Oleh: Prof. Dr. Suroso, M.Pd. (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Sastra Indonesia pada Fakultas Bahasa dan Seni UNY)
Dunia penulisan di kalangan perguruan tinggi belum menggembirakan. Sumbangan publikasi ilmiah dosen perguruan tinggi Indonesia hanya 0,0125% dari publikasi ilmuwan dunia. Artinya publikasi dosen PTN dan PTS Indonesia kira-kira 1/8% dari publikasi ilmuwan dunia (Widaryanto, 1998).
Jika Indonesia memiliki 45 PTN dan 1400 PTS dengan jumlah dosen 1.850.000 orang. Jika tiap-tiap dosen dalam satu tahun menulis satu judul buku maka dalam satu tahun akan terbit 1.850.000 judul buku. Demikian pula jika setiap dosen, satu tahun sekali menulis dua judul artikel di media massa maka akan dipublikasikan 3.700.000 judul tulisan.
Survey yang dilakukan di salah satu Universitas di Yogyakarta dalam satu tahun hanya dipublikasikan 279 jurnal ilmiah dan 150 artikel di media massa. Artinya dalam satu bulan hanya ditulis 23 jurnal dan 13 artikel di media massa oleh 1000 dosen. Padahal universitas sudah menyediakan dana Rp 1,2 milyar yang salah satunya digunakan untuk membiayai program publishing university.
Hasilnya, sebagian besar dosen belum mampu menulis di media. Satu hal yang merisaukan rendahnya publikasi karya ilmiah dosen perguruan tinggi disebabkan kendala dalam melakukan kegiatan membaca dan menulis. Variabel lemahnya kemampuan dosen dalam menulis itu diantaranya disebabkan oleh rendahnya kegiatan mengakses informasi.
Dosen belum memiliki sarana pengembang kegiatan menulis seperti ketersediaan koleksi, malasnya kunjungan ke perpustakaan atau mendownload di website. Kunjungan dosen ke perpustakan masih rendah. Kesanggupan dosen untuk membeli buku, berlangganan jurnal, dan mengalokasikan sebagian uangnya untuk melengkapi kegiatan menulis juga rendah, termasuk kemampuan menerjemahkan yang belum baik.
Selain faktor-faktor yang disampaikan di atas, lemahnya kesanggupan dosen dalam menulis juga disebabkan daya beli masyarakat yang rendah dalam membeli buku. Daya beli masyarakat yang rendah menyebabkan buku-buku yang diterbitkan dengan biaya tinggi tidak terbeli, sehingga merugikan penerbit dan pengarang.
Pembajakan buku yang makin banyak juga merugikan penulis dan penerbit. Penulis pun seringkali dirugikan oleh penerbit dengan pembayaran royalty yang tidak lancar. Jenis Buku dan Pemasarannya Buku dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu buku umum (trade), buku Pendidikan (textbook) dan buku profesional.
Jenis buku yang diperdagangkan luas dengan sasaran pembaca yang seluas-luasnya. Buku-buku yang dapat dimasukkan dalam kategori ini adalah: buku cerita fiksi, biografi, humor, puisi, agama (praktika). Untuk mamahami buku-buku ini tidaklah sulit karena tidak menggunakan istilah-istilah ilmiah.
Buku-buku ini ditujukan kepada pelajar dan mahasiswa mulai dari TK sampai mahasiswa S3. Buku ini digunakan untuk proses belajar mengajar baik formal maupun nonformal. Penulisnya adalah pakar di bidangnya, menggunakan banyak istilah, latihan, dan daftar pustaka yang memadai.
Buku pelajaran dibagi :
(a) buku pelajaran pokok yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran seperti yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku (KBK), dipilih dan disusun secara teratur dan harus dikuasai oleh siswa pada jenis dan tingkat pendidikan tertentu. Buku ini harus direkomendasikan oleh pemerintah yang dalam hal ini Pusat Perbukuan Nasional.
(b). buku pelajaran pelengkap, buku yang berisi pengayaan dari sebagian pokok bahasan pada mata pelajaran tertentu, disusun secara bersistem, mendukung pelaksanaan kurikulum, dan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sebagai pelengkap materi buku pelajaran pokok;
(c) Buku Bacaan digunakan untuk memperkaya pengetahuan dan memperluas wawasan peserta didik untuk membentuk 3 watak. Yaitu, kepribadian, sikap, mengembangkan keterampilan, dan memberi hiburan. Buku bacaan dapat dibagi buku bacaan fiksi dan nonfiksi;
(d) buku sumber, yaitu buku yang digunakan sebagai sumber rujukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam memperluas dan memperkaya ilmu pengetahuan.
Buku-buku yang diterbitkan untuk para profesional untuk memberi wawasan seiring perkembangan zaman. Jenis buku ini diantaranya buku untuk wiraniaga dan wirausaha, pebisnis, olahragawan, dokter, ekonom, manajer, guru, dosen, birokrat, hakim, jaksa, wartawan, dan lain-lain.
Dari ketiga jenis buku tersebut yang paling laris adalah buku teks. Tiras buku teks mencapai puluhan hingga ratusan ribu sekali cetak. Sedangkan buku jenis umum atau pun buku profesional dicetak 2000-5000 sekali cetak. Tidak mengherankan bila buku teks adalah buku yang paling laris karena sifat penjualannya yang bersifat “pemaksaan” baik oleh sekolah/universitas atau oleh Dinas Pendidikan.
Menulis Buku Ajar Menulis buku ajar perguruan tinggi tidak lepas dari (a) mata ajar (mata kuliah), (b) perancangan pengajaran, (c) metode pengajaran, dan (d) bahasa yang digunakan. Jika diskemakan dapat dilihat dalam bagan berikut ini. BUKU AJAR Bahasa tulisan Metode pengajaran Rancang rupa Mata ajar 4
Sedang menulis Buku Ajar buat naik jenjang karir tapi tidak yakin format dan aturan isinya? Ebook ini bisa jadi panduan
MASIH GRATIS! Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)
Menulis jadi mudah, angka kredit bertambah
Merancang Pengajaran
Bila dosen ingin mengajarkan mata kuliah tertentu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah merumuskan tujuan untuk apa mengajarkan mata kuliah itu? Langkah selanjutnya mempelajari keadaan siswa yang akan menerima matakuliah yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Langkah selanjutnya adalah memilih dan menyusun topik, menentukan cara pengajaran, membuat tugas untuk kegiatan belajar mengajar, media pengajaran, alat evaluasi pengajaran (latihan dan tugas) dan alat bantu (buku ajar, film, dsb) (Sakri, 2001).
Metode Pengajaran
Rancang Rupa (Book Design)
Merancang rupa adalah menerjemahkan naskah ke dalam rupa buku untuk membantu agar tulisan menjadi jelas. Perancangan ini menyangkut pilihan huruf, penataan pasal demi pasal, menebalkan dan memiringkan dsb. Rancang rupa ini biasanya urusan layout dan setting oleh penerbit.
Bahasa Tulisan Buku Ajar
Mengunakan bahasa tulisan. Penyampaian dalam bahasa tulisan berlangsung komunikasi searah karena pembaca tidak ada di sekitar penulis. Berkomunikasi dalam menulis buku ajar lebih kompleks bila dibandingkan dengan ceramah.
Disampaikan dalam Pelatihan Penulisan Buku Sekolah Alkitab Baptis, di STBI, 29 Nov – 1 Des 2004.
Memenuhi BKD dengan menulis buku ajar? BISA! Pahami dulu seluk beluk buku ajar agar proses menulis jadi lancar.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…