Informasi

Perkembangan Teknologi, Kampus Bisa Jadi “Museum” di Masa Mendatang

Semarang – Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengingatkan Kampus bisa jadi Museum di masa mendatang. Seiring perkembangan teknologi ke depan, termasuk dalam perkuliahan.

”Kenapa  Museum? Karena mereka (mahasiswa) mungkin sudah tidak lagi kuliah di kampus,” kata Nasir, saat membuka Rapat Kerja Nasional Kemenristekdikti 2019 di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang (3/01/19) lalu.

Menurutnya, perkembangan teknologi yang terjadi di dunia ini sekarang berlangsung sangat cepat. Memengaruhi hampir di semua ranah dan disetiap lini kehidupan. Mulai transportasi, telekomunikasi, perhotelan, konstruksi , perbankan, sampai perguruan tinggi.

Pada perguruan tinggi, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undip itu melanjutkan, perkembangan teknologi telah merambah ke sistem perkuliahan yang tidak mengharuskan tatap muka. Mahasiswa tidak perlu lagi datang ke kampus, perkuliahan bisa dilakukan secara online.

Anywhere, anyplace, anytime (Kapanpun, dimanapun, kapanpun red.). Perguruan tinggi di Indonesias harus menghadapi hal yang sama. Kalau tidak diperhatikan, akan tergilas,” katanya dilansir antaranews.com.

Nasir menjelaskan, realitas pendidikan tinggi di luara negeri sudah mulai menyiapkan diri menghadapi perkembangan teknologi yang dinamakan era disruptif, terkait perubahan yang sangat mendasar. Menghadapi perubahan tersebut, diakuinya penting dilakukan perampingan perguruan tinggi. Seperti yang dilakukan Amerika Serikat (AS), kepada 25 persen kampus yang berada paling bawah.

”Korea Selatan juga menerapkan kebijakan yang sama dengan AS. Perguruan tinggi yang berada 25 persen terbawah diperkirakan tutup atau bergabung. Hal itu bisa saja terjadi pada 10-15 tahun ke depan,” ujarnya.

Artinya, ia melanjutkan, tidak menutup kemungkinan di Indonesia bakal terjadi merger atau akuisisi antarperguruan tinggi negeri (PTN), seiring dengan pertumbuhan disruptif tersebut. ”Mungkin tidak terjadi merger atau akuisisi antar-PTN. Mungkin saja terjadi, tetapi kapannya, nanti. Nanti bisa muncul yang namanya ‘holding‘ di PTN,” kata Nasir.

Perubahan disruptif, kata dia terjadi secara mendasar dan sedemikian cepat yang akan memengaruhi kehidupan sehari-hari dan perilaku masyarakat di masa mendatang.

”Misalnya, dalam sistem pembayaran. Yang namanya cashless (nontunai.red) sudah menggunakan kartu, e-money. Sekarang orang jarang membawa uang cash di dompetnya. Padahal dulu, tidak ada anjungan tunai mandiri (ATM). Perubahan begitu cepat,” imbuhnya.

Redaksi

Redaksi

Recent Posts

Biaya Kuliah S3 di Dalam dan Luar Negeri

Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…

2 days ago

5 Tips S3 ke Luar Negeri dengan Membawa Keluarga

Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…

2 days ago

Syarat dan Prosedur Kenaikan Jabatan Asisten Ahli ke Lektor

Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…

3 days ago

Perubahan Status Aktif Dosen Perlu Segera Dilakukan

Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…

3 days ago

7 Jenis Kejahatan Phishing Data yang Bisa Menimpa Dosen

Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…

3 days ago

Cara Menambahkan Buku ke Google Scholar Secara Manual

Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…

3 days ago