Informasi

5 Perbedaan ISSN dan ISBN dalam Publikasi


Dalam dunia publikasi, ada yang namanya kode unik sebagai identifikasi publikasi tersebut. Sejauh ini ada dua jenis kode unik yakni ISSN dan ISBN, sudahkah mengetahui perbedaan ISSN dan ISBN tersebut? 

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa ISSN ini sama dengan ISBN, hanya beda istilah tapi makna sama. Aktualnya ternyata tidak demikian, karena iSSN memang berbeda dengan ISBN dilihat dari banyak aspek. Berikut penjelasannya. 

Pengertian ISSN dan ISBN

Sebelum memahami apa saja perbedaan ISSN dan ISBN, maka penting untuk memahami dulu definisinya. Sebab dari definisi atau pengertian ini, Anda juga akan langsung mengetahui jika ISSN ini berbeda dengan ISBN. 

ISBN (International Standard Book Number) merupakan deretan angka tiga belas digit untuk identifikasi sebuah buku. Kode tiga belas digit ini sifatnya unik, sehingga berbeda antara satu buku dengan buku lainnya. 

Sedangkan ISSN (International Standard Serial Number) adalah nomor standar internasional untuk mengidentifikasi terbitan berseri seperti surat kabar, majalah, jurnal, dan terbitan berkala lainnya. Sehingga ISSN ini untuk terbitan berkala, bukan untuk buku. 

Kesamaan antara ISSN dengan ISBN adalah sama-sama berisi deretan angka. Tidak heran jika masih banyak yang mengira jika kedua kode unik ini adalah sama, padahal sejatinya berbeda satu sama lain. 

Perbedaan ISSN dan ISBN

Sesuai penjelasan sebelumnya, antara ISSN dengan ISBN memang berbeda. Namun, apa saja perbedaan tersebut? Dikutip melalui berbagai sumber, berikut adalah daftar perbedaan dari dua kode unik di dunia publikasi tersebut: 

1. Penggunaan

Perbedaan yang pertama adalah pada penggunaan, dimana ISBN digunakan untuk mengidentifikasikan terbitan sekali habis. Seperti buku, dimana satu judul akan terbit dalam satu bundel tanpa ada terbitan lain yang berhubungan. 

Sehingga ISBN khusus menjadi kode unik dari terbitan tunggal, mencakup semua buku dan juga monograf. Berikut beberapa jenis terbitan yang wajib atau bisa memiliki ISBN: 

  • Pamflet
  • Terbitan Braille
  • Buku peta
  • FIlm, video, dan transparansi yang bersifat edukatif
  • Audiobooks pada kaset, CD, atau DVD
  • Terbitan elektronik, misalnya CD-ROM, machine-readable tapes, dan publikasi di internet
  • Salinan digital dari cetakan monograf
  • Terbitan microform
  • Software edukatif
  • Mixed-media publications yang mengandung teks

Sedangkan ISSN penggunaannya untuk mengidentifikasikan publisher terbitan berkala. Terbitan berkala ini seperti majalah, koran atau surat kabar, dan juga jurnal ilmiah. 

Jadi, baik jurnal nasional maupun internasional biasanya memiliki ISSN. ISSN akan tercantum di bagian depan sampul setiap terbitan berkala. Satu ISSN akan dimiliki satu  judul terbitan, misalnya satu nama majalah. 

Sekalipun terbit setiap bulan nama majalah tidak berubah. Namun isi artikel atau konten di dalamnya berubah. Hal ini berlaku juga untuk surat kabar dan jurnal ilmiah, baik nasional maupun internasional. 

Baca Juga: Mengenal Fungsi ISBN dan Cara Cek ISBN Secara Online

2. Fungsi

Perbedaan ISSN dan ISBN yang kedua adalah dari aspek fungsi. ISBN berfungsi untuk mengidentifikasikan buku. Sifatnya yang unik akan dirilis secara tunggal untuk satu judul buku. 

Meskipun penulis buku akan menerbitkan dua jilid, maka biasanya akan memiliki judul berbeda sekalipun hanya ada tambahan angka. Contohnya “Marcella 1” dan jilid pertama dan “Marcella 2” pada jilid kedua. Setiap judul mendapat ISBN sendiri (berbeda). 

ISBN kemudian bisa ditelusuri sehingga bisa diketahui judul buku, siapa penulisnya, siapa penerbitnya, kapan diterbitkan, dan lain sebagainya. Sementara ISSN berfungsi sebagai kode unik yang menjelaskan identitas publisher. 

Sehingga tidak bisa digunakan untuk menelusuri setiap terbitan menyajikan informasi seperti apa. Sebab ISSN hanya dimiliki satu publisher saja, sedangkan untuk setiap artikel yang dirilis berkala tidak memiliki ISSN tersendiri. 

