Mendukung para dosen di Indonesia dalam mengoptimalkan penyusunan buku berbasis hasil penelitian dan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Dunia Dosen didukung penerbit Deepublish menggelar webinar bertajuk Optimalisasi Buku Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
Webinar ini sendiri diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting pada Kamis (14/08/2025) menghadirkan dua orang narasumber, yakni Bapak Munawir Sadzali Razak, S.IP., M.A yang merupakan Kepala LLDIKTI Wilayah XVI.
Kemudian, narasumber yang kedua adalah Prof. Dr. Trina Ekawati Tallei, M.Si yang merupakan Guru Besar Universitas Sam Ratulangi sekaligus World’s Top 2% Scientist 2023 & 2024.
Dalam menyampaikan materinya, Prof. Dr. Trina Ekawati Tallei menjelaskan bahwa hasil penelitian dan pengabdian masyarakat bisa dipublikasikan dalam bentuk buku. Untuk publikasi kegiatan maupun hasil pengabdian masyarakat, tidak sebatas dalam bentuk konten di YouTube maupun buku saku.
“Jadi, kalau bapak ibu punya hasil riset yang sudah dipublikasi maupun hasil pengabdian kepada masyarakat ada yang dipublikasi dalam bentuk YouTube, buku saku, dan macam-macam bisa diramu menjadi buku,” kata Trina saat menyampaikan materi.
Tak hanya itu, salah satu Guru Besar di Universitas Sam Ratulangi ini juga menjelaskan bahwa hasil penelitian dan pengabdian yang dipublikasikan dalam bentuk buku bukan sekedar menerbitkan buku untuk dibaca masyarakat luas.
Buku yang disusun oleh dosen dan bersumber dari hasil penelitian maupun pengabdian adalah salah satu bentuk publikasi ilmiah. Hal ini sejalan dengan definisi buku di dalam Pedoman Publikasi Ilmiah yang disusun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktiristek) di tahun 2017 lalu.
“Menurut Pedoman Publikasi Ilmiah di tahun 2017, buku itu merupakan publikasi ilmiah yang berisi pembahasan mendalam tentang suatu ilmu atau cabang ilmu yang berkaitan dengan permasalahan lampau dan terkini yang diperoleh dari ringkasan hasil penelitian terbaru,” jelasnya.
Lebih lanjut, Trina juga menjelaskan sejumlah standar dalam menerbitkan buku dari hasil penelitian dan pengabdian yang harus sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuni dosen. Kemudian diterbitkan oleh penerbit resmi sehingga terbit dengan ISBN.
Jadi, hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dipublikasikan dalam bentuk buku tidak bisa asal diterbitkan, melainkan harus memenuhi kriteria buku yang baik, yakni sesuai standar Ditjen Dikti.
Buku juga segera diterbitkan setelah penelitian selesai dilaksanakan, sehingga tidak usang karena penelitian terus berjalan dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Tak hanya itu, buku hasil penelitian juga masuk dalam salah satu jenis buku ilmiah. Dimana secara garis besar jenis buku tersebut adalah buku ajar, buku monograf, buku referensi, diktat, modul, dan panduan praktikum.
Sementara itu, Munawir Sadzali Razak dalam menyampaikan materinya membuka dengan data buku yang terbit di Indonesia yang mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Misalnya data di tahun 2022 yang disebutkan Munawir, judul buku yang terbit di Indonesia mencapai 159 ribu dan terus meningkat setiap tahunnya.
Hanya saja, PR bagi para dosen dan juga penyedia jasa penerbitan bukan hanya meningkatkan kuantitas buku untuk lebih mudah diakses masyarakat. Namun, ada juga PR untuk mendorong peningkatan minat baca. Pasalnya, minat baca masyarakat masih terbilang rendah.
“Ada fakta yang menarik, meskipun banyak buku yang terbit di Indonesia, ternyata rata-rata masyarakat Indonesia membaca buku hanya 5 sampai 6 buku per tahun. Jadi, untuk tingkat rajin membaca buku ada di posisi atau rangking 30 di dunia. Tentu saja ini angka (rangking) yang masih sedikit (rendah),” terang Munawir Sadzali Razak.
Sehingga, penting untuk tetap menjaga kuantitas buku yang terbit agar memudahkan masyarakat mendapatkan buku sesuai kebutuhan. Kemudian diikuti dengan membuat isi buku lebih mudah dipahami. Salah satunya dengan menyampaikan informasi dengan bahasa sederhana.



