Pada saat mengurus publikasi artikel ilmiah pada sebuah jurnal, Anda akan mendapati editor dan reviewer. Namun, tahukah Anda apa saja perbedaan reviewer dan editor jurnal ilmiah?
Editor dengan reviewer jurnal ilmiah sering dianggap sebagai orang yang sama. Namun, keduanya berbeda dengan tugas dan aspek lain yang berbeda juga. Tidak semua orang bisa menjadi editor maupun reviewer, kecuali bisa memenuhi persyaratan tertentu.
Mengecek siapa saja yang menjadi editor dan reviewer sebuah jurnal sangat penting bagi penulis. Mulai dari memastikan artikel relevan dengan scope jurnal tersebut, sampai kebutuhan untuk menghindari konflik kepentingan. Berikut informasi detailnya.
Siapa Itu Reviewer dan Editor Jurnal?
Perbedaan reviewer dan editor jurnal bisa dilihat dari definisi. Reviewer adalah seorang ahli atau pakar di suatu bidang keilmuan yang menilai artikel ilmiah. Sementara itu, editor jurnal adalah orang atau pihak yang mengelola proses publikasi di sebuah jurnal ilmiah.
Lalu, siapa saja yang bisa menjadi reviewer maupun editor sebuah jurnal ilmiah? Pada dasarnya, syarat dan ketentuan menjadi reviewer adalah sama dengan syarat dan ketentuan menjadi editor.
Reviewer dan editor bisa diisi oleh kalangan dosen, peneliti, praktisi, dan juga mahasiswa PhD (S3) maupun mahasiswa program postdoctoral (studi pasca PhD dan umumnya di luar negeri).
Mengenai persyaratan lebih detail biasanya disesuaikan dengan kebijakan masing-masing jurnal. Reviewer maupun editor biasanya diminta minimal lulusan S2 atau S3. Selain itu, memiliki riwayat publikasi ilmiah yang baik dan membentuk kepakaran.
Inilah alasan di beberapa jurnal ilmiah, salah satu tim editor bisa menjadi reviewer jika tidak menemukan reviewer yang bisa memeriksa artikel yang masuk. Bisa juga karena sebab lainnya. Meski memiliki syarat dan ketentuan yang sama, keduanya memiliki perbedaan tugas atau tanggung jawab.
Pahami alur publikasi jurnal dan bisa cepat beralih ke jurnal lain saat jurnal ditolak:
- Alur Publikasi Jurnal Ilmiah dan 7 Status Submission
- Tanda dan 9 Alasan Jurnal Ditolak Serta Solusinya
Perbedaan Reviewer dan Editor Jurnal
Jika masih bingung, berikut detail perbedaan reviewer dan editor jurnal ilmiah:
1. Peran Utama
Hal pertama yang menunjukan perbedaan antara reviewer dengan editor di sebuah jurnal ilmiah adalah peran utamanya. Reviewer sesuai namanya memiliki peran utama dalam proses peer review atau review artikel ilmiah.
Dikutip melalui LPPM Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena, kegiatan review jurnal atau review artikel ilmiah adalah sebuah kegiatan menulis untuk memberikan ulasan/tinjauan pada sebuah artikel jurnal agar diketahui kelebihan, kekurangan, dan kualitasnya.
Reviewer ini yang akan memeriksa kelayakan terbit dan relevansi artikel ilmiah tersebut dengan scope jurnal tempatnya bertugas sehingga menentukan rekomendasi apakah artikel tersebut diterima oleh jurnal atau tidak.
Sementara itu, peran utama dari editor jurnal adalah mengawasi proses publikasi artikel ilmiah di jurnal tempatnya bertugas. Editor yang akan pertama kali mengelola artikel yang di submit oleh penulis, menghubungi reviewer, dan berkomunikasi dengan penulis. Jadi, dalam proses publikasi editor memiliki peran utama atau penting.
2. Tanggung Jawab
Aspek kedua yang menjadi perbedaan reviewer dan editor jurnal ilmiah adalah tanggung jawab. Secara umum, reviewer bertanggung jawab dalam memeriksa dan menilai kelayakan terbit suatu artikel ilmiah.
Kemudian menuliskan ulasan atau komentar terkait bagian-bagian dari artikel ilmiah tersebut yang perlu diperbaiki (revisi). Sehingga, reviewer juga bertanggung jawab dalam memberi umpan balik terhadap artikel yang di submit penulis.
Sementara tanggung jawab dari editor jurnal ilmiah berbeda. Tanggung jawab pertama dari editor adalah menentukan artikel ilmiah bisa masuk tahap peer review atau tidak, yakni dengan melihat kesesuaian scope, format, dan sebagainya.
