Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri dharma perguruan tinggi. Apabila dijabarkan secara detail, daftar kewajiban akademik cukup panjang.
Selain mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. Bagian dari kewajiban akademik dosen adalah mengembangkan diri. Salah satunya dengan menjalani tugas pencangkokan dosen.
Bagi dosen pemula, istilah pencangkokan ini memang asing di telinga. Lumrah memang, sebab belum ada profesi lain yang memakai istilah ini. Berhubung kegiatan ini wajib untuk pengembangan diri dan kompetensi, para dosen perlu memahaminya dengan baik. Yuk, baca detail informasinya!
Dikutip melalui website Kepegawaian UNDIKSHA (Universitas Pendidikan Ganesha), pencangkokan dosen adalah suatu kegiatan pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu seorang tenaga pengajar muda (junior) dari suatu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lain dalam jangka waktu tertentu untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.
Kegiatan pencangkokan dosen bertujuan untuk memperbanyak jumlah dosen berkualitas dan kompeten. Khususnya untuk menunjang pelaksanaan tri dharma sampai tugas penunjang.
Kegiatan ini diwajibkan untuk dosen pemula dan dengan jabatan fungsional Asisten Ahli. Beberapa perguruan tinggi mewajibkan kegiatan ini untuk dosen Asisten Ahli sampai Lektor.
Dosen dalam kegiatan ini lantas ditugaskan di perguruan tinggi lain. Misalnya di perguruan tinggi yang akreditasinya lebih baik, pemeringkatannya lebih baik, jumlah Profesornya lebih banyak, dan pertimbangan lainnya.
Harapannya selama menjalankan tri dharma di perguruan tinggi lain tersebut. Dosen pemula bisa belajar dari dosen-dosen senior yang mengajar di perguruan tinggi dengan kualitas lebih baik dan fasilitas tri dharma yang lebih menunjang. Sehingga bisa mengembangkan keterampilan dan kompetensi sebagai pendidik sekaligus sebagai ilmuwan.
Baca Juga: Cara Dosen Menjadi Narasumber untuk Penuhi Indikator Kinerja
Sejalan dengan diterbitkannya Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 yang berisi Indikator Kinerja Dosen. Kegiatan pencangkokan dosen termasuk dalam indikator tersebut. Yakni dalam kategori Indikator Yang Perlu Dilaksanakan Di Tingkat Perguruan Tinggi Namun Tidak Perlu Dilaksanakan Oleh Semua Dosen.
Kemudian, masuk ke dalam indikator untuk menilai Karakter Intelektual dan Pembelajar Sepanjang Hayat. Menariknya, mengacu pada peraturan baru ini, pencangkokan tidak lagi hanya ditujukan untuk dosen pemula. Melainkan sampai dosen senior di semua jenjang jabatan fungsional. Berikut rinciannya:
Indikator: Pelaksanaan kegiatan detasering dan/atau pencangkokan di perguruan tinggi dalam periode dua tahun akademik. | |||
Asisten Ahli | Lektor | Lektor Kepala | Guru Besar |
Mengikuti minimal 1 (satu) program pencangkokan diluar institusi pada institusi QS500 atau pada institusi nasional. | Mengikuti minimal 1 (satu) program pencangkokan diluar institusi pada institusi QS500 atau pada institusi nasional | Melakukan mentoring minimal 1 (satu) Dosen pencangkokan; atauMengikuti minimal satu program pencangkokan diluar institusi pada institusi QS500 atau pada institusi nasional atau pada institusi internasional. | Melakukan mentoring minimal satu Dosen pencangkokan ; atauMengikuti minimal satu program pencangkokan di luar institusi pada institusi QS500 atau pada institusi nasional atau pada institusi internasional. |
Sesuai ketentuan dalam tabel di atas, dosen dengan jabfung dari Asisten Ahli sampai Guru Besar diharapkan tetap mengikuti kegiatan pencangkokan dosen.
Bedanya, dosen dengan jabfung Lektor Kepala dan Guru Besar wajib mengikuti pencangkokan di perguruan tinggi nasional maupun internasional. Selain itu, bisa juga dengan menjadi pembimbing pencangkokan.
