Pernah menjumpai suatu kata di karya tulis yang diberi tanda pangkat? Tanda pangkat ini mengarahkan kamu untuk melihat ke bawah, disitulah kamu akan menemukan penulisan catatan kaki.
Catatan kaki dikenal juga dengan istilah footnote, dan menjadi komponen yang jamak dijumpai dalam sebuah karya tulis. Penambahannya bisa jadi sangat diperlukan ketika menggunakan suatu kata asing, kutipan referensi, dan sebagainya.
Jika kamu saat ini sedang berkutat menyusun skripsi, tesis, jurnal, maupun novel dan karya tulis jenis lainnya. Maka tidak akan rugi memahami catatan kaki tersebut dari luar sampai dalam, karena bisa jadi akan menambahkannya pada tulisan yang sedang digarap.
Mengenal Catatan Kaki dan Fungsinya
Merujuk dari berbagai sumber, catatan kaki atau footnote memiliki definisi sebagai keterangan yang kemudian dicantumkan penulis di margin bawah. Pada dasarnya, catatan kaki sesuai namanya memang diletakan di bagian bawah dimana suatu kata perlu dijelaskan lebih dalam namun tidak memungkinkan dijelaskan di dalam paragraf dimana kata tersebut berada.
Hanya saja, penulisan catatan kaki tidak selalu diletakan di margin bawah namun bisa pula diletakan di bagian akhir suatu tulisannya. SIfatnya ditulis menyerupai daftar pustaka dan diletakkan di bab khusus untuk catatan kaki tersebut.
Sebagai penulis tentu bisa menentukan dimana letak catatan kaki akan dibuat, paling ideal memang diletakan di margin bawah. Sehingga membantu pembaca untuk langsung mengetahui arti dari suatu kata yang diberi tanda pangkat angka.
Sehingga pembaca tidak perlu repot membolak-balik dari halaman depan atau tengah menuju ke ujung bacaan yakni di halaman akhir. Hanya sekedar mengetahui arti suatu kata yang diberi tanda pangkat tadi.
Baca Juga: Inilah 5 Cara Mengutip dari Jurnal yang Umum Digunakan
Melalui penjelasan tersebut, tentunya fungsi dari penulisan catatan kaki cukup beragam. Secara mendasar fungsi catatan kaki (footnote) antara lain:
1. Memberi Penjelasan Mendalam
Catatan kaki bisa dikatakan masih menjadi bagian dari kutipan, dimana penulis akan mencantumkan suatu kata yang diambil dari referensi lain. Baik itu berupa tulisan maupun lisan, namun umumnya berupa tulisan.
Penambahan kata yang tidak familiar tersebut pada akhirnya akan menambah wawasan pembaca. Sehingga menjadi pernah mendengar, memahami artinya, dan kemudian terbiasa dengan kata asing tersebut.
Penulisan catatan kaki juga bisa dilakukan penulis dengan tujuan untuk memberi penjelasan mendalam. Yakni dikaitkan dengan suatu kata dari referensi yang menjadi bagian dari penulisan karya tulis yang dikerjakan. Topik yang diangkat pun bisa dijelaskan secara lebih mendetail dan mudah dipahami pembacanya.
2. Bentuk Penghargaan Terhadap Sumber Referensi
Menyusun karya tulis tentu akan merasakan suka duka selama prosesnya berlangsung. Memahami prosesnya panjang dan melelahkan, maka dengan menambahkan catatan kaki. Sama artinya memberi dukungan dan penghargaan pada penulis lain.
Lewat catatan kaki inilah semua penulis berkesempatan untuk menghargai jerih payah penulis lain. Sehingga mencantumkan suatu kata yang diambil dari karya mereka, dan kemudian dicantumkan kreditnya dengan jelas.
Baca Juga: Kiat Produktif Publikasi Jurnal untuk Menaikkan Angka Kredit
3. Menunjukan Referensi Bacaan kepada Pembaca
Melakukan penulisan catatan kaki pada tulisan yang dibuat juga bisa membantu pembaca mendapatkan referensi bacaan. Yakni untuk membantu mereka yang ingin mendalami topik atau materi yang diangkat.
Sebab referensi yang kemudian dijadikan catatan kaki tentu masih berhubungan dengan topik. Oleh sebab itu, sama artinya memberi referensi bacaan yang masih ada hubungannya agar pembaca bisa menggali informasi lebih mendalam.
4. Bukti dari Referensi yang Dipakai Penulis
Penambahan catatan kaki pada karya tulis juga bisa menjadi bukti bahwa penulis menuangkan sesuatu yang diambil dari referensi yang tercantum di daftar pustaka. Sehingga tidak hanya dibaca, dipahami, dan disampaikan dengan bahasa sendiri.
Namun, ada beberapa hal baik itu satu atau dua kata dan satu kalimat utuh yang diambil dari referensi tersebut. Sehingga bisa membuktikan kepada pembaca bahwa referensi di daftar pustaka memang dimanfaatkan secara optimal oleh penulis.
Baca Juga: Cara Cek Plagiarisme untuk Jurnal dan Skripsi Secara Online
Ketentuan dalam Penulisan Catatan Kaki
Setelah mengetahui fungsi dari penulisan catatan kaki maka langkah berikutnya adalah memahami ketentuan dari penulisannya. Penulisan footnote tentu ada aturan yang perlu dipahami dan dijadikan panduan saat mencantumkannya ke karya tulis.
Berikut adalah beberapa ketentuan penulisan catatan kaki :
1. Ukuran Huruf
Ketentuan pertama dalam menuliskan catatan kaki adalah mengenai ukuran huruf. Berhubung letaknya di margin bawah maka biasanya ukuran huruf dibedakan dengan huruf di dalam halaman tersebut.
Ukuran huruf untuk catatan kaki menggunakan ukuran 10, yang tentu akan tampak sangat kecil di margin bawah. Namun dijamin tetap bisa dibaca, dan biasanya menyajikan informasi pendek atau singkat namun bisa dipahami.
2. Tanda Catatan Kaki
Catatan kaki juga memiliki tanda, lebih tepatnya penomoran yang dibuat berurutan dari halaman pertama sampai akhir. Penulisannya dibuat seperti pangkat atau dibuat superscript untuk kamu yang menulis di aplikasi Microsoft Word.
Jadi, pada kalimat yang mengarah pada penulisan catatan kaki akan ditambahkan superscript di akhir kata. Sedangkan di catatan kaki, angka superscript ini akan diletakan di depan sebelum kalimat penjelasnya.
3. Penulisan Dibuat Menjorok
Perbedaan lain antara penulisan catatan kaki dengan paragraf di isi tulisan adalah dibuat menjorok ke dalam. Sehingga saat menulisnya perlu diawali dengan menekan tombol Tab di keyboard.
Nantinya akan menjorok lebih ke dalam dan baru kemudian menambahkan angka yang diatur superscript sesuai penjelasan di poin sebelumnya. Diikuti oleh kalimat penjelasan dan sumber dari kata tersebut.
Baca Juga: Merasa Lelah Menyusun Jurnal Ilmiah? Kenali 5 Manfaatnya disini Agar Lebih Semangat Menyelesaikannya
4. Penulisan Nama Sumber
Catatan kaki juga ada kewajiban menyebutkan nama sumber dimana suatu kata yang dimasukan ke tulisan tersebut berasal. Penulisannya adalah mencantumkan nama lengkap penulis sumber, sehingga tidak perlu dibalik dan tidak perlu ditambahkan gelar.
Apabila sumber ditulis oleh beberapa penulis, maka nama penulis yang dicantumkan adalah penulis pertama saja. Sehingga dari segi nama penulis berbeda tipis dengan aturan penulisan daftar pustaka.
5. Penulisan Judul Sumber
Ketentuan berikutnya di dalam penulisan catatan kaki adalah mengenai penulisan judul sumber. Judul sebaiknya ditulis lengkap sesuai judul referensi, selain itu wajib menggunakan huruf miring atau Italic.
6. Penggunaan Singkatan
Saat pembaca membaca sebuah buku, jurnal, maupun karya tulis jenis lain dijamin akan menemukan sejumlah singkatan pada catatan kaki. Penulisan singkatan in tetu ada maksudnya, dan para penulis harus lebih paham dibanding pembaca.
Singkatan yang umum muncul di dalam penulisan catatan kaki ada .ibid, op.cit, dan lain-lain. Singkatan ini mengarah pada jenis catatan kaki, contohnya adalah kata ibid yang berarti catatan kaki tersebut sudah pernah dikutip pada tempat yang sama.
Teliti dalam menulis catatan kaki akan membuatnya sesuai dengan aturan dan ketentuan yang dipaparkan di atas. Oleh sebab itu, sebagai penulis tidak hanya perlu paham bagaimana menuangkan isi kepala menjadi tulisan. Melainkan juga paham berbagai ketentuan dalam menulis, termasuk ketentuan penulisan catatan kaki di atas.
Penulis : duniadosen.com/Pujiati