Tanggung jawab selanjutnya dalam mengelola proses publikasi artikel ilmiah tersebut. Mulai dari pengelolaan proses revisi sampai artikel tersebut terbit di volume berapa. Termasuk berkomunikasi secara intens dengan penulis.
4. Pengambilan Keputusan
Perbedaan reviewer dan editor jurnal selanjutnya adalah pada pengambilan keputusan. Reviewer memiliki kewajiban untuk menilai kualitas dari artikel ilmiah sesuai dengan kepakarannya di suatu bidang keilmuan.
Hasil penilaian tersebut akan memberi rekomendasi bagi editor untuk menerima atau menolak artikel. Sementara keputusan dari editor sesuai dengan rekomendasi reviewer untuk kemudian melanjutkan keputusan tersebut untuk disampaikan ke penulis.
Namun, sebelum artikel di review oleh reviewer, maka akan diperiksa dulu oleh editor. Jika formatnya sudah sesuai, scope sudah sesuai, dan sebagainya sudah sesuai. Barulah direkomendasikan ke reviewer. Sehingga polanya artikel diperiksa editor, ke reviewer, kemudian kembali ke editor lagi sampai terbit.
5. Keterlibatan
Aspek keempat yang menunjukan perbedaan reviewer dan editor jurnal ilmiah adalah keterlibatan dalam publikasi ilmiah. Reviewer umumnya akan terlibat dalam menilai kualitas secara keilmuan dari beberapa artikel yang dipublikasikan suatu jurnal.
Lain halnya dengan editor jurnal yang terlibat dari awal sampai akhir pada proses publikasi suatu artikel ilmiah. Selain itu, terlibat juga dalam seluruh publikasi semua artikel ilmiah yang diterima oleh pihak jurnal.
Secara keterlibatan, editor memang memiliki jangkauan lebih luas. Sebab memiliki peran krusial dalam mengawasi proses publikasi seluruh artikel yang dikirimkan penulis dan dipublikasikan di jurnal tempatnya bertugas.
6. Komunikasi dengan Penulis
Perbedaan reviewer dan editor jurnal berikutnya adalah dari sisi komunikasi dengan penulis. Reviewer tidak bisa atau tidak diperbolehkan untuk berkomunikasi langsung dengan penulis selama proses publikasi.
Segala bentuk ulasan di dalam artikel ilmiah akan dikirimkan ke pihak editor. Kemudian dari editor inilah ulasan akan diteruskan ke pihak penulis. Jika ada revisi, maka proses revisi juga dikomunikasikan oleh editor ke penulis langsung sampai proses perbaikan selesai.
Jadi, editor akan berkomunikasi dengan penulis, yakni penulis korespondensi secara intens. Sementara reviewer tidak bisa berkomunikasi dengan penulis karena bagian dari etika publikasi ilmiah itu sendiri.
Cara Melihat Reviewer dan Editor Jurnal di Website
Penulis artikel ilmiah memang perlu mengecek siapa reviewer dan editor di sebuah jurnal. Terutama reviewer. Tujuannya banyak, dimulai dari memastikan scope jurnal relevan dengan topik di dalam artikel ilmiah yang disusun.
Sampai kebutuhan untuk mencegah konflik kepentingan. Sebab jika mengenal editor atau reviewer di suatu jurnal, maka ada kekhawatiran tidak atau kurang profesional. Maka biasanya untuk mencegah konflik kepentingan, penulis memilih yang editor dan reviewer tidak dikenal sama sekali.
Adapun cara mengecek siapa editor dan reviewer jurnal adalah lewat website resmi jurnal tujuan. Silakan cari halaman “Editorial Board” untuk mengecek nama-nama editor dan jabatan yang dipangku.
Pada halaman yang sama, di beberapa jurnal juga mencantumkan nama reviewer yang sudah bekerja sama. Misalnya pada jurnal Primer (UNU) https://e-journal.unu-jogja.ac.id/pgsd/index.php/primer/about/editorialTeam.
Jika tidak ditempatkan di satu halaman, biasanya akan ada halaman khusus bertajuk “Mitra Bestari” atau “Reviewer”. Misalnya pada jurnal Uranomic, halaman berisi daftar tim editor dengan reviewer dipisah. Halaman berisi daftar reviewer di halaman “Mitra Bestari”, bisa klik disini https://jurnalannur.ac.id/index.php/quranomic/reviewer.
Pastikan Anda tidak memilih jurnal predator untuk publikasi. Kenali lebih lanjut: