Hati-hati penipuan modus OTP! Modus penipuan di era digital seperti sekarang semakin beragam. Tidak sedikit yang mampu menciptakan modus yang sangat meyakinkan hingga korban kesulitan menyadari aksi penipuan tersebut.
Salah satu bentuk penipuan tersebut dialami oleh sejumlah peserta webinar yang diselenggarakan oleh Dunia Dosen. Pelaku penipuan mengatasnamakan diri mereka sebagai tim dari Dunia Dosen untuk mengelabui korban.
Modus penipuan menggunakan dalih kode OTP (One Time Password) yang dikirimkan sistem melalui SMS di nomor milik korban untuk proses pengiriman sertifikat peserta webinar. Terkait kasus ini, Dunia Dosen mengimbau untuk hati-hati penipuan modus kode OTP.
Dunia Dosen TIDAK PERNAH meminta kode OTP dalam bentuk SMS, WhatsApp, maupun media komunikasi online lainnya. Adapun untuk sistem pengurusan dan pengiriman sertifikat peserta webinar berbasis (1) Google Form resmi yang diberikan oleh Admin Dunia Dosen dan/atau (2) formulir dari website resmi duniadosen.com.
Tim Dunia Dosen akan membagikan formulir pengajuan sertifikat melalui ruang diskusi di tengah Zoom Meeting selama webinar berjalan. Formulir online ini nantinya akan diminta untuk diisi oleh semua peserta webinar
Dalam proses tersebut, tidak ada tahap verifikasi sampai pengiriman kode OTP oleh sistem di form yang dikirimkan. Jika ada SMS, pesan instan di WhatsApp, Telegram, dan media komunikasi online lain yang meminta kode OTP. Sebaiknya diabaikan, karena dikhawatirkan merupakan modus penipuan.
Berdasarkan pengakuan sejumlah korban yang melakukan konfirmasi ke tim Dunia Dosen, pelaku penipuan memakai modus meminta korban mengisi data diri untuk pengiriman sertifikat webinar. Permintaan ini seringnya dikirimkan lewat WhatsApp atau SMS.
Tahap selanjutnya, pelaku penipuan mengaku membutuhkan verifikasi dengan kode OTP yang dikirimkan ke nomor handphone korban. Jika korban enggan memberikan kode OTP tersebut, pelaku penipuan tidak sungkan mencecar korban agar segera dikirimkan.
Atas laporan dan keluhan peserta webinar yang diselenggarakan Dunia Dosen tersebut. Tim Dunia Dosen mengimbau para peserta webinar untuk waspada dan hati-hati penipuan modus kode OTP karena pengiriman sertifikat webinar tidak membutuhkan kode OTP dan bentuk verifikasi dua langkah lainnya.
Jika mengalami kasus tersebut, baik yang serupa maupun ada kemiripan, para korban bisa segera konfirmasi ke tim Dunia Dosen melalui beberapa kontak resmi di bawah ini:
Bagi peserta webinar yang mendapati ada SMS, WhatsApp, email, dan sebagainya yang meminta kode OTP. Sangat disarankan untuk konfirmasi dulu ke Dunia Dosen sebelum memberikan kode tersebut.
Pasalnya, Dunia Dosen sekali lagi tidak menggunakan sistem keamanan verifikasi dua langkah atau autentikasi 2 faktor untuk pengiriman sertifikat kegiatan. Jika kemudian mendapat tekanan dan dicecar untuk segera mengirimkan kode OTP. Anda dianjurkan untuk memblokir kontak yang mengirimkan pesan dan menelpon Anda tersebut.
Kode OTP sendiri dipahami sebagai model dari sistem keamanan untuk melindungi data pribadi. Secara umum menjadi bagian dari sistem keamanan saat berusaha masuk (login) ke sejumlah akun. Mulai dari login ke email, akun media sosial, aplikasi mBanking, dan lain sebagainya.
Jadi, sifat kode OTP sensitif dan biasanya punya masa berlaku pendek sekitar beberapa detik sampai beberapa menit. Oleh sebab itu, dengan memahami hal ini, Dunia Dosen menghimbau untuk waspada dan hati-hati penipuan modus kode OTP.
Mencari informasi terkait regulasi AI untuk penelitian ilmiah tentu penting. Sebab dalam kegiatan penelitian tentu…
Sudahkah mulai mengecek atau mencari tahu tren publikasi akademik atau publikasi ilmiah? Termasuk juga prediksi…
Salah satu strategi meraih hibah penelitian Kemdiktisaintek adalah menghindari kesalahan dalam menulis proposal usulan. Tahap…
Mencari informasi dan mempelajari tata cara menulis kerangka proposal yang berpeluang lolos hibah, tentu menjadi…
Meraih hibah penelitian bisa dimulai dengan mencari dan mempelajari contoh proposal hibah penelitian. Yakni proposal…
Sejalan dengan pengumuman hasil klasterisasi perguruan tinggi pada Oktober 2025 lalu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains,…