Informasi

Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa Persiapan Studi Magister (Bridging Course) Luar Negeri Tahun 2022


Pada 24 Mei 2022, Kemendikbud Ristek mengumumkan pendaftaran terhadap program Bridging Course Tahun 2022. Sejalan dengan hal tersebut, memasuki minggu terakhir bulan Juli 2022 diumumkan hasil seleksi administrasinya. 

Bagi para mahasiswa semester akhir yang sempat mengikuti pendaftaran tersebut tentunya akan menantikan pengumuman ini. Sebab seleksi penerima program beasiswa tersebut memang dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap awal adalah seleksi administrasi. 

Bagi para peserta yang dinyatakan lolos kemudian bisa segera mempersiapkan diri untuk masuk ke tahap berikutnya. Yakni tahap wawancara. Namun, ketahui dan pastikan dulu nama diri sendiri tercantum dalam daftar penerima program. Berikut informasinya. 

Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa Bridging Course Tahun 2022

Sebagaimana yang dijelaskan di awal, melalui surat edaran dengan nomor 2418/E2/BS.01.01/2022 tanggal 24 Mei 2022. Kemendikbud Ristek resmi mengumumkan Pembukaan Pendaftaran Beasiswa Program Persiapan Studi Magister (Bridging Course) di Luar Negeri Tahun 2022. 

Sejalan dengan hal tersebut, Kemendikbud Ristek kembali merilis surat edaran yang berisi pengumuman hasil seleksi administrasi untuk program Bridging Course Tahun 2022. Pengumuman ini disampaikan melalui surat edaran nomor 999/E2/DT.00.02/2022 tanggal 22 Juli 2022. 

Melalui surat edaran tersebut diketahui ada total penerima beasiswa Bridging Course Tahun 2022 adalah 371 peserta. Para peserta berasal dari seluruh perguruan tinggi di tanah air, baik itu PTN maupun PTS yang telah mengikuti pendaftaran program. 

Para peserta kemudian akan dihubungi oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan untuk mendapatkan detail jadwal seleksi tahap selanjutnya. Yaitu tahap wawancara, sehingga sebelum ada proses tersebut para peserta bisa mempersiapkan diri. 

Baca Juga:

Ditjen Dikti Ristek Siap Luncurkan Program Indonesia International Student Mobility Award (IISMA) Tahun 2022

Pendaftaran 3 Workshop Pengelola Jurnal Dirjen Dikti Ristek

Program Terobosan Kemendikbud Ristek untuk Tahun 2022

Undangan Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) LLDIKTI Wilayah III Tahun 2022

Tentang Program Bridging Course

Membahas lebih lanjut mengenai Program Persiapan Studi Magister (Bridging Course) di Luar Negeri Tahun 2022. Program Bridging Course sendiri merupakan program intensif berbentuk short course selama 3 bulan untuk mempersiapkan mahasiswa semester akhir maupun lulusan S1 untuk melanjutkan studi S2 di perguruan tinggi luar negeri. 

Program ini sendiri memang hanya ditujukan untuk mahasiswa S1 di semester akhir dan lulusan S1 yang berniat melanjutkan S2 melalui program beasiswa. Khususnya program beasiswa pascasarjana di luar negeri. 

Dimana dibutuhkan kesiapan yang baik agar bisa mengikuti seleksi program beasiswa dan dinyatakan lolos. Sekaligus memenuhi persyaratan umum misalnya keterampilan berbahasa Inggris sampai kepemilikan LoA atau Letter of Acceptance

Mahasiswa maupun lulusan S1 yang berniat melanjutkan studi pascasarjana di luar negeri lewat program beasiswa, wajib mengikuti program Bridging Course. Sebab meskipun berbentuk kursus pendek selama 3 bulan. 

Namun akan melakukan banyak hal yang membantu para peserta mendapatkan kesempatan emas meraih beasiswa pascasarjana di luar negeri. Selama 3 bulan, para peserta akan mengikuti pelatihan intensif yang mengasah beberapa keterampilan berikut: 

  • Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris.
  • Meningkatkan kemampuan dalam hal research skills.
  • Meningkatkan kemampuan dalam hal critical thinking skills.
  • Meningkatkan kemampuan dalam hal academic writing for research.
  • Memberi pemahaman tentang kehidupan di negara tujuan, dan juga
  • Mempersiapkan para peserta program untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungan perguruan tinggi di negara tujuan.

Melalui program Bridging Course, diharapkan para peserta menguasai berbagai keterampilan yang disebutkan di atas. Sehingga memperbesar peluang untuk bisa lolos seleksi penerimaan beasiswa pascasarjana di luar negeri. 