3. Jumlah Digit

Poin ketiga yang menjadi perbedaan ISSN dan ISBN adalah jumlah digit. Meskipun keduanya sama-sama terdiri dari deretan angka, akan tetapi jumlah angka di setiap kode berbeda. 

Pada ISBN, untuk terbitan terbaru sudah memakai deretan 13 digit angka. Namun untuk terbitan lama masih menggunakan 10 digit angka. Deretan angka akan dipisahkan tanda strip (-) yang memiliki arti berbeda-beda. Berikut penjelasannya: 

Contoh: ISBN 978-602-1234-56-7

Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (prefix identifier) = 978

Kode kelompok (group identifier) = 602 (default)

Kode penerbit (publisher prefix) = 1234

Kode judul (titel identifier) = 56

Angka pemeriksa (check digit) = 7

Sedangkan kode ISSN terdiri dari 8 digit angka yang ditulis langsung tanpa ada tanda pemisah seperti ISBN. Dikutip dari issn.brin.go.id, penentuan ISSN dilakukan dengan cara berikut: 

  • 3 angka pertama: 977 yang khusus diperuntukkan sebagai identifikasi nomor ISSN.
  • 7 angka pertama dari nomor ISSN.
  • 2 angka tambahan yang bebas ditentukan oleh pemilik ISSN untuk membedakan terbitan berkalanya. Umumnya dimulai dari kombinasi 00 s/d 99.
  • 1 karakter (0-9, X) sebagai karakter-cek EAN-13 yang dihitung secara otomatis berbasis modulo 11.

Baca Juga: Cara Mengurus ISBN dengan Mudah dan Praktis

4. Sifat Penerapan

Perbedaan ISSN dan ISBN keempat adalah sifat penerapan. ISBN bersifat wajib, sehingga seluruh terbitan yang tuntas dalam sekali terbit wajib memiliki ISBN. ISBN hanya bisa diajukan penerbit bukan oleh perorangan. 

Sementara untuk ISSN ternyata sifatnya opsional. Sehingga tidak semua redaksi terbitan berkala mengurus ISSN. Hanya saja di masa mendatang jika ada perubahan aturan, maka tidak tertutup kemungkinan ISSN juga wajib sama seperti ISBN. 

5. Pihak yang Merilis

Perbedaan terakhir adalah dari pihak yang merilis. Secara internasional, ISBN hanya bisa dirilis (dikeluarkan) oleh Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di London. 

Namun di setiap negara ada perwakilan, di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional RI. Sehingga seluruh penerbit terbitan tuntas bisa mengajukan ISBN ke Perpusnas RI tersebut, dimana pengajuan sudah online. 

Sementara pihak yang merilis ISSN adalah ISDS (International Serial Data System) yang berkedudukan di Paris, Perancis. Perwakilan di Indonesia adalah Pusat Nasional ISSN Indonesia yang dinaungi Direktorat Repositori Multimedia dan Penerbitan Ilmiah BRIN. 

Arti Penting Publikasi Dosen Memiliki ISSN dan ISBN

Setelah mengetahui perbedaan ISSN dan ISBN melalui penjelasan di atas, tentunya bertanya-tanya seberapa penting kedua kode unik ini bagi dosen? Publikasi ilmiah dosen di Indonesia memang diatur standarnya dengan ketat oleh Ditjen Dikti. 

Dalam publikasi hasil penelitian ke bentuk buku, dosen diwajibkan menerbitkan buku dengan ISBN agar diakui. Hal serupa berlaku untuk publikasi ke jurnal ilmiah, dimana wajib memilih jurnal yang memiliki ISSN. 

Apalagi, salah satu syarat jurnal ilmiah bisa terindeks di laman SINTA adalah memiliki ISSN. Oleh sebab itu, dosen di Indonesia kemudian wajib menerbitkan artikel ilmiahnya ke pengelola jurnal yang ber-ISSN agar diakui Ditjen Dikti. 

Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik perbedaan ISSN dan ISBN di artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik tombol Share untuk membagikan informasi di artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat. 

Pujiati

Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

Recent Posts

Biaya Kuliah S3 di Dalam dan Luar Negeri

Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…

2 days ago

5 Tips S3 ke Luar Negeri dengan Membawa Keluarga

Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…

2 days ago

Syarat dan Prosedur Kenaikan Jabatan Asisten Ahli ke Lektor

Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…

2 days ago

Perubahan Status Aktif Dosen Perlu Segera Dilakukan

Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…

2 days ago

7 Jenis Kejahatan Phishing Data yang Bisa Menimpa Dosen

Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…

2 days ago

Cara Menambahkan Buku ke Google Scholar Secara Manual

Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…

2 days ago