Peran dosen dalam implementasi Kampus Merdeka tentu masih sangat penting dan krusial, meskipun saat ini lebih condong menjadi kopilot bukan pilot. Maksudnya adalah, dosen memiliki peran pokok sebagai pendamping dan tidak lagi menjadi sumber ilmu bagi mahasiswa.
Jauh sebelum program Kampus Merdeka diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. Dosen merupakan tokoh sentral di kelas yang menjadi sumber ilmu pengetahuan utama dan yang paling dominan. Hal ini membuat kelas dan kegiatan pembelajaran sangat bergantung pada kehadiran dan kualitas dosen tersebut.
Hal ini dirasa memberi batasan ruang gerak kepada mahasiswa untuk berkembang dan mengasah keterampilan akademik dan non akademik. Sehingga dicoba diubah dengan membuat mahasiswa lebih merdeka, sebagaimana yang diterapkan di berbagai negara dengan pendidikan yang sudah maju.
Baca Juga: Sesditjen Dikti: Program Kampus Merdeka Merupakan Peluang Emas
Kampus Merdeka adalah program yang memerdekakan mahasiswa, namun tetap memerlukan peran dosen dalam implementasi Kampus Merdeka tersebut. Sebab mahasiswa tetap membutuhkan pendampingan agar materi perkuliahan yang dipelajari sama atau lebih maksimal dibanding ketika bergantung kepada dosen.
Kampus Merdeka perlu diakui merupakan salah satu program pendidikan yang memiliki fokus kemerdekaan akademik. Kemerdekaan akademik sendiri diketahui menjadi prinsip pokok yang dianut oleh pendidikan tinggi di berbagai negara di dunia. Mayoritas negara yang menerapkannya memiliki kualitas pendidikan yang maju.
Penerapannya di Indonesia tentu menjadi kabar baik, apalagi melalui Kampus Merdeka terdapat banyak kebijakan yang menguntungkan. Seperti:
Keuntungan pertama dari program Kampus Merdeka adalah dilonggarkannya proses akreditasi. Jika dulunya proses akreditasi menuntut perguruan tinggi untuk memenuhi beberapa standar penilaian.
Maka ketika Kampus Merdeka diterapkan prosesnya dibuat lebih sederhana. Akreditasi kabarnya dibuat otomatis, dan untuk akreditasi A hanya akan diberikan kepada kampus yang sudah mendapatkan akreditasi internasional.
Sehingga dengan adanya kolaborasi dengan mitra kelas dunia, proses meraih akreditasi internasional bisa lebih mudah dan cepat. Perguruan tinggi pun bisa lebih fokus memperbaiki kualitas kurikulum, dan akreditasi dengan nilai memuaskan akan lebih mudah untuk didapatkan.
Mahasiswa bersama program Kampus Merdeka memiliki kesempatan emas untuk belajar di luar kampus. Kesempatan ini disebut kesempatan emas, karena bisa menikmati kegiatan pembelajaran dengan banyak warna dan pengalaman sekaligus keseruan.
Mahasiswa bisa melakukan banyak kegiatan pembelajaran di luar kelas, dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Kegiatan luar kelas ini meliputi magang atau praktek kerja, KKN atau membangun desa, penelitian, pertukaran pelajar, kegiatan wirausaha, proyek kemanusiaan, dan sebagainya.
Kegiatan belajar di luar kelas akan menekankan pada praktek, sehingga mahasiswa tidak hanya mendapat ilmu secara teori. Melainkan praktek secara langsung yang kemudian memperluas penguasaan skill.
Hal inilah yang kemudian membantu mahasiswa menjadi lulusan dengan skill tinggi dan punya daya saing tinggi pula. Pencapaian ini krusial karena membantu menekan kemungkinan mahasiswa kesulitan mencari kerja. Sebab memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh banyak perusahaan.
Baca Juga: Kebijakan Utama di Dalam Konsep Kampus Merdeka
Kampus Merdeka memberi hak otonom bagi setiap perguruan tinggi untuk membuka program studi baru. Sehingga perguruan tinggi bisa menyediakan program studi yang memfasilitasi mahasiswa untuk memiliki ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan di masa sekarang.
Misalnya menyediakan program studi baru yang berhubungan dengan teknologi terkini, seperti artificial intelligence. Dimana program studi ini akan mencetak lulusan yang memiliki kemampuan dalam menggunakan maupun menciptakan teknologi AI.