Sekaligus memperbesar peluang bagi para peserta untuk mendapatkan LoA yang diketahui susah untuk didapatkan. Setiap perguruan tinggi bergengsi di luar negeri tentu memiliki prosedur ketat dalam menerima mahasiswa baru, khususnya lewat jalur beasiswa. 

LoA yang umum menjadi syarat program beasiswa harus didapatkan lebih awal sebelum ikut seleksi. Bisa juga sebaliknya, hanya saja lebih aman jika mendaftar ke kampus impian dulu agar tidak kesulitan mendapatkan LoA. 

Selain memenuhi persyaratan program beasiswa pascasarjana luar negeri yang susah. Kesulitan lain adalah dalam menyelesaikan studi pascasarjana itu sendiri, dimana masih banyak peserta beasiswa yang lulus lebih lambat dari seharusnya. 

Lewat Program Persiapan Studi Magister (Bridging Course) di Luar Negeri Tahun 2022 resiko tersebut bisa ditekan. Sebab salah satu tujuan dari program ini adalah memperbesar peluang penerima program pascasarjana di luar negeri untuk bertahan dan menyelesaikan studi S2 yang diambil. 

Cara untuk Mengikuti Program Bridging Course

Program Bridging Course tentu perlu diikuti bagi siapa saja yang ingin kuliah S2 di luar negeri lewat jalur beasiswa. Lalu, bagaimana cara mengikutinya? Berikut beberapa hal yang harus dilakukan: 

1. Ketahui dan Penuhi Syaratnya

Cara yang pertama adalah memahami betul apa saja persyaratan di dalam Program Bridging Course. Kemudian berusaha untuk memenuhi persyaratan tersebut, khususnya persyaratan administrasi. 

Sebab jika persyaratan umum sudah sesuai, maka akan lebih mudah untuk mengikuti program beasiswa tersebut. Berikut adalah daftar persyaratan untuk Program Bridging Course: 

  • Warga Negara Indonesia.
  • Bergelar sarjana atau mahasiswa aktif program sarjana yang sudah menyelesaikan tugas akhir di Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Akademik di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
  • Usia maksimal 40 tahun pada tahun 2022.
  • Memiliki komitmen untuk melanjutkan studi S2.
  • Memiliki kemampuan akademik yang memadai, ditandai dengan nilai IPK minimal sebesar 3.25.
  • Memiliki kemampuan bahasa internasional yang memadai, ditandai dengan sertifikat yang masih berlaku profisiensi bahasa internasional (TOEFL) dengan nilai minimal 500 atau IELTS 6.0.
  • Bagi mahasiswa aktif atau sudah bekerja mendapatkan rekomendasi dari pimpinan perguruan tinggi atau pimpinan Lembaga/perusahaan.

2. Ikuti dan Lolos Seleksi Program

Cara yang kedua adalah mengikuti pendaftaran program dan berusaha agar lolos seleksi. Dimana Program Bridging Course sendiri ada dua tahap seleksi, tahap pertama adalah tahap administrasi. 

Pengumuman peserta yang lolos di tahap tersebut untuk Bridging Course Tahun 2022 sudah dijelaskan di awal. Kemudian, di tahap kedua ada tahap wawancara. Bagi peserta yang lolos tahap administrasi bisa masuk ke tahap ini. 

Dibutuhkan persiapan matang agar bisa dinyatakan sebagai penerima beasiswa Bridging Course. Sehingga memiliki kesiapan yang baik untuk meraih beasiswa pascasarjana di luar negeri dan di kampus luar negeri impian. 

Mengikuti Program Persiapan Studi Magister (Bridging Course) di Luar Negeri Tahun 2022 adalah kesempatan emas. Sebab melalui program ini, para peserta bisa mendapatkan banyak sekali manfaat sebagaimana yang dijelaskan di atas. 

Selamat kepada para peserta yang dinyatakan lolos seleksi administrasi dalam Program Persiapan Studi Magister (Bridging Course) di Luar Negeri Tahun 2022. Silahkan mulai mempersiapkan diri untuk bisa mendapatkan hasil memuaskan di tahap wawancara. 

Bagi para peserta yang dinyatakan lolos di tahap administrasi dan kemudian memiliki pertanyaan terkait Program  Persiapan Studi Magister (Bridging Course) di Luar Negeri Tahun 2022. Maka bisa menghubungi panitia lewat surel admin.spada1@kuliahdaring.kemdikbud.go.id

Artikel Terkait:

Ditjen Dikti Ristek Integrasikan PD-Dikti dengan E-Bansos

Ditjen Dikti Berikan Akses WPS Office VIP Gratis ke 500 PT di Indonesia

Akselerasi Program Penggabungan atau Penyatuan PTS oleh Ditjen Diktiristek

Ditjen Dikti Beri Bantuan Dana Inovasi Teknologi Asistif

Salmaa

Long life learner.

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

4 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

4 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

4 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

4 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

4 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

5 days ago