Mengenal 3 Perbedaan Sitasi dan Referensi

Perbedaan Sitasi dan Referensi
Perbedaan Sitasi dan Referensi

Sudahkah Anda mengetahui apa perbedaan sitasi dan referensi? Sitasi dan referensi menjadi dua istilah yang familiar di kalangan akademisi dan peneliti. Sebab menjadi istilah yang berkaitan erat dengan kegiatan penyusunan karya tulis ilmiah. 

Hanya saja, masih banyak dosen maupun mahasiswa dan peneliti yang memahami keduanya adalah sama. Padahal, sitasi dan referensi adalah dua hal berbeda dalam konteks penulisan karya ilmiah. Berikut penjelasan lebih rincinya. 

Apa Itu Sitasi dan Referensi? 

Dikutip melalui Universitas Islam An Nur Lampung, sitasi adalah pengutipan langsung atau tidak langsung dari sumber informasi dalam teks karya ilmiah. Sementara itu, referensi adalah daftar lengkap dari sumber informasi yang dikutip dalam karya ilmiah.

Melalui definisi tersebut, tentu bisa langsung memahami perbedaan sitasi dan referensi. Jika pada saat membaca artikel pada jurnal ilmiah. Kemudian ada kalimat yang ditutup dengan nama seseorang di dalam tanda kurung. Baik nama saja atau dengan tambahan tahun dan halaman. Maka inilah yang disebut sitasi. Berikut contohnya:

contoh catatan kaki atau footnote: 

Sementara jika membaca bagian paling akhir dari artikel pada jurnal dan masuk ke “Daftar Pustaka”, maka daftar pustaka inilah yang disebut referensi. Sebab referensi adalah semua sumber informasi yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Inilah alasan daftar pustaka dalam bahasa Inggris selain disebut bibliografi juga references. Berikut contohnya: 

Sitasi juga bisa ditulis dalam bentuk catatan kaki atau footnote. Sehingga sumber suatu kutipan ditempatkan di bagian paling bawah di luar lembar ketik dari suatu publikasi ilmiah. Penulisan sitasi di dalam teks atau dalam bentuk catatan kaki menyesuaikan dengan gaya sitasi yang dipakai penulis. 

Sitasi di dalam teks biasanya untuk penggunaan gaya sitasi APA Style dan MLA Style. Sementara untuk sitasi dalam bentuk catatan kaki, umumnya ketika menggunakan Chicago Style. Namun, ada juga gaya sitasi lain yang menggunakan catatan kaki. 

Sitasi dan referensi akan selalu ada pada semua karya tulis ilmiah. Seperti pada artikel ilmiah, makalah, skripsi, tesis, disertasi, buku ilmiah (buku ajar, monograf, referensi, dll), dan lain sebagainya. 

Perbedaan Sitasi dan Referensi 

Lalu, apa saja yang menjadi perbedaan sitasi dan referensi? Jika dilihat dari beberapa aspek, maka akan didapatkan perbedaan sebagai berikut:

1. Bentuk 

Aspek pertama yang membedakan sitasi dengan referensi adalah bentuk. Secara umum, bentuk dari sitasi maupun referensi sangat beragam. Hal ini mengikuti gaya sitasi yang digunakan oleh penulis, ditetapkan perguruan tinggi, maupun yang ditetapkan publisher (penerbit jurnal dan penerbit buku).

Namun, bentuk atau tampilan sitasi biasanya mencantumkan nama penulis yang kalimatnya dikutip. Nama penulis ditulis di dalam tanda kurung atau tanda petik. Umumnya, nama penulis juga diikuti halaman tempat teks yang dikutip dan tahun referensi yang dikutip diterbitkan. 

Sementara bentuk dari referensi berupa daftar yang isinya seluruh sumber data dan informasi yang digunakan. Unsur yang tercantum mencakup nama penulis yang karyanya dijadikan sumber informasi, tahun terbit, judul tulisan, nama penerbit, dan jika sumber diakses daring maka ditambahkan link URL atau DOI untuk jurnal.

2. Posisi 

Perbedaan sitasi dan referensi berikutnya adalah pada aspek posisi atau tempat dimana ditulis. Sitasi umumnya ditulis di dalam teks, baik saat mengawali kutipan maupun di akhir kutipan. Seperti contoh gambar yang dicantumkan di atas. 

