Penelitian studi kasus. Bagi kamu yang menggeluti bidang akademik dijamin sudah tidak asing dengan istilah penelitian studi kasus yang juga disebut dengan istilah studi kasus. Studi kasus sendiri termasuk ke dalam satu diantara beberapa jenis penelitian kualitatif yang kemudian cukup sering digunakan.
Khususnya untuk penelitian yang melibatkan subjek penelitian dari kelompok masyarakat tertentu. Sekaligus penelitian yang tujuannya untuk mendalami karakter maupun aspek sosial tertentu. Metode penelitian satu ini juga umum digunakan untuk meneliti suatu fenomena atau objek penelitian yang kompleks.
Jika di benak kamu sendiri metode penelitian satu ini masih asing maka bisa mempelajarinya dari dasar dulu. Salah satunya dimulai dari definisi atau pengertiannya, yang memang disampaikan oleh banyak ahli. Mengapa? Selain setiap pakar menyampaikan pendapatnya, juga karena belum ada definisi pasti dari studi kasus. Berikut informasinya.
Sebagai salah satu metode penelitian yang cukup sering digunakan, maka tidak tertutup kemungkinan kamu juga akan menjadikannya sebagai pilihan. Sehingga sangat tepat jika mempelajarinya, supaya bisa memahami apa itu studi kasus dan tidak mengalami kesulitan pada saat mempraktekannya di lapangan.
Berbicara mengenai definisi dari penelitian studi kasus maka akan membicarakan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Beberapa diantaranya adalah:
Pendapat pertama disampaikan oleh Yin (1996) yang menjelaskan bahwa studi kasus merupakan proses pencarian pengetahuan yang empiris guna menyelidiki dan meneliti berbagai fenomena dalam konteks kehidupan nyata.
Metode studi kasus menurut Yin juga baru bisa diterapkan ketika batas antara fenomena dengan konteks kehidupan nyata cenderung samar. Sehingga tidak terlihat begitu jelas, yang tentu memunculkan suatu topik penelitian yang harus ditemukan jawaban atau solusinya.
Pendapat berikutnya datang dari Pollit dan Hungler (1990), keduanya menjelaskan bahwa studi kasus adalah metode penelitian yang fokusnya terletak pada penentuan dinamika mengenai pertanyaan lebih lanjut mengapa seseorang berpikir, melakukan sesuatu, atau bahkan mengembangkan diri.
Keduanya juga berpendapat bahwa fokus tersebut sangat penting untuk metode studi kasus karena memang dibutuhkan analisis yang intensif. Fokus utamanya adalah alasan mengapa seseorang ingin mencapai suatu tujuan, bukan hasil atau pencapaian tujuan orang tersebut.
Baca Juga: Tips Menulis Buku Hasil Penelitian
Menurut Susilo Rahardjo dan Gudnanto (2011), penelitian studi kasus adalah metode yang diterapkan untuk memahami individu lebih mendalam dengan dipraktekkan secara integratif dan komprehensif. Langkah tersebut dilakukan untuk memahami karakter individu yang diteliti secara mendalam.
Selain mempelajari karakter individu, juga membantu menentukan solusi atas permasalahan yang dihadapi individu tersebut. Harapannya adalah ketika masalah yang dihadapi bisa terselesaikan. Maka individu tadi akan memiliki karakter dan cara berpikir yang lebih baik.
Menurut Bimo Walgito (2010), metode studi kasus adalah metode yang bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitian.
Bimo juga menambahkan bahwa untuk melaksanakan penelitian studi kasus diperlukan informasi sebanyak mungkin dan integrasi data. Integrasi data ini bisa diperoleh dari metode penelitian lain untuk bisa memberikan informasi yang lebih detail dan mendalam.
Tellis (1997) juga menjelaskan mengenai definisi dari metode studi kasus. Tellis menjelaskan bahwa metode ini merupakan metode penelitian yang memiliki memiliki unit analisis yang lebih mengacu pada sistem tindakan yang dilakukan dibanding pada individunya sendiri atau suatu lembaga tertentu.
Menurut Tellis, unit analisis merupakan komponen paling kritikal dalam penerapan studi kasus. Unit analisis ini kemudian juga disampaikan Tellis bisa bervariasi, antara individu maupun dengan suatu lembaga.