Pembimbing pencangkokan adalah dosen senior dalam bidang ilmu yang sesuai yang ditugasi rektor untuk membimbing dosen junior dari Perguruan Tinggi lain. Pilihan ini bisa diambil untuk para dosen yang mengabdi di institusi nasional yang masuk QS500.
Dosen yang menjalankan kegiatan pencangkokan, baik sebagai pembimbing maupun peserta pencangkokan itu sendiri akan mendapat tambahan poin angka kredit. Mengacu pada PO PAK 2024, dosen yang menjadi Pembimbing Pencangkokan bisa mendapat angka kredit maksimal 2 poin.
Sementara untuk dosen yang menjalani pencangkokan akan mendapatkan angka kredit maksimal 4 poin. Sehingga, kegiatan ini biasa masuk pelaporan BKD dan mendukung pengembangan karir akademik dosen. Pastikan mengarsip SK penugasan pencangkokan untuk bukti saat pelaporan BKD dan pengajuan kenaikan jabfung.
Baca Juga: Cara Menjadi Anggota Asosiasi Profesi untuk Penuhi Indikator Kinerja Dosen
Mengenai isi kegiatan selama dosen menjalani pencangkokan dosen, pada umumnya adalah menjalankan tri dharma. Artinya, kegiatan yang dijalankan dosen tidak berbeda jauh ketika menunaikan kewajiban akademik di perguruan tinggi asal.
Sehingga menjalankan semua kegiatan tri dharma sebagai tugas pokok dan sejumlah tugas penunjang. Namun tentu tidak sekompleks ketika mengabdi di perguruan tinggi asal. Berikut beberapa contoh kegiatan yang umum dilaksanakan dosen selama pencangkokan:
Jenis kegiatan pertama yang umum dijalankan dosen dalam masa pencangkokan adalah pengajaran atau mengajar. Umumnya dosen akan mengajar mata kuliah yang relevan dengan bidang keilmuan yang ditekuni dosen tersebut di perguruan tinggi tujuan.
Kegiatan mengajar disini bisa mengajar kelas reguler, kelas nonreguler jika perguruan tinggi membuka kelas khusus karyawan, mengajar di semester pendek, dan sebagainya. Biasanya akan ditetapkan sesuai kebutuhan perguruan tinggi tujuan.
Bentuk kegiatan kedua adalah penelitian. Sama seperti menjalankan kewajiban akademik di perguruan tinggi asal. Dosen dalam masa pencangkokan juga akan rutin melaksanakan penelitian sampai durasi pencangkokan selesai.
Sejalan dengan kegiatan di poin sebelumnya, dosen di masa pencangkokan juga bisa melakukan penelitian kolaborasi. Baik dengan dosen di perguruan tinggi tujuan maupun dengan perguruan tinggi lain yang menjalin kerjasama.
Selain itu, dosen juga bisa menjalin kolaborasi penelitian dengan mahasiswa di perguruan tinggi tersebut. Sehingga peluang melakukan kolaborasi dalam penelitian dan publikasi lebih luas.
Dosen selama masa pencangkokan juga akan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Baik itu kegiatan penyuluhan, edukasi, layanan pemeriksaan kesehatan gratis, dan lain sebagainya. Jenis kegiatan pengabdian disesuaikan dengan program yang dijalankan perguruan tinggi tujuan.
Berikutnya adalah melakukan kegiatan bimbingan, yakni menjadi dosen pembimbing bagi mahasiswa di perguruan tinggi tujuan. Pembimbing disini bisa menjadi pembimbing tugas akhir seperti skripsi, bisa juga pembimbing program yang dilaksanakan mahasiswa misalnya KKN, dan lain sebagainya.
Sebagai informasi tambahan, ragam kegiatan selama pencangkokan bisa disesuaikan dengan kebijakan internal perguruan tinggi tempat pencangkokan tersebut. Selain itu, bisa dari hasil kesepakatan antara perguruan tinggi asal dan perguruan tinggi tujuan. Sehingga dosen tinggal menyesuaikan ketentuan yang ada.
Mengikuti dan menerima tugas menjalankan pencangkokan dosen tentu penting. Sebab ada banyak sekali manfaat bisa didapatkan dosen saat menjalankan tugas akademik ini.