Sebuah teknologi yang mencuri perhatian dunia dan diprediksi akan terus berkembang hingga beberapa dekade mendatang atau bahkan lebih panjang lagi. Program studi seperti inilah yang diharapkan mampu membuka peluang bagi mahasiswa untuk memiliki keterampilan yang sesuai kebutuhan zaman.
Lewat program Kampus Merdeka, setiap Perguruan Tinggi Negeri atau PTN di tanah air memiliki kemudahan untuk mengubah status dari PTN Badan Layanan Umum maupun PTN Satuan Kerja berubah menjadi PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum).
Jika dulunya perubahan status ini memiliki prosedur panjang dan melelahkan, maka dengan Kampus Merdeka prosesnya dibuat lebih mudah. Setiap PTN berkesempatan mengembangkan diri menjadi PTN BH. Sehingga bisa mengurus kegiatan rumah tangga perguruan tinggi secara mandiri.
Baik itu untuk kebutuhan pembukaan program studi baru maupun penutupan program studi yang dianggap kurang atau tidak penting. Keuntungan lain dari PTN BH adalah memiliki kebebasan untuk merekrut SDM berkualitas dengan kriteria pribadi.
Sehingga operasional perguruan tinggi menjadi tanggung jawab penuh perguruan tinggi itu sendiri.
Prinsip pendidikan tinggi yang banyak dianut negara-negara maju adalah mengusung prinsip kemerdekaan akademik. Kemerdekaan ini didapatkan apabila mahasiswa memiliki kebebasan untuk memilih program studi atau bidang keilmuan yang disukai dan diinginkan.
Sedangkan bagi dosen, memiliki kebebasan untuk mengajar di mata kuliah atau program studi yang memang dikuasai dan disukai. Prinsip ini diketahui pertama kali diperkenalkan di tahun 1809 oleh Wilhelm von Humboldt yang merupakan salah satu filsuf besar dari negara Jerman.
Program Kampus Merdeka bisa disebut sebagai titik awal dari penerapan prinsip tersebut di Indonesia. Program ini kemudian memberikan keuntungan maksimal kepada kalangan mahasiswa. Misalnya dari banyaknya program studi baru yang dibuka oleh perguruan tinggi di tanah air.
Program studi ini akan mencetak lulusan yang memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang dibutuhkan oleh zaman. Maksudnya adalah memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan dunia bisnis di era sekarang. Sehingga meminimalkan resiko tingginya lulusan yang menjadi pengangguran.
Bersama peran dosen dalam implementasi Kampus Merdeka mahasiswa memiliki kemudahan untuk mengembangkan diri dan mempelajari apa yang disukai. Kebijakan lain yang menyertai program Kampus Merdeka juga perlu diakui memiliki andil besar dalam meningkatkan kenyamanan belajar bagi kalangan mahasiswa.
Sebab tidak lagi hanya berkutat di lingkungan kampus, melainkan bisa menikmati kegiatan pembelajaran lain yang lebih seru, lebih berwarna, dan lebih kaya pengalaman. Dimana pengalaman ini akan sekaligus memberi ilmu yang diperlukan dan berguna untuk masa depan mahasiswa tersebut.
Pengalaman belajar di luar kelas khas Kampus Merdeka, memberi pengalaman bagi mahasiswa untuk lebih mampu menerapkan ilmu yang dimiliki di kehidupan nyata. Hal ini membantu menjadi alumni perguruan tinggi yang mumpuni dan mampu memberi kontribusi secara langsung kepada industri dan masyarakat.
Pelaksanaan Kampus Merdeka pun diketahui memiliki beberapa karakteristik pencapaian, yang ditujukan untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi tinggi. Sehingga memiliki daya saing yang tinggi untuk menjadi bekal terbaik bersaing di dunia kerja.
Baca Juga: Yuk Pahami Tujuan dan Mekanisme Pertukaran Pelajar Pada Program Kampus Merdeka
Sesuai dengan Permendikbud 3/2020 Pasal 10 yang menjelaskan mengenai standar proses pembelajaran. Sehingga bisa diketahui dengan pasti apa saja peran dosen dalam implementasi Kampus Merdeka. Tujuan dari Permendikbud ini sendiri juga untuk menjelaskan beberapa karakteristik pencapaian dari pelaksanaan Kampus Merdeka.
