Inspirasi

DR. Neila Sulung: Aktif Menulis sebagai Bentuk Penghargaan Terhadap Diri Sendiri


Neila Sulung. Menjadi dosen tentu memberi tantangan sekaligus segudang pengalaman yang berkesan, menarik, dan juga duka. Semua ini tentu memberi warna pada profesi mulia tersebut yang membuatnya menarik minat dan perhatian banyak orang. 

Keputusan menjadi dosen diambil oleh banyak orang, dengan alasan yang beraneka rupa. Kali ini tidak ada salahnya mencoba berkenalan dengan DR. Neila yang saat ini tercatat menjadi dosen di Universitas Fort De Kock di Bukittinggi, Sumatera Barat ketika berbagi cerita tentang perjalanan karir dan berbagai pengalamannya mengajar.  

Sekilas Tentang Profil DR. Neila Sulung

DR. Neila memiliki nama lengkap DR. Neila Sulung., S.Pd., Ns., M.Kes., yang merupakan salah satu dosen di Universitas Fort De Kock. DR. Neila sendiri memilih bidang keilmuan Ilmu Kesehatan dan Perawatan Anak. 

Dilanjutkan ke Ilmu Kesehatan Masyarakat yang kemudian mengantarkan dirinya untuk menjadi tenaga pendidik. DR. Neila mengaku proses untuk menjadi dosen dijalani begitu saja seperti air mengalir. 

DR. Neila mengaku besar dalam lingkungan keluarga yang kental dengan dunia pendidikan. Sebab ayah dari DR. Neila sendiri merupakan seorang guru yang terbilang disiplin. Kedisiplinan ini kemudian ikut andil bagian dalam membentuk karakter DR. Neila dan anggota keluarga lainnya untuk sukses. 

Paling berkesan dari ajaran sang ayah adalah untuk tidak pelit dalam berbagi ilmu pengetahuan. Lewat pesan tersebut, DR. Neila memiliki semangat yang tinggi untuk menjadi tenaga pendidik. 

Sebab dengan menjadi guru maupun dosen, maka kesempatan untuk berbagi ilmu sebanyak-banyaknya kepada siapa saja terbuka sangat lebar. Bahkan berbagi ilmu tidak hanya dilakukan di ruang kelas di hadapan para mahasiswa. 

Namun juga dari buku yang ditulis, jurnal ilmiah yang dipublikasikan, hasil penelitian yang memberi solusi dan pengetahuan baru kepada masyarakat luas, dan lain sebagainya. Sehingga di profesi dosen inilah DR. Neila mampu membagikan ilmu yang dimiliki semaksimal mungkin. 

Baca Juga: Sosok Selamat Muliadi: Menulis Buku untuk Mewariskan Ilmu bagi Generasi Mendatang

Meniti Karir sebagai Tenaga Pendidik Sejak 1984

Perjalanan karir dosen yang dimiliki DR. Neila Sulungseperti mengalir begitu saja karena selama kuliah di Ilmu Keperawatan memang tidak ada niat menjadi tenaga pendidik. Selesai menamatkan sekolah di Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Bukittinggi. 

Dirinya diminta oleh pihak sekolah untuk menjadi guru di sekolah tersebut, namun dengan syarat mau melanjutkan studi di Sekolah Guru Perawat (SGP). Sehingga selama mengajar menjadi guru dirinya kemudian melanjutkan studi ke SGP Pajajaran Bandung di tahun 1984. 

Disusul dengan mengikuti Pendidikan Akademi Keperawatan di Akper Pajajaran Bandung. Kegiatan mengajar dimulai di tahun 1984 menjadi guru di tempatnya menyelesaikan pendidikan SPK di Bukittinggi. 

Memasuki tahun 1988 dirinya kemudian menjadi guru di SPK Padang hingga tahun 1996. Perjalanan karir menjadi dosen pun dimulai di tahun 1996 ketika menjadi dosen di Akademi Kebidanan Padang hingga tahun 2000. 

Perjalanan karir berikutnya di Poltekkes Kemenkes Padang dari tahun 2000 sampai 2004. Baru kemudian dirinya menjadi dosen di Universitas Fort De Kock dari tahun 2004 tersebut sampai sekarang. 

Puluhan tahun menjadi tenaga pendidik dimulai dari guru hingga ke dosen sampai sekarang tentu memberikan banyak pengalaman menarik. Selain mengikuti arus, keputusan DR. Neila menjadi dosen juga bersumber dari keinginannya untuk berbagi ilmu kepada siswa dan mahasiswa. 

Tidak hanya soal ilmu pengetahuan, namun juga memberi bimbingan mengenai sikap dan juga keterampilan. Proses mengemabngkan ilmu pengetahuan dan keterampilan pun diallui DR. Neila dengan perjuangan panjang. 

Dirinya bahkan sempat menuntut pendidikan S1 di dua perguruan tinggi berbeda. Yakni di S1 Keperawatan di Unand (Universitas Padang) dan S1 Pendidikan di Universitas Negeri Padang (UNP). 

