Dunia pendidikan di Indonesia kembali menjadi sorotan dan perbincangan di dunia internasional. Setelah kasus dugaan pencatutan nama yang dilakukan salah satu dosen sekaligus dekan di Universitas Nasional (Unas) beberapa waktu lalu.
Terbaru, muncul kembali dugaan pelanggaran etika publikasi ilmiah yang dilakukan dosen sekaligus mahasiswa dari Indonesia. Kali ini, artikel ilmiah milik asisten profesor bidang Ekonomi Politik Pembangunan di University of Cambridge menjadi korban penjiplakan.
Dosen di salah satu perguruan tinggi di Indonesia kembali menerima isu tak sedap, usai seorang asisten profesor dari Universitas Cambridge atau University of Cambridge meluapkan kekecewaannya karena artikel ilmiahnya diduga dijiplak.
Asisten profesor tersebut dikutip dari tempo.com diketahui bernama Ilias Alami. Pada Minggu (21/04) membuat cuitan di X (Twitter) yang menyebut jika artikel ilmiahnya dijiplak oleh seorang dosen dari Indonesia.
“Rupanya seseorang menyalin/menempel 100% salah satu artikel yang saya tulis bersama rekan penulis saya tentang kapitalisme negara dengan chatGPT, dan mempublikasikannya,” tulis Ilias di media sosial X.
Dalam cuitan tersebut, Ilias juga membagikan tautan dari artikel ilmiah yang sudah disusun bersama rekannya, yakni Heather Whiteside, Adam D Dixon, dan Jamie Peck. Artikel tersebut berhasil terbit di Sage Journal pada 12 Februari 2023. Adapun judulnya adalah:
“Making space for the new state capitalism, part II: Relationality, spatiotemporality and uneven development.”
Lebih lanjut, Ilias pun tidak terlupa membagikan tautan dari publikasi artikel ilmiah yang diduga menjiplak karyanya tersebut. Adapun judul artikel yang diduga isinya jiplakan adalah:
“Creating room for the emergence of state capitalism: Interconnectedness, spatial, and temporal dimension, and unequal progress.”
Artikel ilmiah yang diduga menjiplak karya milik Ilias ini terbit di International Journal of Economic Literature (INJOL). Usai dilakukan pemeriksaan oleh Ilias, ternyata penulisnya adalah salah satu dosen di Intitut Teknologi PLN atau ITPLN Jakarta.
Artikel ilmiah yang diduga merupakan hasil penjiplakan ini diketahui disusun oleh dosen bernama Rio Afrianda dan dibantu penyusunannya oleh salah satu mahasiswanya bernama Azeddin Laraki di ITPLN Jakarta.
Cuitan yang dibagikan oleh Ilias di X kemudian viral dan menjadi sorotan warganet. Tidak sedikit yang penasaran bagaimana dosen dari Universitas Cambridge ini bisa mengetahui artikel ilmiahnya dijiplak.
Rupanya, Ilias menjelaskan bahwa menerima notifikasi dari Google Scholar soal kutipan. Setelah membuka notifikasi tersebut, dirinya menemukan salah satu artikel ilmiah yang judulnya nyaris mirip dan tentu saja langsung menarik perhatiannya.
Siapa sangka, tak hanya judul yang nyaris mirip dengan publikasi ilmiahnya. Ilias ketika dihubungi pihak Tempo melalui LinkedIn juga mengaku menemukan persamaan lainnya. Seperti kata pertama pada judul sampai bagian kesimpulan pada tubuh artikel ilmiah karya dosen ITPLN tersebut.
Usai kasus dugaan penjiplakan ini viral, Ilias menuturkan kepada tim Tempo bahwa sudah menerima email permintaan maaf dari dosen Rio Afrianda dan Azeddin Laraki.
“Kemudian pada hari Minggu saya menerima email dari dua penulis, masing-masing meminta maaf,” terang Ilias.
Selain meminta maaf kepada Ilias, publikasi artikel yang diduga hasil menjiplak juga sudah dihapus dari website jurnal INJOL. Lewat langkah ini, Ilias mengaku meski sempat kecewa tetapi tidak ingin memperpanjang masalah. Sehingga tidak mengajukan laporan kepada pihak Universitas Cambridge dan menganggap masalah ini sudah selesai.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…