Informasi

Memahami Nilai Poin Dosen Menerbitkan Buku agar Tidak Salah Strategi


Setiap dosen tentu perlu mempelajari nilai poin dosen menerbitkan buku, sebab poin atau angka kredit (KUM) yang didapatkan ternyata sangat tinggi. Pemahaman tentang hal ini membantu dosen menyusun strategi cerdas dalam mengejar KUM. 

Nilai KUM dalam jumlah tertentu menjadi modal bagi dosen untuk bisa mengajukan kenaikan jabatan fungsional (jabfung). Tidak salah jika dosen perlu mengejar KUM tersebut dengan cara pintar. 

Misalnya selain tetap fokus melaksanakan Tri Dharma juga mengoptimalkan kinerja dari tugas-tugas yang diganjar dengan KUM tinggi. Jika KUM yang didapat dari menulis dan menerbitkan buku terbilang tinggi, berapa KUM yang akan didapatkan dosen? 

Menerbitkan Buku bagi Dosen

Sebelum memahami detail mengenai nilai poin dosen menerbitkan buku, ada baiknya memahami relasi antara menerbitkan buku dengan profesi dosen. Dosen di dalam Tri Dharma mendapatkan 3 tugas pokok yang sifatnya wajib dan perlu diprioritaskan. 

Salah satu dari 3 tugas pokok tersebut adalah penelitian. Menariknya, tidak sebatas pada kewajiban bagi dosen melaksanakan penelitian. Namun ada kewajiban tambahan yang menyertainya. Yakni menyebarluaskan hasil penelitian tersebut. 

Proses penyebarluasan hasil penelitian bisa dalam bentuk artikel lalu dipublikasikan ke dalam jurnal maupun prosiding. Opsional lain adalah diterbitkan dalam bentuk buku agar bisa dimanfaatkan dosen lain, para mahasiswa, dan masyarakat luas. 

Terkait menulis buku, secara mendasar setiap dosen diharapkan bisa menerbitkan setidaknya satu judul. Khususnya untuk buku-buku yang mendapatkan nilai poin dosen menerbitkan buku. Yakni buku-buku akademik atau buku pendidikan. 

Tidak melulu untuk memenuhi kewajiban, menulis dan menerbitkan buku memberi manfaat yang beragam bagi seorang dosen. Manfaat tersebut antara lain: 

  • Pertama, untuk memenuhi kewajiban tersebut karena diatur dalam Undang-Undang oleh pemerintah. Pelaksanaan kewajiban ini menjadi bukti dosen bertanggung jawab atas profesinya.
  • Kedua, mendapatkan angka kredit atau KUM yang jika sampai di jumlah tertentu bisa mengantarkan dosen untuk naik jabatan fungsional. Kenaikan jabatan fungsional juga menjadi bukti tanggung jawab dosen terhadap profesinya.
  • Ketiga, menyediakan media pendukung kegiatan mengajar bagi dosen itu sendiri maupun dosen lain. Sekaligus media belajar bagi mahasiswa yang membutuhkan referensi pembelajaran kredibel dan disusun oleh ahli di bidangnya.
  • Keempat, mendapatkan pemasukan tambahan dan salah satunya dari royalti penjualan buku.
  • Keempat, menjadi sarana untuk branding akademik dosen agar namanya dikenal luas sebagai kalangan cendekia dan akademisi yang aktif memajukan ilmu pengetahuan di tanah air dan di dunia.

Baca Juga:

Ragam Buku yang Diganjar Angka Kredit

Banyaknya manfaat yang diperoleh dosen dari menerbitkan buku, membuat nilai poin dosen menerbitkan buku ternyata sangat tinggi. Artinya, perlu memasukan proses menerbitkan buku di dalam agenda tahunan. 

Sehingga bisa meraih KUM dalam jumlah tinggi dalam tempo yang lebih efisien. Hanya saja memang proses menulis buku tidak bisa dikatakan singkat. Tidak sedikit dosen yang membutuhkan satu tahun penuh untuk menyelesaikan satu judul buku. 

Namun, untuk memperoleh KUM tinggi dari menerbitkan buku ternyata tidak harus menulis buku sampai ratusan halaman. Sebab bersumber dari Pedoman Publikasi Ilmiah Dikti 2017 terdapat setidaknya 5 jenis buku yang bisa diganjar dengan KUM saat diterbitkan. Yaitu: 

1. Buku Referensi

Jenis buku akademik pertama yang mendapatkan KUM adalah buku referensi. Buku referensi adalah suatu tulisan dalam bentuk buku yang menyajikan hasil dari serangkaian kegiatan penelitian yang original, mendalam, dan menyeluruh pada satu cabang ilmu. 

Buku ini ditulis oleh dosen dan kemudian diterbitkan secara resmi sehingga memiliki ISBN. Buku referensi digunakan oleh para dosen untuk mendukung kegiatan mengajar mahasiswa. 

2. Monograf

Jenis buku kedua yang membantu mendapatkan nilai poin dosen menerbitkan buku adalah monograf. Monograf adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya hanya pada satu topik atau hal dalam suatu bidang ilmu kompetensi dari penulis.