Berikut manfaat kegiatan pencangkokan dosen:
Manfaat yang pertama adalah mendukung pengembangan karir akademik dosen. Pertama, selama melaksanakan pencangkokan dosen tetap aktif menjalankan tri dharma dan termasuk tugas penunjang.
Sehingga tetap mengisi laporan BKD dan mendapatkan tambahan poin angka kredit. Hal ini tentu membantu dosen untuk memenuhi syarat pengajuan kenaikan jabatan fungsional.
Apalagi jika masuk ke perguruan tinggi lebih bergengsi, dimana fasilitas kegiatan tri dharma lebih mendukung. Maka produktivitas dosen bisa meningkat. Hal ini bisa mempercepat kenaikan jabatan fungsional yang dipangku.
Pencangkokan dosen bermanfaat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan tri dharma. Seperti penjelasan terkait Indikator Kinerja Dosen, kegiatan pencangkokan dilakukan di perguruan tinggi dengan kualitas lebih baik.
Hal ini membantu dosen masuk ke lingkungan akademik yang lebih baik. Misalnya dari segi fasilitas pendidikan dan penelitian, kualitas layanan kepegawaian yang lebih baik, dan sebagainya.
Dukungan yang lebih maksimal membantu meningkatkan produktivitas dosen dalam menjalankan tri dharma. Sekaligus membantu meningkatkan kualitas proses sampai hasil dari aktivitas tri dharma tersebut.
Misalnya, tools di laboratorium perguruan tinggi tujuan lebih lengkap. Hal ini memberi efisiensi waktu, tenaga, dan biaya saat dosen menjalankan penelitian. Sehingga bisa memaksimalkan kualitas proses sampai hasil penelitian dibanding dengan sarana dan prasarana laboratorium lebih terbatas.
Menjalani tugas pencangkokan dosen juga membantu melakukan ekspansi atau memperluas jaringan akademik. Lewat tugas ini, dosen bisa masuk ke lingkungan perguruan tinggi baru dan mengenal lebih banyak akademisi.
Baik itu mahasiswa, rekan sesama dosen, tenaga kependidikan, dan orang lain di lingkungan tersebut. Mereka tentu bagian dari jaringan akademik dosen. Dimana bisa memberi bantuan besar di kemudian hari.
Dosen pun harus diakui perlu memiliki jaringan yang luas. Sehingga bisa mendukung terjadinya kolaborasi akademik, kecepatan akses informasi di ranah akademik, dan lain sebagainya. Tugas pencangkokan ini otomatis memperluas jaringan yang dimiliki dosen dan tentu sangat menguntungkan.
Seorang dosen tentu paham betul arti penting untuk terus mengembangkan diri. Bahkan profesi dosen sendiri ada kewajiban dan kebutuhan untuk terus mengupgrade ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Sebab pada saat menjalankan tri dharma, dosen butuh pemahaman mengenai iptek terkini. Sehingga apa yang dilakukan relevan dengan kondisi masa sekarang dan kebutuhan masyarakat maupun pemerintah secara tepat.
Dalam kegiatan pencangkokan dosen, dosen memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri. Ada lebih banyak keterampilan dan kompetensi sebagai pendidik sekaligus ilmuwan bisa dikembangkan di dalam kegiatan ini.
Apalagi, ada kesempatan untuk menyerap ilmu dan keterampilan dari dosen lebih senior. Sehingga bisa lebih mudah menyusun strategi agar tetap produktif menjalankan tri dharma dan meraih lebih banyak pencapaian akademik.
Manfaat berikutnya dari pelaksanaan pencangkokan bagi dosen adalah bisa meningkatkan reputasi akademik. Jika dosen bisa menunjukan kemampuan dan keseriusan berkarir di dunia akademik.
Maka perguruan tinggi tempat pencangkokan berlangsung akan memberi pengakuan. Mereka akan mengakui keterampilan, kompetensi, dan integritas dosen selama masa pencangkokan tersebut.
Kemudian, dosen yang bisa berprestasi di perguruan tinggi tujuan juga bisa menerima penghargaan. Misalnya pada pemberian penghargaan oleh perguruan tinggi tujuan. Sehingga kegiatan pencangkokan berdampak positif bagi reputasi akademik dosen.
