Ainun Na`im selaku Sekretaris Jenderal Menristekdikti menekankan perguruan tinggi harus mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan meningkatkan hak kekayaan intelektual, publikasi, dan inovasi. (dok. antaranews.com)
Jakarta – Ainun Na`im selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menekankan perguruan tinggi harus mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan meningkatkan hak kekayaan intelektual, publikasi, dan inovasi. Menurutnya perguruan tinggi di Indonesia harus mencapai visinya di bidang Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Hal ini ia sampaikan saat menjadi pembuka acara Riset Pro beberapa waktu lalu.
“Dalam skema itu pendidikan tinggi kita harus meningkatkan kinerjanya di bidang pengembangan Iptek, berupa publikasi di top journal, meningkatkan HKI dan inovasi, juga impact-nya kepada masyarakat dan industri,” ujar Ainun, dilansir antaranews.com (23/6).
Hal tersebut perlu dilakukan agar universitas-universitas di Indonesia meningkatkan peringkatnya dalam World Class University. Di sisi lain, menurut Ainun, juga perlu meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan vokasional yang relevan dengan industri dan kebutuhan masyarakat.
Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir ahir tahun 2017 silam. Dikutip dari antaranews.com, Nasir menegaskan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta harus terus berinovasi menghadapi persaingan yang kian ketat.
“Kalau ingin menjadi perguruan tinggi yang berkualitas, harus terus berinovasi, baik dalam program studinya maupun yang lainnya. Apalagi, dalam era digital. Inovasi sangat penting,” katanya di Semarang saat menghadiri Rapat Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) VI Jawa Tengah.
Ia menjelaskan persaingan sekarang kian ketat termasuk dalam dunia pendidikan dengan masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia sehingga perguruan tinggi di Indonesia harus bersiap.
“Sebentar lagi, perguruan tinggi asing masuk ke Indonesia. Kemarin sudah ada pembicaraan dengan Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, Korea. Mereka masuk ke Indonesia semua,” katanya.
Untuk itu, dengan masuknya perguruan tinggi asing, perguruan tinggi Indonesia bisa bekerja sama dalam banyak bidang sehingga kemampuan berbahasa asing sangatlah penting. Jadi perguruan tinggi tidak hanya dituntut mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan meningkatkan hak kekayaan intelektual, publikasi, dan inovasi tetapi juga mampu menghadapi tantangan dan persaingan dengan adanya perguruan tinggi asing.
Ainun berharap perguruan-perguruan tinggi di Indonesia akan semakin mengembangkan kapasitas dan kualitas untuk menjadi perguruan tinggi berkelas dunia. Ia juga berharap akan ada banyak inovasi dan teknologi yang bertaraf nasional dan internasional yang diciptakan oleh perguruan tinggi. Hasil-hasil inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan meningkatkan daya saing Indonesia. Produk inovasi yang dihasilkan pun diharapkan menjawab tantangan kebutuhan bangsa dan dunia.
Redaksi
Sebelum mulai menulis naskah, tentunya penting untuk memahami detail perbedaan buku ajar, buku monograf, dan…
Membaca buku berisi pedoman penulisan buku ajar dan buku monograf tentu hal penting bagi dosen.…
Mengenal luaran dan struktur buku hasil penelitian tentu penting bagi seorang dosen. Sebab, luaran dalam…
Pernahkah bertanya-tanya, mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis? Pertanyaan ini tentu lumrah dimiliki oleh calon…
Ada banyak sekali arti penting atau urgensi penerbitan buku monograf sebagai luaran hasil penelitian. Sebab…
Penyebarluasan hasil penelitian dosen bisa dilakukan dengan menerbitkan book chapter atau bunga rampai. Namun, tentunya…