Menyusun karya tulis ilmiah, ternyata bukan sekadar artikel ilmiah maupun buku. Ada juga pilihan untuk menulis artikel populer. Lalu, sudahkah para dosen memahami perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer?
Memahami perbedaan keduanya sangat penting. Salah satu tujuannya untuk memastikan sudah menyusunnya dengan benar. Jangan sampai artikel ilmiah dianggap sama seperti artikel populer dan dipublikasikan ke media massa. Hal ini membuat isinya tidak mudah dipahami pembaca.
Setelah memahami perbedaan keduanya, barulah Anda menentukan untuk rutin menulis yang mana. Beberapa dosen mengaku menulis artikel ilmiah sebagai prioritas, beberapa lagi berpendapat jika keduanya sama pentingnya. Lalu, mana yang benar?
Anda bisa mulai memahami perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer dari memahami apa itu artikel populer. Sebab, artikel populer sering dijadikan nomor dua atau bahkan kesekian setelah beberapa jenis karya tulis ilmiah lainnya.
Menurut Madyo Ekosusilo (1995), tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode ilmiah dan sistematika bahasa serta isi yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Tulisan ilmiah disini adalah karya tulis ilmiah yang jenisnya sangat beragam. Tulisan ilmiah kemudian diketahui juga mencakup tulisan artikel ilmiah populer atau yang lebih sering disebut dengan istilah artikel populer.
Penambahan istilah “populer” pada tulisan ilmiah ini didasarkan pada penggunaan media massa untuk proses publikasi. Media massa di sini mencakup surat kabar atau koran, majalah, tabloid, dan sebagainya baik yang bersifat offline (cetak) maupun online.
Selain itu, istilah “populer” ini juga bersumber dari penggunaan gaya bahasa. Penggunaan gaya bahasanya lebih mengutamakan gaya bahasa yang umum digunakan dan populer (digunakan, dikenal, dan dipahami semua orang) sehingga bisa menyasar pembaca dari semua kalangan karena isinya mudah dipahami.
Melalui penjelasan tersebut, Anda bisa memahami bahwa artikel populer adalah karya tulis ilmiah yang berpedoman pada standar ilmiah, tetapi ditulis dengan bahasa yang umum atau populer dan dipublikasikan melalui media massa (koran, majalah, tabloid, dan sejenisnya).
Jadi, perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer ini bisa terlihat langsung pada isi yang berkaitan dengan pemilihan topik, gaya bahasa yang digunakan, dan sebagainya. Maka jangan sampai keliru menganggap keduanya sama.
Jurnal atau artikel ilmiah yang ditulis dosen perlu dipublikasikan ke jurnal tertentu, cek Jenis Jurnal dalam Kewajiban Publikasi Dosen dan Angka Kreditnya.
Membantu lebih mengenal perbedaan yang spesifik antara artikel ilmiah dan artikel populer. Berikut beberapa ciri yang dimiliki artikel populer:
Lalu, apa saja ciri artikel ilmiah? Membantu memahami perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer. Berikut beberapa ciri khas dari artikel ilmiah yang punya perbedaan dengan artikel populer:
Ciri yang pertama dari artikel ilmiah adalah presisi. Artinya, isi artikel ilmiah menyajikan fakta yang jelas dan tidak ambigu sehingga pembaca tidak kesulitan untuk langsung memahami makna atau informasi yang disajikan.
Ciri kedua dari artikel ilmiah adalah jelas. Artinya, artikel ilmiah memiliki kejelasan konsep sehingga semua data, informasi, dan unsur lain di dalamnya bisa dipahami oleh semua pembaca tanpa resiko ada kesalahpahaman.
Ciri ketiga adalah objektif. Artinya pernyataan apapun yang dibuat harus didasarkan pada fakta dan data yang terlampir, bukan intuisi atau opini personal penulis. Isinya murni mengacu pada data yang didapatkan secara ilmiah tanpa ada opini sama sekali.
Agar bisa diakui, publikasi Anda tidak boleh diterbitkan di jurnal predator. Apa itu jurnal predator?
Dari penjelasan di atas, tentunya sudah memberikan gambaran mengenai apa saja yang membedakan antara artikel ilmiah dengan artikel populer. Namun, jika masih merasa bingung. Berikut beberapa hal yang menjadi perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer secara umum:
Hal pertama yang membedakan antara artikel ilmiah dengan artikel populer adalah bahasa penyampaian. Seperti penjelasan di awal, artikel ilmiah terikat oleh aturan yang mendalam, mencakup juga gaya bahasa yang digunakan.
Hal ini membuat gaya bahasa di dalam artikel ilmiah kaku dan memang harus demikian. Bahasa penyajian atau penyampaian data cenderung baku mengikuti ketentuan EYD dan formal.
Sementara itu, artikel populer yang ditujukan untuk dibaca masyarakat umum disusun dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami. Pemilihan istilah dan kosakata penting mengacu pada kosakata populer yang banyak digunakan di masyarakat.
Lewat karakter ini, gaya bahasa menjadi fleksibel selama bisa dipahami oleh target pembacanya. Meskipun begitu, penyampaian tetap dianjurkan menggunakan pilihan kosakata baku dan disusun menjadi kalimat efektif agar tidak ambigu.
Hal kedua yang menunjukan perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer adalah topik pembahasan. Pada artikel ilmiah, topik yang diusung adalah topik ilmiah yang dijadikan topik kegiatan penelitian. Sebab umumnya, isi bersumber dari hasil penelitian.
Selain itu, pemilihan topik juga disesuaikan dengan bidang keilmuan penulisnya. Misalnya seorang dosen geografi, maka artikel ilmiahnya akan mengacu pada topik-topik di ilmu geografi. Tidak mungkin lintas bidang keilmuan.
Sementara pada artikel populer, biasanya juga tetap mempertahankan bidang keilmuan penulisnya. Hanya saja, pemilihan topik lebih mengikuti tren di masyarakat dan bertepatan dengan bidang yang menjadi kepakaran penulis.
Misalnya, sebuah peristiwa alam maupun bencana yang tengah hangat diperbincangkan karena peristiwanya masih baru. Topik artikel populer akan mengacu pada peristiwa alam tersebut dan memang sesuai kepakaran penulisnya.
Pada akhirnya, pemilihan topik untuk artikel populer perlu disesuaikan dengan kondisi terkini atau kabar terbaru. Sebab memang akan mengikuti tren maupun topik yang sedang hangat diperbincangkan.
Perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer juga terletak pada sarana publikasi atau media yang digunakan untuk proses publikasi. Seperti yang dijelaskan sekilas sebelumnya, artikel ilmiah dipublikasikan di prosiding dan jurnal ilmiah.
Sementara untuk artikel populer, media publikasinya adalah media massa seperti koran, majalah, maupun tabloid. Hal ini yang membuat pemilihan gaya bahasa dari kedua tulisan ilmiah ini berbeda.
Dimana artikel ilmiah lebih kaku dan formal, sementara bahasa pada artikel populer lebih fleksibel meski tetap mengedepankan kosakata baku. Sebab memang pembacanya adalah masyarakat umum yang juga menjadi target pembaca media massa tersebut.
Publikasi artikel ilmiah tak boleh di jurnal sembarangan, pahami ini sebelum melakukannya:
Poin keempat yang menunjukan perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer adalah pada rujukan. Sebagai bagian dari tulisan ilmiah, penyusunan artikel ilmiah dan artikel populer wajib memiliki sumber atau rujukan yang jelas.
Namun, perbedaan terletak pada cara menyampaikan rujukan tersebut kepada pembaca. Jika pada artikel ilmiah, penyampaian seluruh rujukan dilakukan dengan jelas. Baik dalam bentuk kutipan maupun dimasukan ke daftar pustaka.
Lain halnya dengan artikel populer, yang memang secara struktur tidak ada bagian daftar pustaka. Sehingga penyampaian rujukan langsung di dalam teks, sama seperti penulisan kutipan pada artikel ilmiah.
Hal kelima yang menjadi perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer adalah pada target pembaca. Meskipun keduanya sama-sama masuk kategori tulisan ilmiah. Namun, target pembacanya berbeda dan bisa dilihat dari sarana publikasinya.
Pada artikel ilmiah yang dipublikasi lewat seminar (prosiding) maupun jurnal ilmiah. Jadi, target pembacanya adalah masyarakat ilmiah, seperti para peneliti dan akademisi (dosen dan mahasiswa).
Sementara pada artikel populer, target pembacanya adalah masyarakat umum dari berbagai kalangan. Inilah yang membuat gaya penyajian lebih fleksibel dan didominasi oleh istilah umum yang populer digunakan di masyarakat.
Perbedaan berikutnya antara artikel ilmiah dengan artikel populer adalah pada jangkauan pembaca. Sekalipun artikel ilmiah hanya menyasar masyarakat ilmiah. Namun, jangkauannya cenderung lebih luas disesuaikan dengan jenis media publikasi.
Misalnya publikasi ke jurnal ilmiah. Jika ke jurnal nasional, maka akan menjangkau seluruh masyarakat ilmiah di tingkat nasional (dalam satu negara). Sementara jika masuk jurnal internasional, maka jangkauannya skala global.
Penulis bisa memastikan karyanya bisa ditemukan, dibaca, dan dimanfaatkan oleh masyarakat ilmiah dari berbagai negara di dunia. Apalagi isinya ditulis dengan bahasa internasional yang diakui PBB sehingga bisa dipahami peneliti dan dosen dari berbagai negara di dunia.
Lalu, bagaimana dengan artikel populer? Secara umum, media publikasi berupa media massa membuat jangkauannya maksimal di tingkat nasional. Jika publikasi di media massa lokal, maka pembacanya adalah masyarakat di daerah dimana media lokal tersebut terbit.
Meskipun media massa juga sudah ada yang berbentuk online, misalnya portal berita yang dimiliki sejumlah surat kabar. Namun, pembaca akan terbentur oleh bahasa sehingga jangkauan maksimal pembacanya adalah masyarakat di satu negara.
Perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer juga bisa ditemukan pada struktur. Struktur umum artikel ilmiah adalah judul, nama penulis, abstrak (diketik dengan spasi tunggal), kata kunci, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar rujukan.
Sementara struktur umum untuk artikel populer adalah judul, nama penulis, paragraf pembuka, subjudul isi 1, sub judul isi 2, dst, penutup. Jadi, struktur artikel populer lebih sederhana dan cenderung fleksibel. Misalnya, beberapa penulis tidak memiliki sub judul karena artikel dibuat pendek tapi jelas.
Hal terakhir yang menjadi perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer adalah pada tujuan penulisan. Tujuan penulisan artikel ilmiah biasanya pada hal-hal formal dan mengikuti aturan.
Misalnya pada mahasiswa, penulisan artikel ilmiah untuk publikasi ke jurnal adalah bentuk memenuhi kewajiban sebagai bagian dari syarat kelulusan. Contoh lainnya adalah penulisan artikel ilmiah para dosen yang ditujukan untuk memenuhi kewajiban tri dharma.
Yakni bagian dari pelaksanaan pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Tujuan lain, dosen tersebut ingin mengembangkan karir dengan mengumpulkan KUM dari publikasi artikel ilmiah.
Sementara itu, tujuan dari penulisan artikel populer biasanya dari keinginan penulis untuk membagikan ilmu, wawasan, informasi, maupun opini berdasarkan kepakarannya di suatu bidang. Bahkan, beberapa penulis mengaku menulis artikel populer sebagai pengisi waktu luang sampai mencari hiburan.
Setelah memahami apa saja perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer. Tentu akan muncul pertanyaan, mana yang sebaiknya disusun oleh dosen di Indonesia? Pada dasarnya, kedua jenis karya tulis ilmiah ini sama pentingnya untuk ditulis secara kontinyu.
Sebab, sama-sama menyajikan data dan mendukung kegiatan publikasi hasil penelitian. Selain itu, keduanya juga sama-sama mendukung kegiatan branding diri sehingga seorang dosen bisa lebih dikenal, memiliki jaringan yang luas, dan menerima lebih banyak kesempatan akademik seperti kegiatan kolaborasi.
Namun, jika harus memilih salah satu. Maka bisa memprioritaskan penulisan artikel ilmiah untuk diterbitkan di prosiding maupun jurnal ilmiah. Kenapa? Sebab, karya tulis berbentuk artikel ilmiah yang dipublikasikan membantu dosen mendapat tambahan KUM atau angka kredit.
Dengan demikian, melakukan publikasi artikel ilmiah bisa membantu dosen mengembangkan karir akademik melalui kenaikan jabatan fungsional. Hal ini tentu penting karena pengembangan karir adalah bukti profesionalitas seorang dosen.
Sementara itu, menulis dan mempublikasikan artikel populer tidak memberi tambahan KUM. Hal ini berbeda dengan aturan pada profesi guru di Indonesia. Dimana seorang guru yang aktif menulis artikel populer juga akan mendapat tambahan KUM.
Jadi, jika Anda memiliki kesibukan terlalu padat dan kewajiban akademik masih banyak yang belum tertangani. Sebaiknya Anda fokus dulu menyusun artikel ilmiah dan dipublikasikan sesuai standar Ditjen Dikti.
Baru setelah memiliki lebih banyak waktu untuk menulis, bisa ditambah dengan penyusunan artikel populer. Sebab, meskipun tidak memberi tambahan KUM tetapi penulisannya memberi manfaat cukup beragam bagi dosen.
Dari sini, Anda tahu perbedaan keduanya dan mana yang perlu Anda tulis. Kuasai Cara Membuat Jurnal Ilmiah yang Sesuai Ditjen Dikti selengkapnya.
Meskipun secara profesi, menulis artikel ilmiah lebih menguntungkan bagi dosen karena bisa mendukung pengembangan karir akademik. Namun, menulis kedua jenis tulisan ilmiah ini secara rutin sangat dianjurkan dan apabila memungkinkan dilakukan secara beriringan. Keuntungan menulis baik artikel ilmiah dan artikel populer antara lain:
Keuntungan atau manfaat pertama dari menulis artikel ilmiah dan artikel populer secara kontinyu adalah mengasah keterampilan menulis. Dosen tentu membutuhkan keterampilan ini karena selama masa pengabdian wajib rutin melakukan publikasi ilmiah.
Menulis artikel ilmiah dan populer secara kontinyu juga bermanfaat untuk dosen melakukan personal branding sehingga bisa dikenal luas sebagai pendidik dan ilmuwan yang membuka jaringan luas serta peluang kesempatan akademik. Misalnya ajakan berkolaborasi dalam penelitian, publikasi ilmiah.
Menulis dua jenis tulisan ilmiah ini juga bermanfaat untuk menjadi sarana berbagi ilmu dan wawasan sehingga dosen bisa tetap berbagi keahlian, kepakaran, dan kebaikan kepada banyak orang lewat karya tulis yang dimuat di berbagai media publikasi.
Itulah penjelasan secara rinci mengenai perbedaan artikel ilmiah dan artikel populer. Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke rekan dosen lainnya. Semoga bermanfaat.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…