Informasi

Aturan Penggunaan Kata ‘di’ yang Benar dan Contohnya


Ingin aktif menulis? Maka menjadi penulis juga harus paham penggunaan kata di maupun kata depan lain. Sebab hal ini menjadi dasar ilmu dalam kepenulisan untuk menghindari kalimat yang salah penulisannya. 

Menjadi penulis memang pada dasarnya tidak cukup hanya mampu mengungkapkan apa yang dipikirkan dalam kepala menjadi tulisan. Melainkan juga mampu memaparkannya dalam bentuk tulisan yang baik dan benar. 

Ketika struktur tulisan ini baik maka dijamin enak dibaca, mudah dipahami, dan maknanya jelas. Kesalahan umum dalam dunia menulis adalah penggunaan kata di maupun kata depan jenis lain yang keliru. Mengapa bisa demikian? 

Berkenalan dengan Kata Depan

Kata “di” pada dasarnya masuk ke dalam kategori kata depan. Kata depan menjadi salah satu kata pelengkap dalam Bahasa Indonesia yang sepertinya selalu ada dan bahkan wajib ada untuk memperjelas makna suatu kalimat. 

Memahami penggunaan kata di dengan baik menjadi kunci agar apa yang ditulis bisa dipahami orang lain dengan mudah. Fungsinya sendiri sama vitalnya dengan tanda baca, spasi, dan semacamnya. 

Kata depan sendiri memiliki nama lain yakni preposisi, sebab penempatannya sendiri memang ada di bagian awal kata. Kata depan ini kemudian akan diikuti oleh kata lainnya. Mulai dari kata benda, kata kerja, dan juga kata lain yang memberikan keterangan. 

Baca Juga: Begini Cara Penulisan Judul yang Benar, Jangan Salah Lagi, ya!

Sebelum membahas mengenai penggunaan kata di yang termasuk kata depan, terlebih dahulu perlu memahami kata depan secara umum. Selain dari segi pengertian seperti yang diuraikan sebelumnya. 

Kata depan juga terbagi menjadi beberapa jenis dan digunakan pada momen yang berbeda-beda. Jenis kata depan tersebut adalah: 

1. Kata Dasar

Jenis kata depan yang pertama adalah kata dasar, yakni jenis kata depan yang paling sering digunakan dan untuk berbagai struktur kalimat. Kata depan yang masuk ke dalam kata dasar ini mencakup kata dari, ke, di, dengan, sejak, sampai, seperti, untuk, buat, bagi, hingga, kecuali, serta, tanpa, oleh, dan juga kata pada. 

2. Preposisi Gabungan

Jenis kata depan yang kedua adalah preposisi gabungan, yang umumnya digunakan untuk menggabungkan dua kondisi. Bisa juga untuk menggabungkan suatu kondisi dan menggunakan dua kata depan sekaligus. 

Kata depan yang masuk ke dalam jenis preposisi gabungan ini antara lain ada kata kepada, daripada, oleh karena itu, antara….dengan, dan juga kata sejak….sampai. Contohnya adalah: 

  • Berhubung melakukan ini salah, oleh karena itu kamu sebaiknya melakukan itu.
  • Kegiatan penelitian tersebut dilakukan sejak hari Kamis sampai hari Sabtu.

Baca Juga: Mengenal 6 Ketentuan Penting dalam Penulisan Catatan Kaki

3. Kata Berafiks

Jenis terakhir adalah kata depan berafiks yang biasanya digunakan untuk menyatakan suatu kalimat yang saling melengkapi atau menyebut secara keseluruhan. 

Kata depan yang masuk ke dalam jenis ini meliputi kata bersama, beserta, menuju, menurut, melalui, bagaikan, terhadap, dan juga kata mengenai. Contoh penggunaanya adalah: 

  • Mengenai investasi jangka banyak, kebanyakan orang memilih produk investasi jenis A.
  • Tim penelitian A beserta seluruh tim penelitian B akan mengadakan kolaborasi untuk meneliti objek C.

Melalui penjelasan di atas tentunya bisa diketahui bahwa kata “di” masuk ke dalam kata depan dan menjadi kata dasar. Dibandingkan dengan kata depan lainnya, penggunaan kata “di” ini memang cukup membuat pusing. 

Sebab salah dalam penulisannya dengan kata benda maupun kata keterangan lainnya bisa merubah makna. Sehingga sulit dipahami dan di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dijamin akan memberikan nilai minimum jika keliru menentukan posisi penulisannya. Jadi, bagaimana sebenarnya penggunaan kata di yang benar? 

Aturan Penggunaan Kata “di”

Bicara mengenai penggunaan kata di maka akan menemukan dua bentuk, pertama kata ini disatukan dengan kata benda dan kata keterangan. Bentuk kedua adalah dengan cara dipisah dari kata benda dan kata keterangan tersebut. 

Bagaimana membedakannya? Jadi, langkah awal untuk membedakan penempatan kata “di” ini adalah dengan memahami konteks dasar kapan dipisah dan kapan digabung. Berikut detailnya: 

1. Digabung

Kondisi pertama yang membuat kata “di” ini perlu digabung adalah ketika berada dalam dua kondisi berikut: 

  • Kata “di” yang digunakan berfungsi atau berperan sebagai imbuhan. Sehingga akan disatukan dengan kata dasarnya, yang nantinya akan menunjukkan makna yang jelas dari kata tersebut. Misalnya: dilanjutkan, diteruskan, ditangani, dan lain sebagainya.
  • Kata “di” nantinya juga wajib digabung atau disatukan dengan kata lainnya ketika dalam kondisi membentuk kata kerja pasif. Jadi, kata “di” tersebut digunakan untuk membentuk suatu kalimat kerja akan menjadi kata kerja pasif.

Contohnya adalah: ditinggalkan, ditulis, diubah, dan lain sebagainya. Dimana pada dasarnya bisa memakai kalimat aktif menjadi: meninggalkan, menulis, mengubah, dan sebagainya. 

Baca Juga: 5 Tujuan dari Penulisan Daftar Pustaka dalam Sebuah Tulisan 

2. Dipisah

Penggunaan kata di nantinya akan dipisah dan hal ini wajib dilakukan pada saat menunjukan beberapa kondisi berikut ini: 

  • Kata “di” menunjukan fungsi sebagai kata depan, maksudnya adalah kata depan satu ini berfungsi atau berperan sebagai kata depan. Sebab sesuai dengan namanya, yakni “kata depan” maka ketika ditulis perlu dipisahkan dari kata di belakangnya.

Contohnya adalah: dikejar, dipakai, diantar, disewa, disewakan, dikesampingkan, dianiaya, disayangi, dan lain sebagainya. 

  • Kata “di” diikuti oleh kata lain, misalnya diikuti oleh kata-kata yang membentuk kata kerja. Kata kerja ini bisa dalam bentuk tempat, waktu, nama orang, suatu lokasi, dan sebagainya.

Contohnya adalah: di siang hari, di Pekalongan, di pusat kota, di waktu malam, dan lain sebagainya. 

Kapan Sebenarnya Penggunaan Kata di Bisa Diterapkan?

Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa poin yang bisa diambil. Penggunaan kata di ini, bisa digabung atau dipisah, ketika: 

  • Kata di belakangnya menunjukan arah, waktu, dan juga tempat.
  • Aturan kata “di” dipisah tidak berlaku ketika menjadi kata depan untuk kata yang lazim digunakan. Misalnya untuk kata dipukul, dijahit, dan sebagainya.
  • Ketika digunakan dalam penulisan judul sebuah buku, novel, jurnal, dan sebagainya. Maka kata “di” yang berfungsi sebagai kata depan dan penghubung yang dipisah perlu ditulis dengan huruf kecil. Sehingga tidak ada kata “di” yang tulisannya dipisah kemudian ditulis dengan huruf kapital di bagian paling depan.

Melalui penjelasan di atas tentu bisa diketahui bahwa penggunaan kata di ada aturan khusus. Pada momen tertentu kata depan ini nantinya perlu digabung, dan di momen lainnya kata depan ini kemudian perlu dipisah dari kata di belakangnya. 

Hal ini penting untuk dipahami, karena memisahkan kata depan atau menyatukannya akan menentukan benar tidaknya struktur kalimat. Sehingga kata “di” disini akan memiliki fungsi yang berlainan. 

Sebab ada kalanya akan berfungsi hanya sebagai kata depan, namun di kondisi lain nantinya berkesan sebagai suatu kata yang menyatu dengan kata lain. Ketika kata “di” dihapus maka akan mengubah makna dari kata tersebut. Jadi, jangan sampai keliru lagi dalam hal penggunaan kata di

Sumber: 

https://hot.liputan6.com/read/4433815/contoh-kata-depan-pengertian-jenis-fungsi-dan-aturan-penulisannya-yang-tepat

https://mojok.co/apk/komen/versus/penulisan-di-dan-pun/

https://penerbitdeepublish.com/penggunaan-kata-di-yang-benar/

https://tentor.co.id/blog/mengenal-rumus-penggunaan-kata-di-dalam-pelajaran-bahasa-indonesia-sesuai-puebi-1-5576

https://www.kompasiana.com/ganahime46/54f687dba3331137028b4ef0/penggunaan-di-sebagai-kata-depan-dan-imbuhan-grammar-nazi-bahasa-indonesia

Salmaa

Long life learner.

View Comments

  • Mengajar bahasa Indonesia yang benar tapi membuat kesalahan. Yang benar "menunjukkan", bukan menunjukan. Salam.

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

1 day ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

1 day ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago