Sedang menyusun jurnal ilmiah dan berencana mempublikasikannya? Maka bisa memahami dulu apa itu ISSN dan bagaimana mendapatkannya. Jadi, istilah satu ini menjadi salah satu syarat untuk bisa mendapatkan status kredibel terhadap jurnal yang disusun dan dipublikasikan.
Nyaris semua dosen dan peneliti yang memang berencana mempublikasikan jurnal akan mengurus ISSN tersebut. Jika masih awam dengan istilah ini namun sedang berkutat dengan penyusunan jurnal ilmiah. Maka bisa mencoba memahaminya melalui penjelasan berikut.
ISSN sendiri memiliki kepanjangan International Standard Serial Number ( Nomor Seri Standar Internasional). Definisinya sendiri adalah deretan angka atau nomor yang dibuat unik dan berfungsi sebagai identitas publikasi berkala. Baik itu berupa media cetak maupun media elektronik.
Sebagai nomor identitas, nomor seri ini berperan sama seperti ISBN pada buku yang terbit di Indonesia dan seluruh dunia. Hanya saja ISSN biasanya ditujukan untuk artikel yang ingin dipublikasikan secara internasional.
Misalnya jurnal ilmiah atau jurnal internasional, dan kredibilitasnya sendiri bisa dibuktikan dengan nomor seri tersebut. Sehingga penyusun jurnal ilmiah biasanya sudah mulai mempersiapkan diri mengajukan kepemilikan nomor seri ini.
Deretan nomor seri ini terdiri dari 13 digit, berbeda dengan ISBN yang umumnya hanya terdiri dari deretan 8 angka dan 1 huruf. Pada nomor seri untuk jurnal ilmiah ini biasanya terdiri dari 7 digit angka dan satu karakter baik angka maupun huruf X yang merupakan karakter cek.
Namun penulisan deretan angka ini memang berbeda-beda, tergantung dari standar mana yang dipakai. Paling umum dipakai adalah standar EAN-13 dan sisanya memakai standar lain. Sehingga tidak ada yang salah atau benar, karena selama mengikuti standar yang ada otomatis penulisannya sudah benar.
Baca Juga : 6 Karakteristik dalam Penulisan Karya Ilmiah
Berbeda dengan buku, ISSN ditujukan untuk publikasi berkala dan tidak akan ditemui pada buku jenis dan judul apapun. Adapun yang dimaksudkan dengan publikasi berkala ini meliputi: jurnal, prosiding, laporan tahunan, buku tahunan, majalah, surat kabar, dan juga buletin.
Pengajuan nomor seri ini dilakukan oleh semua penulis publikasi berkala, dan tentunya hal ini dilakukan mengingat fungsinya yang sangat penting. Jadi, nomor seri pada publikasi berkala ini punya beberapa fungsi sebagai berikut:
Fungsi pertama dari nomor seri publikasi berkala ini adalah untuk dijadikan sebagai identitas. Jad, sama seperti buku yang beredar di pasaran dimana memiliki identitas berupa ISBN.
Maka untuk publikasi berkala memiliki ISSN tersebut, dan tentunya ditujukan untuk kemudahan pendataan. Sehingga bisa diketahui sudah ada berapa ribu publikasi majalah atau mungkin jurnal bereputasi di pasaran.
Baik itu online maupun offline, dijamin akan terdata sehingga penghitungannya cukup mudah. Pendataan ini tentu bukan tanpa tujuan, sebab dengan data yang jelas maka bisa diketahui publikasi apa saja yang ada di pasaran.
Misalnya publikasi jurnal ilmiah dari negara Indonesia, Malaysia, dan sebagainya. Masing-masing ada berapa? Lewat nomor seri tersebut maka bisa diketahui total keseluruhannya, dan masing-masing negara bisa mengetahui perkembangan publikasi jurnal di negaranya sendiri.
Selain itu, juga menjadi pembeda antara satu publikasi berkala dengan publikasi berkala lainnya. Hal ini penting untuk membantu menemukan publikasi yang dibutuhkan.
Baca Juga: Cara Melakukan Publikasi Karya Ilmiah ke Jurnal Ilmiah Nasional
Fungsi kedua dari pengajuan nomor seri publikasi berkala ini adalah sebagai prasyarat untuk akreditasi publikasi tersebut. Khususnya publikasi ilmiah, sebut saja seperti jurnal penelitian, jurnal nasional, dan jurnal internasional.
Tanpa ISSN maka jurnal tersebut akan sulit masuk ke database bereputasi, yang tentu berdampak pada kredibilitasnya yang kurang. Sebaliknya, ketika suatu jurnal ilmiah sudah mengantongi nomor seri ini maka kredibilitasnya sudah diakui.
Nantinya bisa menembus database bereputasi yang umum dijadikan tempat untuk mencari rujukan berkualitas. Seperti para peneliti yang mencari referensi jurnal dari Scopus untuk menyusun jurnal penelitian yang baru saja dilakukan.
Jika belum memiliki nomor seri ini maka tidak bisa masuk ke database bereputasi, yang tentu akan sepi peminat. Selain itu jarang sekaligus tidak pernah dijadikan referensi padahal bisa jadi isinya bagus dan berkualitas.
Jadi, untuk menyusun publikasi ilmiah sangat penting mencoba mengurus pengajuan ISSN. Dijamin mudah karena untuk saat ini proses pengajuannya sudah bisa dilakukan secara online.
Baca Juga: Mengenal Wahana Publikasi Karya Ilmiah
Memahami pentingnya memiliki nomor seri untuk publikasi ilmiah dan publikasi berkala lainnya. Maka penulis perlu mendaftarkan atau mengajukan hasil tulisannya untuk memperoleh nomor seri tersebut.
Proses pengajuannya online yakni dengan mengakses situs issn.pdii.lipi.go.id. yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Supaya proses pengajuannya lancar, maka perlu melengkapi sejumlah persyaratan. Yakni:
Syarat yang pertama untuk proses pengajuan ISSN adalah surat pernyataan resmi yang ditulis atau dibuat oleh penanggung jawab penerbitan. Sehingga untuk penulis jurnal ilmiah bisa datang ke LIPI untuk memperoleh surat pengajuan resmi tersebut.
Syarat yang kedua adalah halaman sampul, yakni berisi informasi mengenai identitas dari publikasi ilmiah yang dimiliki. Mulai dari volume, nomor, dan tahun publikasi. Apabila diajukan secara online maka bisa menggunakan hasil screenshot halaman depan situs web jurnal.
Berikutnya adalah halaman daftar isi, yang menampilkan detail isi dari publikasi ilmiah yang disusun. Penyusunannya sendiri seperti penyusunan daftar isi pada umumnya, dilengkapi nama bab dan halaman dimana bab tersebut berada. Apabila pengajuan dilakukan secara online maka bisa memberikan hasil screenshot dari halaman web jurnal.
Syarat dokumen berikutnya untuk pendaftaran atau pengajuan ISSN adalah halaman daftar dewan redaksi. Sehingga di halaman ini akan dicantumkan nama-nama di dewa redaksi penyusunan publikasi ilmiah tersebut. Bisa juga berisi daftar nama tim penyunting.
Selain yang disebutkan, nantinya juga perlu melampirkan bukti pembayaran biaya administrasi untuk pengurusan nomor seri tersebut. Bisa dalam bentuk bukti transfer yang kemudian difoto dan dicetak, lalu dilampirkan bersamaan dengan syarat administrasi lainnya.
Ada kalanya dokumen persyaratan yang perlu dilengkapi ada tambahan dokumen lain yang memang diperlukan. Maka bisa ikut dilampirkan untuk membantu mendapatkan ISSN dengan segera.
Setelah semua dokumen persyaratan dilengkapi maka bisa mengajukan, dan nantinya perlu mengisi formulir pendaftaran untuk memperoleh nomor seri tadi. Pengisian formulir pendaftarannya sendiri bisa dilakukan secara online, yang tentu lebih praktis.
Silahkan mengisi setiap kolom di formulir pendaftaran tersebut, sesuaikan isinya dengan kondisi di lapangan. Biasanya diminta keterangan mengenai nama terbitan, frekuensi, penanggung jawab penerbitan, pengelola, dan juga alamat kontak.
Ikuti instruksi yang ada di halaman website, dan setelah selesai tinggal menunggu kabar baik. Biasanya jika tidak ada masalah dan pengajuan dilakukan di hari kerja maka selang 1 hari kerja, ISSN sudah terbit dan bisa digunakan untuk mempublikasikan karya ilmiah yang disusun.
sumber:
Penulis : Pujiati/ Dunia Dosen
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…