Karakteristik pencapaian pembelajaran ini mengarah pada proses membangun kegiatan pembelajaran yang kondusif dan sejalan dengan tujuan Kampus Merdeka. Detailnya adalah sebagai berikut:
karakteristik pencapaian pertama dalam kebijakan Kampus Merdeka adalah holistik. Yakni proses pembelajaran yang bisa mendorong pembentukan pola pikir yang komprehensif. Sehingga mahasiswa mampu menginternalisasikan keunggulan dari berbagai kearifan lokal dan nasional.
Pencapaian kedua dalam pembelajaran di kelas bersama dosen adalah tercipta suasana interaktif. Yakni ada keterlibatan antara dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Sehingga dosen perlu memancing interaksi mahasiswa.
Misalnya dengan praktek langsung di kelas, atau mungkin membuka sesi tanya jawab. Kreativitas dosen diperlukan dan menjadi salah satu bentuk peran dosen dalam implementasi Kampus Merdeka yang krusial. Supaya kelas interaktif bisa terbentuk dengan baik.
Kampus Merdeka juga bertujuan untuk menciptakan kelas saintifik, yakni dosen memiliki kemampuan untuk melakukan pendekatan secara ilmiah. Sehingga pendekatan ini memiliki struktur logis yang kemudian bisa ditarik kesimpulan.
Penerapannya akan menciptakan lingkungan akademik yang didasarkan pada sistem nilai, norma, kaidah ilmu pengetahuan, dan juga menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan.
Menciptakan kelas yang integratif juga akan membantu mendapatkan lulusan yang sesuai dengan kriteria program Kampus Merdeka. Integratif sendiri adalah pencapaian pembelajaran dengan menggunakan sistem saling terintegrasi.
Yakni antara pembelajaran dari berbagai bidang ilmu yang dipelajari mahasiswa dan pendekatan antar disiplin ilmu. Selain itu juga bisa melalui pendekatan dari multidisiplin ilmu.
Karakteristik capaian pembelajaran berikutnya adalah tematik, yakni lulusan perguruan tinggi melewati proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik ilmu program studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata.
Sehingga mahasiswa bisa memahami pembelajaran dengan baik karena dikaitkan dengan permasalahan yang nyata terjadi di suatu lingkungan atau daerah. Hal ini juga akan mendorong mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu yang didapatkan dalam mengatasi masalah tersebut.
Berikutnya adalah pencapaian secara kontekstual, yakni pencapaian pembelajaran yang ditunjukan dengan kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan bidang keilmuan yang dipelajari.
Baca Juga: Apa Saja Hak Belajar Tiga Semester di Luar Prodi Kampus Merdeka?
Kampus Merdeka bersama peran dosen dalam implementasi Kampus Merdeka juga diharapkan menciptakan kelas kolaboratif. Yakni mendorong mahasiswa untuk melakukan kegiatan kolaborasi yang mampu menambah pengalaman dan keterampilan.
Kegiatan kolaborasi ini akan menciptakan kegiatan pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar mahasiswa. Sehingga mampu membentuk kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kampus Merdeka juga diharapkan mampu mencetak lulusan yang mendapatkan ilmu pengetahuan secara maksimal. Sebab menikmati kelas dengan pembelajaran yang efektif. Dimana materi perkuliahan bisa didapatkan dan dipelajari dengan cepat, sehingga tidak membuang banyak waktu untuk menguasai suatu materi.
Kampus Merdeka memang berpusat pada kemerdekaan mahasiswa dalam belajar. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan menikmati proses belajar secara maksimal.
Jika merasa butuh suatu keterampilan, maka mahasiswa bisa mempelajarinya dengan difasilitasi oleh dosen dan perguruan tinggi. Sehingga pencapaian atas penerapan Kampus Merdeka salah satunya dibuktikan dengan mahasiswa yang dijadikan sebagai pusat pembelajaran dan bukan lagi pada dosen.
Kampus Merdeka memang memberi kemudahan bagi mahasiswa untuk mendapat kemerdekaan atau kebebasan dalam belajar. Namun untuk bisa mencapai tujuan tersebut, tentu tidak dapat dilepaskan dari peran dosen dalam implementasi Kampus Merdeka. Apa saja peran tersebut? Beberapa diantaranya adalah:
Kampus Merdeka mengubah dosen biasa menjadi dosen penggerak, yang memberi kemudahan bagi mahasiswa untuk memiliki banyak skill, pengetahuan, dan pengalaman. Dosen kemudian dituntut untuk memperbanyak sesi tanya jawab dan praktek bersama mahasiswa.
