Inspirasi

Muzaffar Rela Resign dari Perusahaan Demi Menjadi Dosen Kesehatan Masyarakat


Sebelumnya Muzaffar SKM., M.KM., belum pernah terpikirkan untuk berprofesi sebagai dosen. Oleh karena itu sejak lulus S1, ia bekerja di sejumlah lembaga baik pemerintahan maupun swasta. Namun di saat itulah Zafar kembali berpikir ia ingin bekerja sebagai pendidik dan sesuai dengan keilmuan yang dia miliki yaitu di bidang kesehatan masyarakat. Seperti apa perjalanan Zafar menjadi dosen Kesehatan Masyarakat di Stikes Payung NAD? Berikut kisahnya.

Perjalanan Menjadi Dosen

Pasca lulus dari S1 Kesehatan Masyarakat di Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh pada 2013 Zafar bekerja sebagai pegawai bakti di BPJS, Kota Banda Aceh. Namun tidak bertahan lama, Zafar kemudian bekerja di sebuah perusahaan otomotif di PT. Dunia Barusa, Kota Banda Aceh. Saat itulah justru Zafar merasa tidak enjoy terhadap pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidangnya. Ia pun terpikir untuk menjadi pendidik sesuai bidang keilmuan yang ia miliki.

Putra pertama dari 7 bersaudara ini pun memperoleh informasi dari membaca surat kabar bahwa ada lowongan menjadi dosen bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. Tanpa pikir panjang lagi, berbekal ijazah S1 nya saat itu Zafar memberanikan diri melamar lowongan tersebut.

 Tak disangka tanpa menunggu lama, Zafar mendapat panggilan dari universitas yang ia lamar untuk tes tulis dan interview. Setelah menjalani serangkaian tahap seleksi, beruntung nama Zafar tercantum sebagai salah satu kandidat yang dipilih menjadi dosen. 2016, Zafar resmi diterima sebagai dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat di Stiket Payung NAD.

Mendapat Beasiswa S2                                     

Meski saat diterima menjadi dosen, Zafar baru mengantongi ijazah S1 tetapi Stikes Payung NAD melihat potensi dalam diri Zafar. Melihat portofolionya sejak masih menjadi mahasiswa Zafar begitu aktif dalam organisasi KSR PMI. Di sana juga, Zafar mulai belajar bagaimana menjadi pendidik dan memberikan edukasi tentang kesehatan atau tindakan prefentif kepada masyarakat.

Di samping itu, Zafar juga kerap mengikuti pelatihan tentang cara membimbing serta cara berkomunikasi di depan publik. Setelah beberapa bulan mengabdi menjadi dosen, Stikes Payung NAD memberikan tawaran kepada Zafar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister dengan syarat menempuh sejumlah tes. Ia pun berhasil lulus S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara pada 2018.

“Tidak pernah terpikirkan sejak lulus sarjana dulu menjadi seorang dosen yang merupakan profesi penuh dengan keberkahan. Tidak pernah juga membayangkan sebelumnya profesi dosen inilah yang juga membentuk kepribadian dan kebahagiaan yang saya rasakan saat ini. Mata hati dan raga semakin terpana ketika menjalani profesi ini dengan suka cita dan kerja keras yang nyata,” ungkapnya.

dok. Muzaffar

Alasannya memutuskan menekuni profesi dosen adalah Zafar ingin sekali bisa membagi keilmuan yang dimiliki. Selain itu ia juga ingin memberikan bimbingan dan pengarahan pada generasi muda untuk bisa mengembangkan potensinya.

“Karena berdasarkan pengalaman pribadi, setiap orang yang punya passion akan jauh lebih baik jika ada yang mengarahkan. Begitu juga dengan generasi muda sekarang yang sangat berbakat dan menyukai kegiatan praktik dalam pengembangan kemampuannya. Dengan begitu, Zafar pun makin terpacu untuk berbagi ilmu dengan metode yang seru,” ujarnya.

Teknik Mengajar

Dalam proses menjadi dosen, Zafar pun melampaui beberapa tahap dan yang utama siap berkomitmen untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Pertimbangannya siap mengajar di Stiker Payung NAD, adalah ia siap menerima ragam tantangan. Dari sana pula, Zafar dituntut untuk kreatif dan inovatif.

Dalam memulai perkuliahan, Zafar melakukan persiapan yang matang. Diantaranya mulai perencanaan dengan menyiapkan modul pembelajaran, silabus, dan menyiapkan materi mengajar dengan membuat power point. Misalnya saja ketika ia mengisi mata kuliah Latihan Kerja Peminatan Promosi Kesehatan, yang memanfaatkan teknologi media yaitu dengan pembuatan video yang berhubungn dengan kesehatan masyarakat.

“Tentunya hal itu tidak terlepas dari Persediaan alat media yang ada di Kampus STIKes Payung Negeri Aceh Darussalam yaitu di Laboratorium Audio Visual. Ada beberapa video hasil dari mahasiswa sudah saya upload di youtube, walaupun masih banyak kekurangan dalam bimbingan saya tetapi berusaha untuk mengajar dalam bentuk praktek langsung dengan memanfaatkan teknologi zaman sekarang,” katanya.

Selain itu pria kelahiran Jeunieb 28 Mei 1989 juga mengukur kemampuan berpikir kritis mahasiswanya dengan cara mengevaluasi, baik saat ujian pertengahan semester dan ujian akhir semester dengan soal yang membandingkan, hubungan sebab akibat, memberikan alasan, meringkas, dan menyimpulkan.

Kesan Menjadi Dosen

Kesannya menjadi dosen karena dapat berinteraksi dengan mahasiswa, tak hanya dalam kelas tetapi juga ikut berorganisasi dalam BEM, KSR PMI maupun Sanggar Emun yang berkegiatan di kesenian menari. Zafar banyak terlibat dalam kegiatan organisasi tersebut, diantaranya menjadi penanggung jawab BEM, pendamping KSR PMI dalam setiap kegiatannya.

Selain itu banyak kontribusi yang Zafar lakukan dalam bidang sosial dengan membawa nama organisasi bersama mahasiswanya tersebut. Rupanya menjadi dosen muda menjadi nilai tambah Zafar untuk bisa dekat dengan para mahasiswanya baik di dalam kelas maupun saat kegiatan di luar.

dok. Muzaffar.

Tugas Dosen

Menurutnya, ada hal-hal yang harus digali dan dilakukan dosen dalam menjalankan tridharma perguruan tinggi. Diantaranya, dosen bisa menciptakan usaha kreatif baik di bidangnya yang kemudian dapat memberi dampak nyata. Dosen harus disiplin dalam melaksanakan tugasnya, juga bisa menjadi teladan yang baik.

Selain itu, dosen juga harus terbuka terhadap kritik, pastinya sebagai dosen tidak luput dari kesalahan. Setiap dosen juga wajib melaksanakan penelitian, mempublikasikan karya ilmiahnya. Dosen harus selalu inovatif dalam melakukan terobosan baru, mengedukasi baik saat mengajar maupun melakukan pengabdian masyarakat.

Target Kedepan

“Target saya adalah ingin ilmu kesehatan masyarakat khususnya promosi kesehatan bisa bersaing dengan ilmu-ilmu penjualan produk barang lainnya. Karena kita ketahui iklan rokok lebih disukai, lebih menarik perhatian masyarakat dari pada iklan kesehatan dan hasilnya pun lebih banyak laku produk/barang barang tersebut dari pada ilmu tentang kesehatan masyarakat,” tuturnya.

Saat ini Zaffar pun tengah mendafta S3 di Universitas Airlangga dengan bidang ilmu kesehatan masyarakat. Harapannya, ia bisa menempuh S3 dan menjadi pakar di bidang kesehatan masyarakat. “Pada 4 Agustus 2020 kemarin keluar pengumuman dosen yang sertifikasi salah satu dalam pengumuman tersebut adalah saya, golongan fungsional saya sekarang adalah asisten ahli kedepan saya ingin meraih fungsional yang lebih tinggi mulai dari Lektor sampai kejenjang selanjutnya,” imbuhnya. (duniadosen.com/titisayuw)

Redaksi

Recent Posts

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

11 hours ago

Kontrak Perkuliahan di Kelas: Urgensi, Fungsi dan Isi

Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…

12 hours ago

Pencangkokan Dosen untuk Memenuhi Indikator Kinerja

Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…

12 hours ago

19 AI untuk Membuat Pertanyaan yang Bisa Diandalkan

Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…

18 hours ago

Isian Data Publikasi untuk Kenaikan Jabatan Fungsional

Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…

19 hours ago

Cara Dosen Menjadi Narasumber untuk Penuhi Indikator Kinerja

Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…

19 hours ago