Dina.

Hibah PDP ini memang sudah menjadi kegiatan rutin di kampus tempat Dina mengajar, dimana setiap dosen baru akan diikutsertakan dalam Hibah PDP ini. Tanpa pikir panjang, ketika kesempatan itu datang Dina tidak ingin melewatkannya.

“Saya pikir memang tidak ada salahnya mencoba hal baru karena untuk pengalaman saya pribadi sebagai dosen muda dan baru pada saat itu. Terkait dengan ketertarikan, tidak dipungkiri bahwa ajang hibah PDP tersebut menjadi sebuah prestige untuk dosen pemula,” jelasnya.

Proses Pengumpulan dan Penilaian/Seleksi

Dina memaparkan, untuk proses pengumpulan dan penilaian, proposal dikerjakan dengan panduan yang sudah ada di Simlitabmas Ristekdikti dan bisa didownload. Kemudian, upload proposal di Simlitabmas dengan menggunakan akun yang didapat dari LPPM. Biasanya pasti ada batasan akhir pengumpulan proposal penelitian melalui Simlitabmas.

Menurutnya, kunci utama sebuah proposal lolos hibah adalah kasus yang diangkat merupakan kasus baru dan masih hangat, kemudian adalah novelty-nya atau kebaharuan yang ada dipenelitian tersebut dibandingkan dengan penelitian lain.

Memperoleh Hibah

Untuk proses pengumuman lolos Hibah PDP ini biasanya di upload melalui portal Simlitabmas, kemudian bisa didownload dan melihat pengumumannya.

Dina mengatakan, dana yang didapat dari hibah tersebut saat itu masing-masing kurang lebih Rp 17 juta, jadi jika ditotal dari kedua hibah tersebut mencapai sekitar Rp 35 juta.

Alokasi terbesar biasanya untuk bahan habis pakai seperti alat tulis, kertas survei, map, kebutuhan publikasi baik jurnal, buku ajar maupun prosiding. “Proses penelitian keduanya hampir sama, yaitu sekitar 6 bulan. Sehingga 6 bulan berikutnya dipergunakan untuk mengerjakan luarannya,” terangnya.

Hasil Penelitian

Luaran atau hasil PDP berupa laporan akhir, jurnal nasional, buku ajar, prosiding Internasional dan poster. Diakui Dina banyak sekali keuntungan yang didapat dengan adanya program hibah PDP, selain materi, rasa percaya diri membuat Dina semakin semangat dalam membuat penelitian-penelitian selanjutnya.

Selain itu, apresiasi dari lingkungan sekitar, diantaranya pimpinan Universitas, Fakultas serta rekan sesame dosen membuat Dina semakin sadar bahwa mendapatkan hibah PDP itu sungguh luar biasa.


Salah satu luaran hibah yaitu buku ajar hibah PDP 1 dan 2. (Sumber Foto: dok. Dina)

Namun, sesungguhnya keuntungan yang terpenting adalah pengalaman. Karena pengalam tidak bisa dibeli oleh apapun dan Dina merasa bersyukur sekali memiliki pengalam mendapatkan hibah PDP sebagai dosen pemula.

“Saya sangat mengapresiasi sekali program hibah dari Dikti, apapun bentuknya karena itu merupakan suatu pacuan bagi kami sebagai dosen untuk terus dapat mengembangkan keilmuan didalam bidang penelitian. Sehingga keilmuan kami tidak stuck dan bisa terus berguna bagi orang lain,” lanjutnya.

Bagi Dina sebagai dosen baru dan pemula, hibah ini sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan kepercayaan diri sebagai seorang dosen serta merasa pantas menyandang profesi sebagai dosen.

Harapan dan Pesan

Dosen kelahiran 20 Agustus 1990 ini berharap, kedepan pastinya bisa terus mendapatkan hibah dari manapun dan program apapun karena kesempatan seperti ini tidak bisa terulang, selagi usia masih muda dan mampu, maka carilah terus peluang dan kesempatan yang positif dalam pengembangan keilmuan dunia pendidikan.

Dina pun berpesan, proposal harus sesuai format yang diberikan, semua point-point yang ada di dalam proposal harus ditulis dengan baik sesuai panduan yang ada, carilah partner yang sepemikiran dan sejalan, carilah tema yang sedang fenomenal atau yang sedang ramai dibahas, yang terpenting adalah hadirkan novelty dan keunikan didalam tulisanmu yang belum ada di penelitian orang lain.

“Untuk mengikuti hibah PDP ini ikutkan dan sertakan hati disetiap tulisanmu agar kata demi kata yang keluar di penelitian dapat ikut dirasakan oleh orang lain. Buatlah penelitian yang membuatmu penasaran sehingga kamu semangat dalam mengerjakannya,” katanya.

Ia menambahkan, jangan lupa hadirkan novelty atau kebaharuan yang membuat tulisanmu berbeda dengan tulisan atau penelitian yang sudah ada sehingga bisa menambah warna dari keilmuanmu. (duniadosen.com/titisayuw)

Redaksi

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

4 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

4 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

4 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

4 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

4 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

5 days ago