Bagi para dosen yang belum menyelesaikan pendidikan Doktoral atau S3, maka perlu segera mempersiapkan diri. Sebab kepemilikan ijazah S3 menjadi syarat bagi dosen untuk bisa memangku jabatan akademik Lektor Kepala dan juga Guru Besar.
Mendukung para dosen yang belum melanjutkan studi ke jenjang S3 tersebut, pemerintah bersama Kemendikbud Ristek menyelenggarakan program khusus. Yakni bertajuk Program Bridging Course untuk Dosen PTA (Perguruan Tinggi Akademik).
Pada awal Juni 2022, peserta Program Bridging Course yang telah mendaftar mendapat panggilan untuk melakukan presentasi proposal yang diajukan. Selang sebulan kemudian, yakni pada 2 Juli 2022 diumumkan hasil seleksi presentasi proposal calon peserta Program Bridging Course.
Program Bridging Course merupakan salah satu program unggulan besutan Kemendikbud Ristek untuk membantu para dosen di Indonesia mempersiapkan diri lanjut studi S3. Program ini sudah dilaksanakan sejak lama dan digelar setiap tahun.
Melalui surat edaran dengan nomor 2407/E4/KD.02.01/2022 tertanggal 2 Juli 2022, diumumkan hasil seleksi presentasi proposal calon peserta Program Bridging Course. Surat edaran berisi pengumuman ini merupakan tindak lanjut dari surat edaran sebelumnya.
Pada surat edaran sebelumnya, yakni dengan nomor 2017/E4/KD.02.01/2022 diumumkan panggilan untuk melakukan presentasi proposal yang diajukan para peserta Program Bridging Course.
Setelah presentasi selesai dilakukan seluruh peserta yang dinyatakan lolos seleksi administrasi. Maka diumumkan hasilnya melalui surat edaran baru tertanggal 2 Juli 2022. Pada surat edaran tersebut tercatat ada 50 dosen tetap di seluruh PTA yang berhasil lolos seleksi presentasi proposal.
Selain itu, terdapat 3 dosen PTA yang masuk ke dalam kategori peserta cadangan. Dijelaskan juga di dalam surat edaran tersebut bahwa dosen PTA yang dinyatakan lolos seleksi dan kemudian menyatakan pengunduran diri. Maka posisi mereka digantikan dosen cadangan tersebut.
Dijelaskan juga, bahwa setiap peserta yang dinyatakan lolos di dalam pengumuman hasil seleksi presentasi proposal calon peserta program Bridging Course akan dihubungi satu per satu oleh DIrektorat Sumber Daya.
Sehingga untuk 50 dosen PTA yang dinyatakan diterima dan 3 dosen PTA lainnya yang menjadi cadangan. Tinggal menunggu Direktorat Sumber Daya menghubungi melalui kontak yang dicantumkan saat pendaftaran.
Bagi para peserta yang lolos seleksi dan ingin mengetahui lebih banyak mengenai tahapan selanjutnya atau informasi penting lainnya. Maka bisa menghubungi pihak panitia penyelenggara program melalui email, alamat emailnya adalah: bln.dikti@kemdikbud.go.id..
Baca Juga:
Pendaftaran 3 Workshop Pengelola Jurnal Dirjen Dikti Ristek
Program Terobosan Kemendikbud Ristek untuk Tahun 2022
Undangan Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) LLDIKTI Wilayah III Tahun 2022
Program Bridging Course adalah program beasiswa non degree yang diselenggarakan oleh Kemendikbud dan ditujukan kepada dosen tetap di PTA untuk mengikuti pelatihan pra Doktoral di perguruan tinggi luar negeri.
Program beasiswa ini sendiri ditujukan kepada seluruh dosen tetap yang sudah memiliki NIDN di PTA yang bernaung di bawah Kemendikbud Ristek. Sekaligus sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh penyelenggara program tersebut.
