Dr. Siti Nursyamsiyah, SS., M.Pd adalah dosen fakultas Agama Islam (FAI) UM Jember peraih beasiswa Kemenag. Di tengah pandemic Covid-19 ini, ia berhasil menamatkan pendidikan doktoral dengan ujian terbuka daring. Nah, tertarik mengikuti kisah dosen ini? Mari simak perjalanannya menempuh pendidikan doktoral berikut.
Perjuangan menyelesaikan pendidikan merupakan proses yang menantang sekaligus membanggakan. Usai menempuh pendidikan selama beberapa tahun, sembari mengemban tugas sebagai dosen, perjalanan menuju lulus dari bangku kuliah akan menjadi pengalaman yang berkesan. Tak sedikit dosen yang melanjutkan pendidikan dan tetap melakukan kegiatan akademis sebagai dosen.
Mereka berjibaku menamatkan pendidikan sekaligus menjalankan tugasnya. Seperti dosen satu ini. Ia berhasil menamatkan pendidikan doktoral dengan mengangkat topik manajemen di pondok pesantren setelah melewati ujian terbuka daring. Dosen Universitas Muhammadiyah (UM) ini merupakan peraih beasiswa Kementerian Agama (Kemenag).
Dr. Siti Nursyamsiyah, SS., M.Pd merupakan satu dari 15 orang yang mendapatkan beasiswa Kemenag 5000 doktor. Ia mengungkapkan, tahun 2016 mengajukan beasiswa dan akhirnya lolos. Dengan berbekal beasiswa tersebut, Siti melanjutkan pendidikan doktoral. Ia mengambil program studi Manajemen Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.
Beasiswa ini hanya memberikan waktu kepada Siti selama tiga tahun untuk merampungkan pendidikan doktoral. Pada 21 April 2020 lalu, ia mengantongi status lulus. Di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini, Siti menjalani ujian terbuka doktor secara daring.
Selayaknya proses menyelesaikan pendidikan yang terbilang tidak mudah karena tentunya terdapat kendala atau hambatan. Siti melewati proses serupa. Ia menuturkan pendidikan doktoralnya ini penuh tantangan. Selama kuliah doktoral, ia tengah mengandung. Kemudian pada ujian kualifikasi ia kembali mengandung.
Belum lagi beban ganda yang dialami Siti sebagai perempuan. Meskipun menjadi perempuan karir, ia tetap harus dihadapkan pembagian waktu antara pekerjaan dan urusan domestik. Namun Siti mengaku suaminya mendukung penuh. Dukungan ini menjadi dorongan untuknya terus berjuang.
Komitmen adalah Kunci
Komitmen merupakan poin penting dalam perjalanan pendidikan doktoral Siti. Begitu ia menyampaikan. Di tengah kesibukan sebagai dosen sekaligus mahasiswa, ia berkomitmen kuat untuk menjalani keduanya dengan sebaik-baiknya. Selain dukungan keluarga, komitmen adalah faktor penting yang dimilikinya.
Siti menjelaskan, secara rutin tiap hari dari pagi hingga siang, ia menghabiskan waktu di perpustakaan kampus. Di sore hari, ia akan mengajar di UM Jember. Ia juga harus pandai membagi waktu untuk pergi Bondowoso, lokasi penelitian disertasinya. Seringkali ia harus pulang dan pergi Jember-Bondowoso.
Sesuai dengan judul penelitiannya yakni Manajemen Pendidik di Pondok Pesantren Baitul Arqom Balung Jember dan Pondok Pesantren Darul Istiqomah Maesan Bondowoso. Belum lagi kendala seperti perubahan jadwal dengan narasumber. Maka waktu yang dburuhkan untuk penelitian pun semakin lama. Pastinya menguras energi, waktu, dan biaya.
Siti memang diketahui cukup sering mempelajari topik ini. Beberapa penelitian sebelumnya, ia juga meneliti tentang pendidikan Islam dan pondok pesantren contohnya penelitiannya berjudul penelitian Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Kajian Rutin Keagamaan Mahasiswa dan Otoritas Kyai Pengasuh di Pondok Pesantren Al Fanani Universitas Muhammadiyah Jember. Kedua penelitian tersebut diterbitkan tahun 2018. Sehingga tak mengherankan jika kali ini pun ia mengangkat tentang pondok pesantren.
Promotor dan Co Promotor Kooperatif dan Suportif Mudahkan Kelulusan Siti
Sisi baiknya, Siti mendapatkan promotor dan co promotor yang kooperatif dan suportif. Proses bimbingan berjalan lancar sejauh ini. Ia mengaku promotor dan co promotornya begitu mudah ditemui untuk mendiskusikan penelitiannya. Keduanya pun sangat mendukung Siti. Hal ini memudahkan Siti untuk menyelesaikan pendidikan.
Nah, dalam urusan anak pun, Siti tak tanggung-tanggung. Ia menyempatkan diri untuk membimbing anak-anaknya belajar termasuk belajar menghafal Alquran. Menurut Siti, disiplin dan teladan adalah sikap yang perlu dimiliki seorang dosen.
Apalagi dosen adalah sosok yang diperhatikan dan sering dicontoh. Satu hal lagi, ia menegaskan perlunya keikhlasan. Sebagai penganut agama Islam, Siti percaya pada keridaan Allah dalam menjalankan apa pun di dunia ini.
Demikian dosen UM Jember ini membagikan kisahnya merampungkan pendidikan doktoralnya melalui timesindonesia.com. Apakah Anda sedang menempuh studi saat ini atau telah melampaui proses tersebut? Bagaimana pengalaman Anda?