Buku monograf berisi satu tema atau topik dari suatu bidang keilmuan. Misalnya dosen dari program studi ilmu Biologi, maka satu buku monograf bisa mengambil satu bab khusus. 

Misalnya sistem reproduksi pada mamalia. Isinya dari awal sampai akhir adalah mengenai sistem reproduksi pada mamalia tersebut. Sedangkan buku referensi isinya bisa membahas banyak topik dalam satu bidang ilmu. 

3. Buku Ajar

Buku yang ketiga adalah buku ajar, yaitu buku yang digunakan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami. 

Jika buku referensi dan buku monograf digunakan oleh dosen sebagai pegangan mengajar, maka buku ajar digunakan oleh mahasiswa. Sehingga disajikan dengan ragam bahasa lebih sederhana dan tidak 100% bahasa ilmiah agar mudah dipahami. 

4. Modul

Berikutnya adalah modul, dimana modul merupakan satu kesatuan bahan pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri. 

Didalamnya terdapat komponen dan petunjuk yang jelas sehingga peserta didik dapat mengikuti secara runut tanpa campur tangan pengajar.

5. Bunga Rampai

Terakhir adalah bunga rampai, yakni buku ilmiah yang isinya kumpulan karya tulis ilmiah (KTI) dengan satu topik permasalahan yang dibahas melalui pendekatan dari beberapa aspek/sudut pandang keilmuan. 

Dari 5 jenis buku yang diganjar KUM tersebut, maka ada nilai poin dosen menerbitkan buku yang akan didapatkan. Selain itu, diketahui juga terbagi menjadi dua kelompok buku. 

Pertama, kelompok buku yang termasuk kategori penilaian pelaksanaan pengajaran yaitu buku ajar dan modul. Kemudian yang kedua, kelompok buku yang termasuk kategori penilaian pelaksanaan penelitian, yaitu buku referensi, monograf, dan bunga rampai.

Kriteria Buku yang Diberi Angka Kredit

Dari kelima jenis buku yang diganjar KUM jika berhasil diterbitkan di atas, maka wajib memenuhi kriteria tertentu. Sehingga buku-buku tersebut dianggap memenuhi standar untuk mendapatkan KUM. Kriteria tersebut antara lain: 

  • Memiliki ISBN.
  • Tebal paling sedikit 40 (empat puluh) halaman cetak (menurut format UNESCO).
  • Ukuran : minimal 15,5 cm x 23 cm.
  • Diterbitkan oleh Badan Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi.
  • Isi tidak menyimpang dari falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Anda perlu memahami bahwa setiap buku memiliki format dan ketentuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk membuka PO PAK 2019 sebelum menerbitkan buku agar buku bisa diakui.

Nilai Poin Dosen Menerbitkan Buku

Setiap buku pendidikan yang sesuai aturan akan memberikan KUM kepada dosen yang menerbitkannya, maka ada nilai KUM sendiri-sendiri. Artinya, setiap buku tersebut memiliki nilai KUM yang berbeda. Berikut detailnya: 

  1. Buku ajar nilai KUM yang diberikan adalah 20 poin.
  2. Modul (termasuk beberapa bahan pengajaran lainnya, seperti diktat) nilai KUM yang diberikan adalah 5 poin.
  3. Buku referensi nilai KUM adalah 40 poin.
  4. Monografi nilainya 20 poin, dan
  5. Bunga rampai yang diterbitkan secara internasional diberi nilai KUM 15 poin dan jika diterbitkan secara nasional maka nilai KUM 10 poin.

Dari detail nilai poin dosen menerbitkan buku tersebut, maka setiap dosen bisa memilih jenis buku mana saja yang akan dijadikan prioritas. Sebab beberapa punya nilai KUM sangat tinggi misalnya buku referensi yang mencapai 40 poin.

Artikel Terkait:

Salmaa

Long life learner.

Recent Posts

Penerapan Metode Pembelajaran Case Study di Perguruan Tinggi

Sejalan dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024, maka diterbitkan pula pedoman pelaksanaan berisi standar…

4 days ago

6 Solusi saat Google Scholar Tidak Bisa Dibuka

Mau upload publikasi tapi Google Scholar tidak bisa dibuka? Kondisi ini bisa dialami oleh pemilik…

4 days ago

Artikel Tidak Terdeteksi Google Scholar? Ini 2 Solusinya

Beberapa dosen memiliki kendala artikel tidak terdeteksi Google Scholar. Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel…

4 days ago

S2-S3 Gratis di Thailand dengan Vistec Scholarship 2025

Mau lanjut studi pascasarjana dengan beasiswa tetapi berat karena harus meninggalkan keluarga? Tak perlu khawatir,…

5 days ago

Chinese Government Scholarship Dibuka untuk S1 Hingga S3, Daftar Segera!

Anda sudah menjadi dosen harus melanjutkan S3? Jika Anda menargetkan beasiswa fully funded dan masih…

1 week ago

Stipendium Hungaricum Scholarship Programme 2025 Dibuka, Cek Sekarang!

Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri, semakin mudah dengan berbagai program beasiswa.…

1 week ago