Mungkin masih banyak dosen yang bertanya-tanya bagaimana proses Sertifikasi Dosen (serdos). Apalagi mulai di tahun 2019 pengajuan serdos menggunakan aplikasi SISTER, yang tak sedikit dosen masih kesulitan atau bahkan ada yang gagal. Untuk tahu lebih jauh apa saja yang dilakukan dosen untuk sukses meraih serdos, berikut kisah perjalanan Nuryati, dosen Politala yang berhasil serdos 2016 silam, dan menjadi ketua panitia serdos di tempatnya mengajar sejak 2018.
Ketua panitia serdos di Politeknik Negeri Tanah Laut (Politala), Kalimantan Selatan Nuryati, ST., M.Eng., mengungkapkan, sertifikasi dosen (serdos) merupakan suatu keharusan bagi dosen. Karena pengakuan kompetensi dosen salah satu tolok ukurnya adalah serdos.
Selain itu, dari beban kerja dosen sebagai syarat pencairan tunjangan serdos menjadi target kerja yang harus terpenuhi. Sehingga mau tidak mau kegiatan baik pengajaran, penelitian, maupun pengabdian masyarakat harus ada target dan harus terpenuhi di periode masa tertentu.
Nuryati, yang juga sebagai dosen Kimia di Fakultas Teknologi Industri Pertanian Politala ini pun membagi pengalaman serdosnya. Ia mengikuti serdos pada 2016 silam, yang pada saat itu menduduki jabatan fungsional Asisten Ahli. Dua tahun kemudian, yaitu pada 2018 ia diberikan amanah untuk menjadi ketua panitia serdos kampusnya hingga saat ini.
Nuryati pun menceritakan perjalanannya dalam meraih serdos. Berawal pada Februari 2016 Nuryati mengikuti persiapan tes TOEP dan TKDA (Test Kemampuan Dasar Akademik). Hasil TKDA jika dikonversikan mendapat nilai 4, namun hasil untuk TKDA Nuryati belum memenuhi target karena masih 3 nilai konversinya.
Kemudian ia mencoba untuk mengikuti kembali tes TOEP untuk gelombag 2, sehingga pada bulan Juni dosen kelahiran Temanggung, Jawa Tengah ini mengikuti kembali tes TOEP. Namun lagi-lagi hasilnya masih sama, yaitu 3. Selanjutnya ia berpikir bagaimana strategi supaya bisa lulus serdos, maka nilai gabungan harus di atas 4.
”Saya berpikir bagaimana agar nilai gabungan ini terpenuhi selain dengan nilai TOEP karena memang saya memiliki kelemahan di penguasaan bahasa Inggris. Jika dilihat rumus nilai gabungan maka strategi saya lakukan adalah membuat evaluasi diri dan diskripsi diri sesempurna mungkin. Sehingga dari rata rata nilai TOEP dan TKDA yang hanya 3,5 dapat tertutupi menjadi rata-rata nilai gabungan di atas 4,” katanya.
Yang Harus Disiapkan
Nuryati bersyukur, meski sempat mengikuti tes TOEP dua kali ia bisa langsung lulus serdos di tahun 2016 tanpa harus mengulang. Sebagai ketua panitia serdos di Politala, Nuryati menegaskan, bagi dosen yang mengikuti serdos sebaiknya menyiapkan hal-hal berikut:
Kendala ketika Meraih Serdos
Diakui Nuryati, kendalanya saat itu adalah kelemahannya di penguasaan bahasa Inggris. Sehingga skor TOEP 3, padahal targetnya adalah 4. Maka itu, ia harus menemukan strategi di evaluasi diri untuk dibuat sebaik mungkin untuk menambah nilai.
Belum lagi ketika pelakasanaan tes TOEP saat itu dilaksanakan saat bulan Ramadan di hari pertama. “Kebetulan saya lupa makan sahur, sehingga dengan kondisi yang lapar dan lemas saya harus berusaha menyelesaikan soal-soal mulai dari listening, yang terkadang dengar kadang tidak,” kenangnya.
Keuntungan yang Diperoleh Setelah Serdos
Selain kendala saat pengajuan serdos, Nuryati juga membagi pengalaman keuntungan-keuntungan apa saja yang diperolehnya usai mendapat sertifkasi dosen. Diantaranya yang ia rasakan adalah, adanya pengakuan kompetensi bagi dosen yang sudah tersertifikasi. Kedua, mengetahui target dan capaian kinerja setiap dosen dan dapat terukur. Dan yang paling menjadi angin segar adalah adanya peningkatan dari segi finansial yang cukup lumayan.
Nuryati yang sudah dua tahun menjadi ketua panitia serdos Politala ini menambahkan, pelaksanaan serdos selama ini sudah berjalan dengan baik. Ia berharap, pihak-pihak terkait terus mengevaluasi sistem serdos agar semakin mempermuah para dosen dalam mengakses informasi dan mengajukan sertifikasi. (duniadosen.com/ta)
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…