Categories: Opini

Menulis Itu Menguntungkan, Bukan Merugikan Anda!

Menulis adalah suara yang terlukiskan – Voltaire

Halo para pembaca yang budiman, semoga tulisan ini bisa memberi motivasi anda untuk bertransformasi dari “pembaca” menjadi “penulis”. Bukan karena menjadi penulis lebih bagus dari pembaca, pun tidak sebaliknya. Baik pembaca dan penulis memiliki perannya masing-masing yang saling bersimbiosis. Tidak akan ada pembaca tanpa penulis dan penulis tidak berguna tanpa pembaca. Bukankah demikian?

Mungkin Anda pernah berpikir mengapa harus menulis? Bukankah lebih mudah dan mengasyikkan membaca tulisan orang?

Memang benar. Menulis akan menjadi aktivitas yang mengasyikkan dan sudah pasti tidak membuat Anda rugi, siapapun dan apapun profesi Anda. Terutama bagi seorang dosen, menulis menjadi sebuah tuntutan.

Ada banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari menulis. Mari kita lihat. Misalnya untuk seorang dosen ketika ditanya mengapa tidak menulis, jawaban paling mainstream yang didapatkan adalah “belum sempat”. Penulis juga pernah mendapat jawaban dari dosen bahwa sebenarnya semua bahan sudah ada di dalam otak, tetapi masih malas, tidak ada waktu, banyak hal lain yang lebih mendesak, dan lain-lain.

Waktu memang sumber daya yang sangat mahal sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, termasuk dengan mengutamakan hal-hal yang lebih mendesak. Fakta tersebut memang tidak dapat dipungkiri. Oleh sebab itu, kita sering menjadikannya sebuah alasan. Misalnya, Anda belum menulis dengan alasan alasan bahwa waktu mengajar yang sangat padat.

Sharing ilmu

Berbagi itu indah, apapun itu. Bahkan kesalahan pun sebisa mungkin akan dibagi-bagi, dan itu terasa indah bagi yang melakukan kesalahan. Apalagi untuk sesuatu yang mulia yang sering kita sebut sebagai “ilmu”.  Berbagi ilmu dapat berwujud banyak hal. Tentu saja salah satunya adalah dengan menulis.

Kita memperoleh ilmu juga melalui banyak jalan. Bisa dengan mendengarkan seminar, kejadian di jalan menuju kantor, dan membaca buku. Sebagai seorang manusia yang baik alangkah baiknya jika kita tidak pelit ilmu. Menulis adalah cara untuk berbagi ilmu. Anggap saja dengan menulis, kita membalas budi kepada orang yang mau membagikan ilmunya dengan tulisan yang telah kita baca.

Ada banyak jenis tulisan yang bisa kita buat. Jika Anda adalah dosen, Anda bisa menulis karya ilmiah. Apalagi jika karya ilmiah itu dibukukan menjadi buku referensi, tentu akan menambah nilai kredit dosen. Namun begitu, Anda tidak harus menulis karya ilmiah. Sesekali Anda juga bisa membuat opini, esai, atau bahkan cerpen, dan novel. Hal itu sah-sah saja. Semua jenis karya tulisan memiliki manfaat masing-masing.  

Nilai Angka Kredit Dosen

Salah satu kebijakan dari Dikti adalah adanya nilai angka kredit dosen yang berkenaan dengan kenaikan pangkat dosen hingga nilai akreditasi. Sebagai bentuk kegiatan mengembangkan bahan pengajaran, seorang dosen diminta untuk membuat buku ajar atau buku teks setidaknya satu buku per tahun. Hal ini sesuai dengan Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit tahun 2009.

Sebagai seorang dosen tentu ada banyak mata kuliah yang diampu. Jika untuk satu mata kuliah saja dibuatkan buku ajar, tentu sudah dapat menambah nilai angka kredit dosen. Hal ini juga akan lebih bermanfaat daripada modul atau hand-out yang diberikan kepada mahasiswa. Walaupun memiliki sisi positif masing-masing, buku jauh lebih bermanfaat jika dibandingkan dengan hand-out.

Akreditasi Universitas dari Menulis?

Dosen yang menulis buku ajar menjadi salah satu aspek penilaian akreditasi universitas sesuai dengan pedoman dari BAN-PT. Ketika nilai akreditasi sebuah universitas baik maka akan memberi keuntungan bagi banyak pihak. Salah satu pihak yang diuntungkan adalah dosen pada universitas tersebut.

Dengan beberapa alasan yang terjabarkan di atas semoga membuat para pembaca yang budiman kembali tergerak untuk menerbitkan buku. Manfaatnya tidak hanya untuk pribadi, tetapi juga untuk masyarakat, institusi, dan lain-lain.

Baca juga: Manfaat Website PDDIKTI Bagi Masyarakat Umum!

Sumber:

http://pak.dikti.go.id/portal/wp-content/plugins/downloads-manager/upload/PEDOMAN%20OPERASIONAL%20AK%202009.pdf

http://www.ub.ac.id/files/dokumen/dokumen_resmi_kampus/01.buku/akreditasi_buku5.pdf

Niki Hidayati

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

1 day ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

1 day ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago