Di tengah masa pandemi Coronavirus saat ini, ternyata tak menjadi hambatan dosen untuk tetap melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Salah satunya yang dilakukan lima dosen Universitas Pamulang ini, yang tetap melakukan PKM daring. Lantas seperti apa jika PKM dilakukan secara daring?
Ketua PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat), yang juga Dosen Program Studi Manajemen S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang Muhamad Abid, S.E., M.M., mengatakan, tujuan diadakannya PKM ini sebagai wujud pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. PKM tersebut berupa penyuluhan dengan tema Pelatihan Penerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Upaya Peningkatan Kualitas SDM Masyarakat RT. 006/ RW. 010, Kampung Cimuncang, Desa Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kelima dosen yang terdiri dari, Muhamad Abid, S.E., M.M., Dede Andj, S.E., M.M., Melda Wiguba, S.E., M.M., Irfan Rizka Akbar, S.E., M.M., Hira Maulida, S.E., M.M., ini sengaja melakukan PKM di desa tersebut karena di Desa Karangnunggal terdapat lokasi wisata yang indah. Diantaranya, air terjun atau curug, tebing penambangan batu cadas, goa peninggalan Belanda, dan beberapa tempat ziarah.
“Namun, sayangnya beberapa lokasi tersebut masih belum diketahui khalayak orang, karena belum dikelola dengan baik. Sehingga tidak terekspos dan tidak mendatangkan manfaat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tersebut,” tutur Abid kepada duniadosen.com.
Berdasarkan kependudukannya, generasi milenial (usia produktif) di Desa Karangnunggal per tahun 2018 mencapai 35% dari jumlah pendudukannya, juga disusul 36% Generasi Z (penduduk yang lahir dipertengahan hingga akhir 1990-an) yang segera memasuki usia produktif. Jumlah ini adalah asset besar dari daerah tersebut yang harus diarahkan dan diberikan pelatihan, sebagai upaya menjaga agar tidak mendapatkan pengaruh negatif dari perkembangan zaman.
“Masyarakat harus mengetahui, serta mengenal kearifan lokalnya dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengelola segala potensi yang ada di daerah tersebut,” ujarnya.
Sebab itulah kelima dosen tersebut hadir melakukan kegiatan PKM di Kp. Cimuncang, Desa Karangnunggal pada Sabtu-Minggu, 4-5 April 2020 di lokasi. Namun agenda untuk terjun langsung ke lokasi desa tersebut terpaksa diurungkan karena diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
Adanya kondisi tersebut, terpaksa Abid dan keempat rekannya, mengalihkan kegiatan PKM yang harus datang ke lokasi langsung diubah menjadi PKM daring dengan menggunakan aplikasi zoom pada Sabtu, 4/4/2020, mulai pukul 13.00 – 16.00 WIB. Kegiatan PKM daring tersebut pun diikuti oleh warga masyarakat desa Karangnunggal, Kepala Dusun, juga kelima dosen penyelenggara PKM.
Meskipun kegiatan PKM dilakukan melalui daring, materi dapat tersampaikan dengan baik dan terjadi diskusi yang interaktif antara masyarakat dengan pemateri. Kegiatan tersebut pun diawali dengan sambutan Kepala Dusun Kp. Cimuncang, Suhendar yang antusias dan senang dengan diadakannya kegiatan PKM ini.
“Karena kami masyarakat Desa Karangnunggal menyadari sangat membutuhkan ilmu pengetahuan yang lebih untuk dapat menerapkan nilai-nilai kearifan lokal, memanfaatkan, dan mengembangkan potensi daerah kami sendiri,” ucap Suhendar.
Sebagai ketua PKM, Abid menyampaikan tujuan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat Kp. Cimuncang, Desa Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat ini memiliki pandangan yang baik tentang bagaimana mereka mampu menerapkan nilai-nilai kearifan lokal serta dapat mengelola dan mengembangkan segala potensi daerahnya. Baik dari sektor pertanian, pariwisata dan kulinernya.
“Saya berharap masyarakat dapat benar-benar memperhatikan pemateri yang memberikan pelatihan, agar semua materi/ilmu yang disampaikan dapat dipahami dengan baik, dapat bermanfaat untuk di praktikan oleh masyarakat,” harapnya.
Salah satu pemateri PKM daring, Melda Wiguna, S.E., M.M., menuturkan, bahwa kearifan lokal adalah pandangan masyarakat daerah tentang adat istiadat, kebudayaan serta kebiasaan masyarakat setempat dalam bersosialisasi dan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Biasanya kearifan lokal tertuang dalam cerita rakyat, nyanyian, petuah atau semboyan masyarakat daerah.
“Contohnya ‘Kudu silih asih, silih asah jeung silih asuh’ yang artinya dalam bahasa Indonesia ‘Saling mengasihi, saling memintarkan/mengasah pengetahuan, saling menjaga’. Semboyan ini salah satu contoh kearifan lokal orang Sunda pada umumnya yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan kualiitas SDM masyarakat Kp. Cimuncang, Desa Karangnunggal dalam mengelola dan mengembangkan potensi wilayahnya.
Pemateri PKM daring selanjutnya, Hira Maulida, S.E., M.M., menyampaikan yang dimaksud dengan kualitas SDM adalah suatu mutu dari manusia yang menyangkut kemampuan, baik berupa kemampuan fisik maupun berupa kemampuan intelektual (pengetahuan) maupun berupa kemampuan psikologi (mental). Menurut Hira dalam pengembangan kualitas SDM masyarakat Kp. Cimuncang, Desa Karangnunggal harus berfokus pada tiga hal yaitu :
pengembangan fisik, bagaimana masyarakat memiliki fisik yang sehat dan kuat, memiliki keterampilan baik dalam bercocok tanam maupun dalam mengolah suatu sumber daya alam lainnya.
Masyarakat harus mendapatkan pendidikan yang cukup jangan sampai ada anak-anak yang putus sekolah. Masyarakat yang memiliki anak usia remaja harus mempunyai komitmen agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan minimal sampai tingkat atas (SMA/SMK), lebih bagus lagi apabila banyak yang dapat melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi.
Masyarakat Kp. Cimuncang, Desa Karangnunggal tidak perlu khawatir apabila anak-anaknya ingin melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi. Universitas Pamulang (UNPAM) dapat hadir sebagai solusi meskipun jaraknya cukup jauh dari Kp. Cimuncang, Desa Karangnunggal tetapi UNPAM dapat memberikan fasilitas pendidikan dengan biaya yang sangat murah, namun kualitas alumninya dapat bersaing dengan Alumni kampus-kampus besar lainnya di Indonesia.
Masyarakat harus memiliki mental yang baik dan kuat dalam menghadapi tantangan/persaingan sosial di masyarakat, jangan merasa berkecil hati atau rendah diri disaat menjadi orang kampung atau orang dari daerah, jangan juga menjadi orang kampung yang bergaya seolah seperti orang kota akhirnya lupa dan tidak peduli dengan segala potensi yang ada disekitanya.
Cobalah berfokus untuk memperhatikan dan menggali potensi yang ada di daerahnya agar bisa dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, kampungnya berkembang dan berkontribusi dalam menopang ekonomi perkotaan.
“Dengan demikian kulitas SDM akan meningkat, sehingga masyarakat mampu mengelola segala potensi di daerahnya yang dapat meningkatkan perekonomian dan penghasilan masyarakat untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik,” tandas Hira.
Salah satu penyelenggara PKM daring, Dede Andi, S.E., M.M., menyimpulkan bahwa dari kegiatan PKM daring ini melihat bahwa dalam keadaan pandemi saat ini ternyata banyak sekali peluang untuk lebih produktif yang bisa dilakukan oleh masyarakat daerah. Karena PSBB tidak diberlakukan bagi masyarakat yang bekerja di sawah untuk menanam padi.
Ia melanjutkan, PSBB tidak diberlakukan juga bagi masyarakat yang ingin bekerja sama, gotong-royong memperbaiki dan mempercantik lokasi-lokasi pariwisata yang ada di daerahnya, asalkan masyarakat benar-benar fokus untuk mengenali potensi-potensi yang ada, kemudian mengelolanya dengan baik demi kemaslahatan bersama.
“Semoga materi-materi yang disampaikan dalam PKM ini dapat membantu masyarakat untuk dapat melakukan hal tersebut,” katanya.
Kegiatan PKM daring tersebut ditutup dengan doa bersama yang dipimpin Irfan Akbar, S.E., M.M., yang salah satu doanya adalah agar Indonesia dapat segera mengatasi wabah Covid-19. Sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat beraktifutas kembali seperti biasanya.
Abid menambahkan, kegiatan PKM ini rencananya akan dilakukan kembali secara langsung ketika pandemi Covid-19 berakhir dan PSBB tidak diberlakukan untuk memastikan implementasi dari pelatihan yang sudah diberikan dan melakukan pengarahan secara langsung di lapangan. (duniadosen.com/titisayuw)
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…