Tugas atau kegiatan akademik berupa pencangkokan dosen bisa memberi suasana baru di lingkungan tempat dosen bekerja. Sehingga bisa memberi suasana dan motivasi baru.
Apalagi jika lingkungan perguruan tinggi tujuan kondusif dengan pengembangan diri dan karir akademik dosen. Dosen pun bisa memaksimalkan pengembangan berbagai keterampilan dan kompetensi. Hal ini memberi motivasi untuk dosen lebih giat menjalankan tri dharma.
Selain itu, dari kegiatan ini dosen juga bisa belajar bahwa lingkungan akademik memberi dukungan penuh. Dimana dosen didukung untuk terus mengembangkan diri dan meraih pencapaian akademik semaksimal mungkin. Hal ini tentunya berdampak positif pada kepuasan kerja dosen.
Lewat pencangkokan dosen pula, membantu dosen untuk memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan baru. Sebab, dosen mengenal lingkungan baru, mahasiswa baru, rekan dosen baru, dan sebagainya.
Hal ini mendorong dosen untuk bisa beradaptasi dengan cepat dan mengupgrade keterampilan dengan segera. Sehingga bisa mengikuti ritme kegiatan akademik di perguruan tinggi tujuan.
Kemampuan dosen beradaptasi ini membatu dosen lebih siap menghadapi tantangan baru. Dimana memang identik dengan profesi dosen yang harus giat melakukan pengajaran, penelitian, dan pengabdian terkini agar relevan dengan kondisi dan kebutuhan masa kini.
Artikel terkait Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 yang tak boleh Anda lewatkan:
Berhubung ada banyak manfaat bisa dipetik dari pencangkokan dosen. Kemudian melibatkan dua perguruan tinggi yang bisa jadi berbeda cukup jauh. Maka penting untuk dosen mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Sehingga bisa menjalankan pencangkokan dengan baik dan mendukung kesuksesan kegiatan tersebut. Berikut beberapa persiapan yang sebaiknya dilakukan sebelum kegiatan pencangkokan dosen:
Persiapan yang pertama tentu saja mempelajari apa itu pencangkokan dan apa tujuan dari tugas atau aktivitas akademik ini. Semakin paham, semakin membantu dosen menjalani kegiatan ini dan memaksimalkan hasilnya.
Persiapan yang kedua adalah melakukan riset terkait perguruan tinggi tujuan. Misalnya informasi mengenai sejarah, program studi, visi dan misi, kurikulum yang diterapkan, dan sebagainya. Sehingga memiliki gambaran sekilas mengenai budaya dan kondisi lingkungan akademik di perguruan tinggi tersebut.
Persiapan ketiga, dosen bisa menyiapkan berkas administratif. Biasanya pencangkokan diawali dengan memberi SK tugas kepada dosen. Kemudian mengurus prosesnya di perguruan tinggi tujuan. Jadi, silahkan merapikan berkas administrasi agar proses pencangkokan lancar sejak awal.
Persiapan selanjutnya adalah berkoordinasi dengan pembimbing pencangkokan dosen. Biasanya dosen di perguruan tinggi tujuan dan sudah senior. Komunikasi bisa membantu mempersiapkan diri dengan tepat.
Dosen bisa bertanya mengenai budaya akademik, program yang berjalan di perguruan tinggi tersebut, dan hal penting lain yang sekiranya dibutuhkan. Apalagi, pembimbing disini memang tugasnya memberi bimbingan dan arahan agar pencangkokan berjalan lancar.
Persiapan lainnya adalah berkomunikasi dengan keluarga dan minta dukungan. Sebab bisa jadi perlu pindah ke kota atau wilayah lain. Hal ini tentu perlu dikomunikasikan dengan baik agar keluarga memberi dukungan penuh.
Selain beberapa persiapan tersebut, dosen mungkin butuh persiapan penting lainnya. Sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Hal ini dapat mendukung suksesnya pencangkokan dosen.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…
Mencari program beasiswa S3 Amerika tentu akan dilakukan jika ingin menghemat biaya pendidikan. Kabar baiknya,…