Adanya jabatan fungsional dosen maka menjadi tanda bahwa di lingkungan perguruan tinggi juga terdapat jenjang karir. Setiap dosen yang mengajar di sebuah perguruan tinggi memiliki kesempatan untuk mendapatkan jabatan akademik.
Menjabat beberapa jabatan akademik tersebut diperlukan usaha karena persyaratannya lumayan banyak dan perlu dipersiapkan beberapa tahun sebelumnya. Sebab, naik jabatan di akademik tidak hanya untuk memperoleh tunjangan tambahan.
Melainkan juga menjalankan kewajiban atau tugas tambahan selama menjabat di posisi tersebut. Jadi, penting sekali untuk mengenal seluk beluk jabatan fungsional dosen sebelum berusaha untuk meraihnya.
Baca juga : 5 Langkah Untuk Pengembangan Diri Secara Efektif
Pada dasarnya lingkungan perguruan tinggi memiliki jenjang karir, yakni dengan adanya beberapa jabatan akademik. Menariknya, di perguruan tinggi diketahui ada dua jenis jabatan karir, yaitu:
Jabatan karir yang pertama adalah jabatan struktural dan merupakan jabatan yang secara tegas disebutkan atau ada di dalam struktur organisasi. Adapun contoh dari jabatan struktural ini adalah Kepala Pusat Studi, Kepala Laboratorium, dan lain sebagainya.
Jenis jabatan yang kedua adalah jabatan fungsional dan merupakan jabatan yang tidak tercantum di dalam struktur organisasi. Akan tetapi memiliki fungsi yang sangat krusial untuk memastikan pelaksanaan tugas pokok organisasi bisa direalisasikan.
Jabatan fungsional kemudian bisa diartikan pula sebagai sebuah kedudukan yang menunjukan tugas dan tanggung jawab sekaligus wewenang dan hak seseorang di dalam lingkungan akademik.
Pelaksanaan tugas pemilik jabatan fungsional sendiri disesuaikan dengan keahlian maupun keterampilan yang dimiliki dosen tersebut. Adapun contoh dari jabatan fungsional dosen ini antara lain Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, dan tentunya Guru Besar.
Berbicara mengenai jabatan fungsional, memang diperlukan proses yang tidak sebentar sebab syaratnya cukup banyak. Proses untuk bisa mendapatkan jabatan fungsional ini memang jauh lebih mudah bagi dosen di perguruan tinggi negeri (PTN).
Dikatakan lebih mudah karena dari pihak PTN sendiri cukup mengajukan jabatan fungsional secara langsung ke Ristek Dikti. Namun lain halnya di perguruan tinggi swasta (PTS) yang perlu mengajukan dulu ke LLDikti baru kemudian diteruskan ke Ristek Dikti.
Sehingga proses pengajuan untuk jabatan fungsional dosen di PTS lebih panjang, dan memerlukan waktu serta tahapan yang lebih lama dibanding di PTN. Meskipun begitu proses pengajuannya tidak berbeda jauh, tingkat kesulitan dan kerumitannya sama dengan yang dilalui oleh dosen di PTN.
Mekanisme untuk mengajukan jabatan fungsional di PTS dimulai dengan mengajukan jabatan fungsional tersebut ke LLDikti. Adapun berkas yang perlu disiapkan untuk proses pengajuan ini antara lain:
Pada proses pengusulan ke LLDikti di atas, pihak PTS maupun dosen yang bersangkutan juga perlu mempersiapkan 4 Bidang. Yaitu:
Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…