Sementara untuk sitasi dalam bentuk catatan kaki, penulisannya ada di bagian paling bawah di luar lembar teks. Biasanya jika ada catatan kaki, maka akan ada garis di atasnya untuk memisahkan lembar teks dengan tempat catatan kaki. 

Sementara posisi dari referensi ada di halaman akhir suatu karya tulis ilmiah. Pada kebanyakan karya ilmiah, daftar pustaka memiliki halaman tersendiri sehingga terpisah dari bab penutup. 

Sementara pada artikel di jurnal ilmiah, biasanya terlihat menyambung dengan bab penutup. Hanya saja judul bab berbeda, dimana tidak ada keterangan “bab” dan langsung diberi judul “daftar pustaka”. 

3. Tujuan 

Aspek ketiga yang menjadi perbedaan sitasi dan referensi adalah tujuan. Sitasi dan referensi memiliki tujuan berbeda ketika dicantumkan di dalam karya tulis ilmiah. Sitasi memiliki tujuan sebagai berikut: 

  • Sitasi membantu penulis karya ilmiah memberikan bukti, dukungan, maupun klarifikasi atas argumen maupun klaim yang dicantumkan pada teks. Misalnya menjelaskan definisi plagiarisme. Maka dilakukan sitasi agar membuktikan definisi tersebut bukan argumen pribadi, melainkan definisi yang dikemukakan ahli. 
  • Sitasi membantu menunjukan bahwa penulis menghormati hak cipta, jika ada bagian dari karya tulis lain yang diambil maka dicantumkan sumbernya. Sehingga tidak terjadi pelanggaran hak cipta berbentuk plagiarisme. 
  • Menghindari plagiarisme, sebab mengutip karya tulis lain tanpa sitasi sudah termasuk plagiat. 

Sementara untuk referensi, tujuannya adalah sebagai berikut: 

  • Referensi bisa digunakan penulis karya ilmiah untuk menginformasikan kepada para pembaca mengenai sumber-sumber informasi yang disajikan pada karya ilmiah tersebut. 
  • Referensi bertujuan untuk memberitahu para pembaca sumber dari informasi pada karya tulis sehingga bisa dilacak dan diperiksa atau dikonfirmasi sendiri oleh pembaca dengan membaca karya ilmiah di dalam daftar referensi. 
  • Referensi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai rekomendasi bahan bacaan maupun bahan pustaka lain terkait topik pada karya ilmiah. Sehingga bisa dipertimbangkan pembaca untuk mengaksesnya agar lebih memahami topik tersebut.

Jenis-Jenis Gaya Sitasi 

Meskipun perbedaan sitasi dan referensi cukup beragam. Akan tetapi keduanya akan masuk dalam karya tulis ilmiah. Cara penulisannya pun berbeda dan disesuaikan dengan gaya sitasi yang digunakan. 

Gaya sitasi sendiri jenisnya sangat beragam, beberapa paling sering digunakan di perguruan tinggi Indonesia dan publikasi ilmiah. Berikut beberapa jenis yang paling sering digunakan tersebut: 

1. APA Style 

Gaya sitasi APA Style adalah gaya sitasi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Psikologi di Amerika. Dimana APA sendiri adalah kependekan dari American Psychological Association. APA diketahui sebagai asosiasi profesi psikologi di Amerika Serikat. 

Gaya sitasi ini menjadi paling banyak digunakan dalam publikasi ilmiah. Termasuk pada jurnal internasional. Kemudian, APA Style juga sering dijadikan gaya sitasi di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Berikut beberapa ciri khas APA Style:

  • Daftar pustaka diawali dengan penulisan nama belakang penulis dan nama depan ditulis inisial, jika tidak ada nama penulis maka judul akan ditulis paling awal. 
  • Daftar pustaka disusun alfabetis berdasarkan nama belakang penulis atau judul referensi. 
  • Apabila digunakan referensi yang ditulis oleh penulis yang sama, maka diurutkan berdasarkan tahun terbit. 

Berikut adalah cara penulisan sitasi di dalam teks menggunakan APA Style: 

  • … (Kim, 2010, p. 311). 
  • … (Kim, Mirusmonov, Lee, 2010, p. 311). 
  • … (Kim et al, 2010, p. 311). 

Berikut adalah format penulisan referensi atau daftar pustaka menggunakan APA Style: 

  • Penulis. (Tahun). Judul Artikel. Nama Jurnal. Volume. halaman.Doi:xxx.xxx.
  • Penulis. (Tahun). Judul Artikel. Nama Jurnal. Volume. Halaman. Diakses dari URL.

Contoh: 

  • Kim, C., Mirusmonov, M., Lee, I. (2010). An empirical examination of factors influencing the intention to use mobile payment. Computers in Human Behavior, 26, 310‐322.Doi:10.1016/j.chb.2009.10.013 
  • Asih, R. M., & Muslim, A. H. (2023). Pengembangan media pembelajaran ular tangga berbasis kearifan lokal pada tema 3 subtema 2 pembelajaran 4 di kelas V SD Negeri 1 Dukuhwaluh. Jurnal Jendela Pendidikan, 3(03), 330-341. https://doi.org/10.57008/jjp.v3i03.557

2. MLA Style 

Gaya sitasi kedua adalah MLA Style yang merupakan gaya sitasi yang dikeluarkan oleh MLA (Modern Language Association). MLA sendiri merupakan asosiasi profesional akademik dari Amerika Serikat. 

Tujuan MLA didirikan adalah untuk mengembangkan studi, pengajaran, dan penelitian di bidang bahasa dan sastra, kajian budaya, dan juga humaniora. Adapun ciri khas MLA Style adalah sebagai berikut: 

  • Nama penulis ditulis secara lengkap di dalam daftar pustaka dengan nama belakang ditulis di depan. Jadi, penulisan nama dibalik dengan format “nama belakang, nama depan”. 
  • Tahun terbit ditulis paling akhir. 
  • Kutipan pada halaman cukup dengan menuliskan kata akhir dan nomor halaman kutipan.
  • Jika referensi dari media tertentu, maka ditambahkan keterangan jenis media tersebut. Apakah media cetak, online, web, dll.
  • Jika referensi dari media online, maka cukup menampilkan tanggal bulan dan tahun diakses tanpa menyebutkan sumber online‐nya.

Berikut adalah cara penulisan sitasi di dalam teks menggunakan MLA Style: 

  • …(Anderson 44).
  • Menurut Anderson (44)…
  • Penulis lain (Anderson 44) berpendapat bahwa… 

Sementara untuk format umum atau format dasar penulisan daftar pustaka memakai MLA Style adalah sebagai berikut:

Nama Belakang, Nama Depan. Judul Sumber. Penerbit, Tahun Terbit.

Berikut beberapa contohnya:

  • Sumber buku: 

Anderson, Benedict. Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism. Verso, 2006.

  • Sumber artikel jurnal: 

Miller, Carolyn. “Digital Storytelling in the Classroom.” Journal of Media Education, vol. 15, no. 3, 2022, pp. 10–20.

  • Sumber artikel online dari website: 

Smith, John. “The Future of Artificial Intelligence.” Tech Insights, 15 Mar. 2023, www.techinsights.org/ai-future. Accessed 20 Oct. 2025.

3. Chicago Style 

Jenis gaya stasi ketiga yang juga sering digunakan di Indonesia adalah chicago Style. Chicago Style adalah gaya sitasi yang diterbitkan oleh Chicago University Press. Gaya sitasi ini diperkenalkan pertama kali di tahun 1906. Salah satu ciri khas dari gaya sitasi ini adalah terdapat 2 sistem penulisan sitasi dan daftar pustaka. Berikut detailnya: 

1. Notes and Bibliography System

Sistem penulisan sitasi yang pertama pada Chicago Style adalah notes and bibliography system. Pada sistem ini sitasi menggunakan footnote atau catatan kaki. Sementara daftar pustaka disebut “bibliografi”. Berikut contohnya: 

2. Author–Date System

Sistem penulisan kedua adalah author date system, dimana  sitasi kutipan menggunakan sitasi dalam teks. Format penulisannya mirip APA Style. Sementara daftar pustaka disebut “References”. Berikut contohnya:

Selain 3 jenis gaya sitasi di atas, masih banyak lagi gaya sitasi lainnya. Misalnya APSA (American Political Science Association) Style, CSE (Council of Biology Editors) Style, Turabian Style, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Masing-masing memiliki ketentuan tersendiri dalam penulisan sitasi dan referensi. Para penulis karya ilmiah bisa menyesuaikan dengan kebijakan perguruan tinggi yang menaungi. Jika karya ilmiah akan dipublikasikan, maka gaya sitasi menyesuaikan kebijakan publisher.