Bridging Course ini sendiri akan berlangsung selama beberapa minggu dan maksimal selama 2 bulan atau sekitar 8 minggu. Para dosen tetap yang menjadi peserta akan mendapatkan pelatihan khusus mengenai persiapan pra Doktoral.
Lewat program ini diharapkan juga bahwa para peserta bisa memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan S3 di dalam maupun luar negeri. Khususnya di luar negeri, karena dengan program ini juga para peserta bisa mengupayakan untuk mendapatkan LoA (Letter of Acceptance).
Beasiswa ini tentu menarik untuk diikuti oleh para dosen yang belum lanjut studi ke jenjang S3. Sekaligus yang tertarik untuk melanjutkan studi S3 tersebut di luar negeri. Sepanjang pelatihan yang berdurasi selama 2 bulan, para peserta akan dibimbing.
Sehingga bisa memiliki pemahaman dan persiapan yang matang untuk melanjutkan studi S3. Dimana ada kewajiban untuk mencantumkan rencana atau road map penelitian sebagai syarat untuk lulus jenjang S3 tersebut.
Jika dosen tertarik untuk kuliah S3 di luar negeri, maka ada kebutuhan dokumen LoA. Dokumen ini menunjukan jika dosen tersebut sudah diterima sebagai mahasiswa di perguruan tinggi luar negeri. Sehingga bisa menjadi prioritas penerima beasiswa S3.
Sumber dana dari Program Bridging Course adalah dari dana abadi pendidikan yang diketahui dikelola oleh LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Para peserta kemudian mendapatkan fasilitas mengikuti pelatihan pra Doktoral secara gratis.
Pelatihan yang didapatkan akan dilakukan di perguruan tinggi luar negeri. Apakah para peserta bisa memilih sendiri PT yang akan dituju? Tidak bisa, sebab PT tujuan yang menjadi lokasi pelaksanaan pelatihan akan ditentukan langsung oleh Kemendikbud selaku penyelenggara.
Baca Juga:
Ditjen Dikti Luncurkan Laman PAK dan Selancar PAK Mobile
Ditjen Dikti Ristek Luncurkan SISTER BKD
Sesditjen Dikti: Program Kampus Merdeka merupakan Peluang Emas
Jika membahas mengenai program beasiswa dijamin akan mencari tahu cakupan biayanya ada apa saja. Sebab ada beasiswa yang sifatnya penuh dan ada yang tidak penuh. Beasiswa tidak penuh hanya mencakup biaya pendidikan atau pelatihan.
Beasiswa penuh membantu para peserta fokus mengikuti pendidikan dan pelatihan, sebab biaya transportasi, akomodasi, kebutuhan hidup (seperti konsumsi), bahkan juga untuk biaya asuransi sampai pengurusan visa sudah ditanggung.
Lalu, bagaimana dengan Program Bridging Course? Meskipun termasuk program beasiswa non-degree, namun beasiswa yang disediakan sifatnya penuh. Berikut adalah cakupan biaya-biayanya:
Selama masa pelatihan di dalam Program Bridging Course, para peserta akan mendapatkan beberapa bentuk kegiatan penting. Yaitu:
Selamat kepada 50 dosen yang telah ditetapkan sebagai penerima Program Bridging Course Tahun 2022. Lewat program beasiswa non degree ini diharapkan para peserta memiliki kesiapan yang memadai untuk melanjutkan studi ke jenjang S3.
Jika di tahun ini gagal, maka bisa mencoba lagi di tahun depan karena program Bridging Course sendiri dikabarkan akan digelar setiap tahun. Sehingga semakin banyak dosen di Indonesia bisa meraih beasiswa kuliah S3 di PT luar negeri.
Artikel Terkait:
Ditjen Dikti Ristek Integrasikan PD-Dikti dengan E-Bansos
Ditjen Dikti Berikan Akses WPS Office VIP Gratis ke 500 PT di Indonesia
Akselerasi Program Penggabungan atau Penyatuan PTS oleh Ditjen Diktiristek
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…