Dibanding berceramah sepanjang jam kuliah di depan kelas. Sebab kegiatan mengajar dengan model lama ini diketahui tidak memberi manfaat signifikan. Dinilai hana menyalurkan ilmu pengetahuan secara teori, dan kemudian mudah dilupakan oleh mahasiswa.
Jika dosen bisa menerapkan kelas kolaboratif dan memperbanyak praktek bersama mahasiswa ketika Kampus Merdeka diimplementasikan. Maka tujuan Kampus Merdeka tersebut akan tercapai. Fasilitas yang diberikan dosen bisa di dalam kelas dan diluar kelas. Diluar kelas dosen bisa menjadi pembimbing mahasiswa.
Program Kampus Merdeka adalah program baru yang mengubah sistem pembelajaran di pendidikan tinggi. Implementasinya praktis tetap membutuhkan peran dosen, namun dosen diharapkan lebih sebagai kopilot yang memberi dampingan. Tidak terkecuali dalam memberi motivasi.
Dosen diharapkan mampu memotivasi mahasiswa untuk aktif mengikuti berbagai kegiatan belajar baru di dalam program Kampus Merdeka. Ketika mahasiswa menghadapi kesulitan maka dosen bersedia untuk memberi bantuan, sehingga mahasiswa tidak kehilangan arah dan semangat.
Baca Juga: Yuk Kenali Kebijakan Baru Tentang Merdeka Belajar – Kampus Merdeka
Tugas dosen memang tidak mengalami perubahan berarti pada saat Kampus Merdeka diterapkan. Yakni tetap mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdapat tugas pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan penelitian diharapkan tetap berjalan dan kemudian melibatkan mahasiswa. Sebab salah satu kegiatan di luar kelas yang bisa didapatkan mahasiswa Kampus Merdeka adalah melakukan penelitian. Baik penelitian dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian nasional dan internasional.
Bersama peran dosen dalam implementasi Kampus Merdeka yakni dengan menjalankan penelitian dan menggandeng mahasiswa. Maka akan membantu mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman melakukan penelitian secara langsung.
Selama dua semester mahasiswa akan mendapat kebebasan untuk belajar di luar kelas, dan bahkan di luar kampus. Sisa semester lain tetap dilaksanakan di dalam kelas yang tetap berada di bawah bimbingan dosen. Sehingga peran dosen dalam implementasi kebijakan baru ini tetap sangat krusial.
Tetap memberi pembelajaran, namun tidak lagi dengan metode ceramah namun memberi bimbingan dan dampingan sesuai kebutuhan mahasiswa. Selama mahasiswa belajar di luar kelas pun dosen tetap dibutuhkan mahasiswa, yakni ketika mengalami kesulitan dan memiliki pertanyaan.
Dosen kemudian membimbing mahasiswa untuk mendapatkan ilmu dari sumber lain, selain dari yang disampaikan dosen. Sehingga dosen perlu meningkatkan pengalaman dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Supaya bisa merekomendasikan media mana saja dan situs mana saja yang bisa menjawab kebutuhan belajar mahasiswa di Kampus Merdeka tadi. Bimbingan ini penting agar mahasiswa tidak tersesat pada saat mencari sumber ilmu lain.
Masih banyak sekali peran dosen dalam implementasi Kampus Merdeka, yang tentu memberi kontribusi besar pada kesuksesan program Kemendikbud tersebut. Dosen memiliki peran penting untuk mensukseskan program Kampus Merdeka, dengan memberi fasilitas kepada para mahasiswanya.
Apalagi tugas dosen sebagaimana dalam Tri Dharma tetap dilaksanakan, dan memiliki tugas penting untuk segera mengubah cara mengajar di kelas. Oleh Nadiem Makarim, dosen di Kampus Merdeka kemudian disebut dosen penggerak.
Dosen penggerak akan lebih fokus mencari dan memberi jawaban atas segala pertanyaan mahasiswa. Sehingga tidak lagi menghabiskan waktu mengajar dengan ceramah di depan kelas seperti masa dimana Kampus Merdeka belum dicetuskan dan dilaksanakan.
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…