Namun dengan kerja keras dan keinginan untuk terus mengajar. Akhirnya keduanya bisa diselesaikan dengan baik oleh DR. Neila.  

Baca Juga: Prof. Erma Suryani: Produktif Menulis untuk Ikut Berkontribusi Mencetak Lulusan Mumpuni

Mengajar Mahasiswa yang Punya Banyak Pengalaman di Lapangan

Puluhan tahun menjadi dosen terhitung sejak 1996 tentu memberi banyak pengalaman menarik. Kali pertama menjadi dosen, DR. Neila Sulung mengampu mata kuliah Mikrobiologi. Pada saat tersebut mahasiswa satu kelas mengamati dengan sangat intens. 

Sebab di mata mereka DR. Neila menjadi dosen yang kaku dalam berbagi ilmu kepada mahasiswa. Berawal dari pengalaman inilah, DR. Neila Sulung selalu berusaha kreatif untuk memulai kelas dengan lebih baik dan membangun suasana kelas yang lebih menyenangkan. 

Pengalaman menarik lainnya adalah ketika harus mengajar mahasiswa yang mayoritas memiliki pengalaman di lapangan. Seperti Kepala Puskesmas, Kepala Rumah Sakit, Kepala Dinas Kesehatan, dan lain sebagainya. 

Pengalaman tersebut memberikan pengalaman menarik dan tidak terlupakan sekaligus sebuah tantangan. Sebab mahasiswa yang diajar di kelas mayoritas sudah praktek di lapangan, sedangkan untuk DR. Neila Sulung sendiri baru sebatas teori akademik. 

Hal tersebut menuntut dirinya untuk menguasai materi perkuliahan dengan baik dan mengontrol suasana kelas. Sehingga bisa tetap memberikan metode mengajar yang mudah dipahami dan juga diterima oleh para mahasiswa tersebut. 

Kegigihannya menekuni profesi dosen mengantarkan dirinya untuk meraih berbagai penghargaan. Seperti Penghargaan Dosen Teladan, disusul Dosen Favorit di Tingkat Kampus Fort De Kock, menjadi peserta pelatihan terdisiplin di tingkat Sumatera Barat, dan Penghargaan Presiden Karya Satya Lencana sebagai penghargaan atas pengabdian mengajar selama 20 tahun dan 30 tahun. 

Baca Juga: Meraih Keberkahan Hidup Dunia Akhirat dengan Berbagi Ilmu Bermanfaat

Menulis sebagai Bentuk Penghargaan kepada Diri Sendiri

Selain sibuk mengajar di Universitas Fort de Kock, DR. Neila Sulung sebagaimana dosen lain juga sibuk dengan kegiatan menulis. Bagi dirinya menulis merupakan bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. 

Sebab menulis merupakan proses untuk mencari ilmu dan menuangkannya dalam tulisan, kemampuan menuangkannya dalam tulisan inilah yang harus dihargai oleh diri sendiri. Sebab dijamin diakui semua pihak proses tersebut tidak mudah. 

Selain itu, kegiatan menulis juga mampu memberi kepuasan baik secara fisik maupun psikologi karena mampu menuangkan ilmu pengetahuan menjadi sebuah tulisan. Sehingga ilmu tersebut bisa bermanfaat kepada lebih banyak orang yang telah membacanya. 

Hingga saat ini, DR. Neila sudah berhasil menyusun dan mempublikasikan 5 judul buku. Semuanya ditujukan untuk mahasiswa dan juga umum yang diharapkan bisa memberikan manfaat yang luas. 

Target kedepan, DR. Neila ingin menulis lebih banyak tulisan. Dimulai dari menulis buku tentang sampling, stunting, dan juga pandemi Covid-19 dilihat dari sudut pandang budaya. Selain itu juga ingin mempublikasikan jurnal nasional dan internasional bereputasi. 

Sekaligus berusaha untuk meningkatkan HAKI dan Paten dari karya yang telah disusun tersebut. Diakui dirinya bahwa menulis memang tidak mudah, butuh waktu antara 6 sampai 12 bulan untuk menyelesaikan satu judul buku dan itu pun masih dalam proses editing untuk dipublikasikan. 

Memahami kegiatan menulis tidak semudah membalikan telapak tangan bagi kalangan dosen. DR. Neila kemudian berbagi tips untuk bisa tetap produktif, yaitu: 

  1. Menyusun rencana buku-buku yang akan ditulis.
  2. Melengkapi referensi dari buku-buku yang masuk ke daftar rencana untuk ditulis tersebut.
  3. Akan lebih baik jika diawali dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, sebab proses penelitian sendiri sudah membantu penyusunan bagian awal dari buku yang akan ditulis tersebut.

Menulis bagi DR. Neila perlu dijadikan kebutuhan dan kebiasaan di kalangan dosen. Sebab disinilah seorang dosen bisa memberi penghargaan pada diri sendiri dan membagikan ilmu kepada lebih banyak orang. 

Salmaa

Long life learner.

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

1 day ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

1 day ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago