Seorang dosen tentu perlu memahami langkah-langkah menyusun RPS (Rencana Pembelajaran Semester) yang dilakukan setiap semester atau per enam bulan sekali. RPS membantu melaksanakan kurikulum yang berlaku dan diterapkan di perguruan tinggi.
Jadi, proses dimulai dari konsep kurikulum yang jelas kemudian disusun RPS lalu terjadi kegiatan pembelajaran. Hasil akhirnya adalah lulusan yang mencapai tujuan pembelajaran sesuai konsep kurikulum yang disusun.
RPS kemudian menjadi tahapan penting yang memastikan lulusan mencapai suatu keterampilan dan prestasi yang mumpuni. Sehingga penyusunannya tidak dapat diabaikan, dan langkah-langkahnya sendiri setidaknya adalah 11 poin. Apa saja? Berikut rangkumannya.
Sebelum mengetahui seluruh langkah-langkah menyusun RPS, ketahui dulu pengertian dari RPS itu sendiri. RPS memiliki kepanjangan Rencana Pembelajaran Semester, sehingga berisi detail rencana kegiatan pembelajaran selama satu semester ke depan.
Penyusunan RPS menjadi penting dan bahkan dikatakan wajib dimana dasar hukumnya adalah Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 khususnya Pasal 12, dan mengacu juga pada Dokumen Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Studi.
Melalui Permen tersebut dijelaskan bahwa perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam RPS. Sehingga per mata kuliah oleh per dosen disusun RPS yang terpisah berisi detail rencana kegiatan pembelajaran.
Secara sederhana, RPS ini bisa diartikan sebagai agenda kegiatan belajar di satu mata kuliah selama satu semester penuh. Sehingga dosen sudah tahu sepanjang satu semester akan ada berapa pertemuan, setiap pertemuan membahas apa, dengan alat bantu apa, dan metode pembelajarannya bagaimana.
Adapun kewajiban untuk mengikuti langkah-langkah menyusun RPS sesuai ketentuan bertujuan untuk mendukung dosen melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terstruktur, terukur, dan juga bisa dipertanggung jawabkan.
Dosen dengan RPS di tangannya bisa mengadakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan benar. Bisa menjelaskan materi perkuliahan secara runtut, urut, sistematis, dan juga lebih maksimal karena bisa menyiapkan alat bantu mengajar yang paling sesuai.
Dalam menyusun RPS, dosen kemudian perlu memperhatikan struktur susunannya. Secara umum struktur RPS (Rencana Pembelajaran Semester) sebagai berikut:
Jika sudah mengetahui apa itu RPS dan strukturnya bagaimana, maka bisa mulai mempelajari tentang langkah-langkah menyusun RPS. Berikut cara menyusun RPS:
Langkah pertama adalah menentukan format, namun lebih tepatnya adalah mempelajari format yang sudah ditetapkan. Yakni ditetapkan di dalam Permen Nomor 44 Tahun 2015. Dalam Permen ini dijelaskan isi RPS minimal memuat:
Langkah yang kedua adalah mengisi identitas RPS yang berisi nama mata kuliah, semester berapa, bobot SKS, dan nama dosen pengampunya siapa saja.
Tahap yang ketiga adalah menyusun distribusi kajian dan sub kajian dari mata kuliah yang diampu. Dalam mata kuliah tentu akan memiliki beberapa kajian, kajian-kajian ini perlu disusun berurutan di dalam RPS untuk disampaikan kepada mahasiswa selama satu semester kedepan.
Langkah-langkah menyusun RPS selanjutnya adalah merumuskan pencapaian pembelajaran. Sehingga di setiap pertemuan perlu ditentukan capaian yang perlu diraih oleh mahasiswa apa saja. Penentuannya disesuaikan dengan kajian dan sub kajian yang sudah ditentukan di tahap sebelumnya.
Selanjutnya adalah mengedit rumusan capaian atau CP (capaian pembelajaran). Perlu diperiksa kembali dan dihubungkan dengan kajian dan sub kajian. Sehingga saat dilaksanakan CP ini benar-benar bisa diraih oleh mahasiswa.
Tahap berikutnya adalah merumuskan CLO (Course Learning Outcome) mata kuliah. Yaitu capaian akhir di akhir mata kuliah, jika CL dicapai di setiap pertemuan. Maka CLO merupakan hasil akhir di akhir semester.
Langkah yang ketujuh adalah merumuskan bentuk pengalaman mahasiswa. Yakni dosen perlu menentukan jenis kegiatan dan pengalaman apa yang dilakukan mahasiswa di masing-masing pertemuan. Sehingga mereka punya pengalaman, keterampilan, dan capaian khusus di pertemuan tersebut.
Tahap berikutnya adalah menentukan bentuk pencapaian CP di setiap pertemuan. Yakni menghubungkan antara bentuk kegiatan, durasi pembelajaran, dan keterampilan apa yang bisa dipahami dan dikuasai mahasiswa di pertemuan tersebut.
Berikutnya adalah menentukan indikator keberhasilan mahasiswa, dimana bisa menggunakan beragam kata kerja operasional. Sehingga bisa menentukan kata kerja yang sesuai untuk menilai pencapaian mahasiswa.
Misalnya menggunakan kata memilih, memproyeksikan, mempresentasikan, menguasai, mampu, menilai, dan lain sebagainya. Kata kerja ini akan mencerminkan keterampilan yang berhasil dikuasai mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran.
Langkah terakhir dalam menyusun RPS adalah menentukan teknik dan bobot. Teknik disini adalah teknik atau bentuk latihan untuk mendapatkan nilai kemampuan mahasiswa. Kemudian ditentukan juga bobot nilainya.
Misalnya untuk materi A, mahasiswa akan dinilai secara tertulis dengan membuat laporan kegiatan. Jika laporan ini berhasil disusun dengan baik maka bobot nilainya adalah 20.
Begitu seterusnya sampai semua pertemuan punya latihan dan bobot nilai sendiri. Bobot nilai ini kemudian diakumulasikan, dan kemudian digabungkan dengan nilai tugas, nilai ujian tengah semester, dan nilai ujian semesteran.
10 Langkah tersebut akan membantu menyusun RPS yang baik, sekaligus mudah diterapkan dan bisa mencapai capaian yang sudah dirumuskan. Jadi, langkah-langkah menyusun RPS tersebut bisa dijadikan panduan agar isi RPS sesuai dengan konsep kurikulum yang diterapkan di kampus.
Artikel terkait:
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…