Penelitian dengan metode studi kasus dilakukan secara mendalam dan terperinci, sehingga peneliti bisa mengenal individu (seseorang) maupun sekelompok kecil individu. Tidak salah jika penelitian dengan metode ini masuk kategori penelitian kualitatif yang hasil penelitiannya berupa penelitian deskriptif naratif.
Hal menarik dari studi kasus adalah penekanannya ada pada eksplorasi dan deskripsi suatu fenomena yang menjadi objek penelitian. Sehingga tidak berfokus pada sebab akibat dan tidak juga memiliki fokus pada tujuan menemukan kebenaran yang bisa digeneralisasi maupun diprediksi sebelumnya.
Baca Juga: 3 Kiat Menemukan Masalah Penelitian agar Tesis Cepat Selesai
Sama seperti metode penelitian lainnya, penelitian studi kasus juga terbagi menjadi beberapa jenis. Satu sama lain memiliki perbedaan baik dari segi hipotesis (jawaban sementara) maupun dari tesis yang akan dibuktikan. Jenis-jenis dari studi kasus ini kemudian bisa diterapkan di berbagai bidang.
Seperti bidang psikologi, bisnis, seni, dan lain sebagainya. Adapun jenis-jenis penelitian studi kasus yaitu:
Jenis pertama adalah studi kasus eksplanatori, yakni jenis metode studi kasus yang digunakan oleh peneliti ketika tidak lagi bisa menemukan atau memiliki kendali atas fenomena yang diteliti. Sehingga peneliti kemudian memiliki pertanyaan “mengapa” atau bagaimana” fenomena tersebut tidak bisa lagi dikendalikan.
Jenis studi kasus ini sendiri juga diketahui berfokus pada fenomena dalam kehidupan nyata. Penerapannya cocok untuk fenomena maupun suatu kelompok individu yang tidak atau belum bisa dijelaskan. Hal ini lumrah karena dalam setiap individu atau manusia dijamin ada satu dua variabel yang tidak bisa dijelaskan.
Maka tujuan utama dari metode studi kasus eksplanatori adalah untuk menunjukan data yang tidak bisa dijelaskan tadi. Sekaligus melakukan deskripsi investigasi kausal.
Jenis kedua dari penelitian studi kasus adalah studi kasus eksploratori, yaitu metode penelitian yang tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan “apa” dan juga “siapa”. Data yang dikumpulkan peneliti berasal dari dua sumber, yakni dari data eksplorasi dan data tambahan.
Data tambahan bisa diperoleh peneliti dari kegiatan wawancara, eksperimen, kuesioner, dan lain sebagainya. Umumnya metode satu ini sangat cocok diterapkan pada penelitian formal dan berskala besar. Tujuannya adalah membantu peneliti mendapatkan lebih banyak informasi latar belakang dibanding studi kasus biasa.
Dilakukan kegiatan ekstra untuk mendapat data tambahan juga dimaksud untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. Selain itu juga bisa bertujuan untuk memberikan lebih banyak waktu kepada peneliti mencerna dan memahami informasi yang didapatkan selama proses pelaksanaan penelitian.
Berikutnya adalah studi kasus deskriptif yang diterapkan dengan tujuan menganalisis urutan peristiwa tertentu yang terjadi di masa lalu. Topik di jenis penelitian ini biasanya mencakup bidang budaya atau disebut juga sebagai bidang sejarah.
Adapun tujuan dari metode ini adalah untuk membandingkan teori atau penemuan baru dengan teori dan penemuan yang sudah ada di bidang yang sama. Sehingga bisa diketahui mana yang paling benar dengan melihat analisis urutan peristiwanya.
Baca Juga: 4 Strategi Mengubah Tesis Menjadi Buku, Langsung Terbit!
Creswell membagi studi kasus menjadi tiga bentuk, dilihat dari permasalahan atau kasus yang diteliti. Bentuk studi kasus berdasarkan permasalahan penelitian yaitu:
Bentuk yang pertama adalah studi kasus instrumental tunggal atau single instrumental case study. Merupakan bentuk penelitian studi kasus yang dilakukan dengan menggunakan sebuah kasus untuk memberi gambaran mengenai suatu isu.
Dalam hal ini, peneliti akan mencoba mencari isu yang menarik perhatian untuk kemudian dikaji. Kemudian peneliti akan menggunakan suatu kasus untuk dijamin sarana atau instrumen dalam menyusun penggambaran kasus secara terperinci.
Sehingga dari satu isu, peneliti akan menemukan kasus yang diakibatkan oleh isu tersebut. Kasus inilah yang kemudian akan digambarkan atau dipaparkan sejelas mungkin oleh peneliti. Sehingga pembaca hasil penelitian bisa tahu bahwa kasus tersebut merupakan instrumen penting dalam suatu isu.
Studi kasus berikutnya adalah berbentuk studi kasus jamak, sehingga berkebalikan dengan studi kasus instrumental tunggal. Pada instrumental tunggal peneliti hanya menggunakan atau mempelajari satu kasus. Sementara pada studi kasus jamak maka jumlah kasus yang dipelajari atau diteliti lebih dari satu.
Jadi, secara sederhana studi kasus jamak diartikan sebagai penelitian yang menggunakan banyak isu maupun banyak kasus dalam satu penelitian yang dilakukan. Supaya pembahasan dan kegiatan penelitian lebih terfokus, maka fokus utamanya adalah pada satu isu dan beberapa kasus yang menyertai isu tersebut.
Bisa juga dibalik, yakni fokus pada satu kasus (satu lokasi) yang kemudian meneliti beberapa isu di dalam satu lokasi tersebut. Penelitian dengan metode ini kemudian terbilang kompleks, sebab melibatkan banyak isu dan lebih banyak kasus di dalam isu-isu tersebut.
Bentuk berikutnya adalah studi kasus mendalam, merupakan bentuk penelitian studi kasus yang diterapkan pada suatu kasus yang memiliki suatu kekhasan atau ciri khas dan juga keunikan yang cukup tinggi dibanding kasus pada umumnya. Sehingga kasus ini sejak awal sudah mencuri perhatian peneliti untuk dikaji.
Sekilas, bentuk penelitian satu ini mirip dengan penelitian naratif namun prosedurnya sendiri lebih terperinci. Yakni pada kasus dan juga kaitan atau hubungannya dengan lingkungan yang ada di sekitarnya secara terintegrasi.
Baca Juga: 8 Tips untuk Mengubah Skripsi Menjadi Jurnal, Mudah Banget!
Penelitian dengan metode studi kasus kemudian juga memiliki tujuan, dan tujuan ini sendiri terbagi menjadi dua. Tujuan penelitian studi kasus adalah:
Secara umum, tujuan dari metode studi kasus ini memiliki setidaknya 4 tujuan utama. yaitu:
Selain memiliki sejumlah tujuan umum di atas, penelitian studi kasus juga memiliki tujuan yang lebih spesifik. Yaitu disesuaikan dengan bidang ilmu tertentu yang dikaji kasusnya. Seperti:
Baca Juga: Update Jurnal Predator 2021, Wajib Hati-Hati Ya!
Secara umum, penelitian studi kasus diterapkan pada ilmu sosial dan juga pengaturan pendidikan. Contoh dari penelitian dengan metode studi kasus ini sendiri kemudian sangat beragam. Adapun contoh-contoh sederhananya antara lain:
Masih ada banyak sekali penelitian studi kasus yang bisa ditemukan dan bisa juga diterapkan. Penelitian ini sendiri condong kepada penelitian terhadap masalah psikologis atau karakter suatu individu maupun organisasi dan kelompok. Selain itu, untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat.
Peneliti kemudian tidak hanya fokus pada subjek atau kasus yang diangkat menjadi tpik penelitian saja. Melainkan juga menilai dan mempelajari berbagai aspek yang menyertai dan melingkupi kasus atau subjek dan objek penelitian tadi.
Pertanyaan Seputar Penelitian Studi Kasus:
Menurut Susilo Rahardjo dan Gudnanto (2011), penelitian studi kasus merupakan metode yang diterapkan untuk memahami individu lebih mendalam dengan dipraktekkan secara integratif dan komprehensif. Langkah tersebut dilakukan untuk memahami karakter individu yang diteliti secara mendalam.
Penelitian studi kasus termasuk penelitian analisis deskriptif.
Artikel Terkait:
Hipotesis Statistik: Ciri-Ciri, Jenis, dan Contoh Lengkap
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…