Isu tak sedap kembali menimpa kredibilitas salah satu dosen di perguruan tinggi Indonesia, yakni Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (Unas), Kumba Digdowiseiso, yang diduga mencatut nama dosen Universitas Malaysia Terengganu (UMT) dalam publikasi ilmiah.
Dugaan ini muncul dari rilisnya laporan yang dikeluarkan Retraction Watch pada Rabu 10 April 2024. Laporan yang disusun jurnalis bernama Lori Youm tersebut menjelaskan mengenai temuan sekelompok dosen Malaysia yang namanya tercatut dalam beberapa publikasi ilmiah milik Kumba.
Hal ini diketahui usai melakukan pencarian di Google Scholar atau Google Cendekia. Berapa dosen asal Malaysia menemukan nama mereka tercantum sebagai salah satu penulis di makalah yang dipublikasikan Kumba.
Kasus pun bergulir karena sekelompok dosen asal Malaysia menuturkan tidak pernah terlibat proses penulisan karya ilmiah apapun dengan Kumba. Dikutip dari tempo.com, salah satu dosen yang namanya tercatut yakni Asisten profesor keuangan di Universiti Malaysia Terengganu, Safwan Mohd Nor, mengaku tidak mengenal Kumba.
“Kami bahkan tidak tahu siapa orang ini,” kata Safwan Mohd Nor dalam Retraction Watch, dikutip melalui tempo.com pada Senin, 15 April 2024.
Safwan sendiri menjelaskan bahwa namanya tercatut ke dalam 4 publikasi ilmiah milik Kumba yang terbaca di Google Scholar. Akan tetapi, publikasi dilakukan di jurnal yang tidak terindeks di Web of Science. Hal tersebut memunculkan dugaan bahwa publikasi ilmiah tersebut dilakukan melalui jurnal predator.
“Sepertinya ini seperti jurnal penipuan atau predator,” kata Safwan.
Terkait isu tak sedap ini, Kumba memberikan klarifikasi dengan menjelaskan bahwa laporan yang dirilis Retraction Watch merupakan laporan sepihak tanpa izin. Atas hal ini, pihak Unas bersama Kumba kemudian mengajukan keberatan kepada penulisnya, yakni Lori Youm melalui email.
Kumba juga menjelaskan kepada awak media bahwa kasus ini merupakan masalah pribadi sehingga tidak ada kaitan dengan Unes selaku institusi yang menaunginya sebagai dosen, sekaligus dekan, dan Guru Besar.
“FBESD (Faculty of Business, Economics, and Social Development) UMT sudah melakukan rapat internal dan memutuskan bahwa hal tersebut merupakan masalah pribadi,” kata Kumba kepada awak media, dikutip melalui kompas.tv pada Senin, 15 April 2024.
Lebih lanjut, Kumba juga menambahkan bahwa dengan kasus yang merupakan masalah pribadi ini tidak memerlukan intervensi dari pihak Unas.
“Dengan demikian, tindakan tersebut tidak memerlukan intervensi/tindakan lebih lanjut baik dari pihak universitas maupun fakultas,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kumba juga memberikan informasi bahwa pihak Unas akan menggelar konferensi pers bersama secara virtual dengan menghadirkan dirinya selaku Dekan FEB UNAS dan Prof. Suriani selaku dekan FBESD UMT beserta DR. Jumadil Saputra. Konferensi pers tersebut akan digelar pada 19 April 2024.
Bersumber dari profil Google Scholar milik Kumba Digdowiseiso, tercatat sepanjang tahun 2024 sudah berhasil mempublikasikan setidaknya 160 makalah. Selain itu, dari seluruh publikasi di tahun 2024 tersebut terdapat 24 staf di Universiti Malaysia Terengganu yang tanpa sepengetahuan mereka masuk dalam daftar penulis di publikasi ilmiah Kumba.
Melalui apa yang disampaikan Safwan juga menjelaskan bahwa Kumba memang sempat mengunjungi Universiti Malaysia Terengganu pada tahun 2023. Kunjungan tersebut bertujuan untuk membahas kemungkinan dilakukannya kolaborasi penelitian dan soal kemahasiswaan.
Meskipun begitu, Safwan juga menambahkan pada kunjungan dan pasca kunjungan tersebut tidak ada kesepakatan kerjasama atau kolaborasi di bidang keilmuan apapun.