Menulis Buku referensi – Anda menjalani profesi sebagai dosen? Tentunya tidak hanya disibukkan oleh kegiatan belajar mengajar di depan mahasiswa. Namun juga dengan kesibukan lain seperti menyusun karya ilmiah. Misalnya saja menulis buku referensi yang juga termasuk ke dalam karya ilmiah, dan menjadi jenis tulisan yang wajib disusun oleh seorang dosen.
Sebelum membahas lebih dalam mengenai tata cara maupun panduan dasar dalam menulis buku referensi. Sebaiknya kenali dulu definisi dari buku referensi tersebut. Jadi, buku referensi merupakan buku yang ditulis secara ilmiah yakni mengikuti kaidah-kaidah penulisan ilmiah.
Adapun isi pembahasan di dalam buku referensi ini haruslah berisi materi di satu bidang saja, sehingga bukan gabungan dua bidang atau lebih. Pemilihan topik atau tema dalam menyusun buku referensi ini sangat luas, dan bisa mengandalkan sejumlah sumber yang terjamin terpercaya. Misalnya jurnal ilmiah dan karya tulis ilmiah lainnya.
Mau menulis Buku Referensi dari hasil penelitian untuk NAIK PANGKAT? Pedoman ini kami siapkan khusus untuk Anda
GRATIS! Ebook Sukses Menulis Buku Referensi
Menulis lebih mudah, angka KUM bertambah
Aktivitas menulis memang aktif dilakukan oleh seorang dosen, sebab menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan kenaikan angka kredit. Ada banyak karya tulis bisa dikerjakan mulai dari buku referensi, buku ajar, diktat, modul, dan lain sebagainya.
Dengan menulis buku referensi maupun karya ilmiah lain maka poin atau nilai angka kredit (kum) yang didapatkan akan sangat lumayan. Hal ini akan berdampak positif terhadap jenjang karir dosen yang ditekuni. Selain itu membantu Anda untuk menjadi dosen yang produktif.
Agar penyusunannya tepat maka perlu menyesuaikan dengan ciri-ciri buku referensi yang baik, yakni sesuai himbauan dari Ristek Dikti. Apa saja ciri-ciri tersebut? Berikut adalah beberapa diantaranya:
Ciri yang pertama dari buku referensi adalah merupakan hasil penelitian, sehingga sumber penyusunannya jelas. Bukan karya fiksi yang hanya mengandalkan imajinasi, melainkan bisa dibuktikan secara valid. Sehingga penyusunannya perlu didahului dengan proses penelitian.
Jika ditanya, siapa yang akan menggunakan buku referensi yang disusun? Jawabannya tentu saja adalah dosen yang bisa digunakan sebagai bahan untuk mengajar di depan kelas. Sebab buku referensi ini berisi ilmu yang valid dari hasil penelitian, sehingga bisa menjadi media bagi dosen dalam mengajarkan isinya di depan kelas.
Penyusunan dari buku referensi tidak asal-asalan ada aturan khusus terkait hal ini. Yakni disesuaikan dengan alur logika atau urutan keilmuan, misalnya saja dimulai dengan penentuan kasus atau topik. Selanjutnya disusul dengan ilustrasi dan penjelasan lengkapnya.
Baca juga Sistematika Penulisan Buku Ajar Standar Dikti
Dalam menulis buku referensi sama artinya Anda menulis sebuah buku yang sifatnya formal. Maka bahasa yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah ini haruslah bahasa formal. Bahasa formal akan lebih mudah dipahami sekaligus informasi yang disampaikan lebih jelas yang tentu membuatnya bisa dibaca semua kalangan.
Ciri-ciri buku referensi yang baik berikutnya adalah terkait standar publikasi, yakni harus dengan iSBN atau International Standard Books Number yang kemudian bisa diedarkan secara luas kepada masyarakat.
Seperti yang disampaikan sekilas di atas, isi di dalam buku referensi adalah materi di satu bidang ilmu. Sehingga secara khusus hanya membahas satu bidang ilmu saja tanpa bercabang ke ilmu lain. Tujuannya tentu saja untuk menghindari adanya kesalahan persepsi saat membaca informasi di dalamnya.
Selain itu untuk aspek ketebalan buku juga perlu disesuaikan dengan aturan yang ada. Jadi di dalam menulis buku referensi Anda diminta untuk menyusun buku paling sedikit 60 halaman. Kertas yang digunakan punya ukuran sesuai standar UNESCO yakni dengan ukuran minimal 15.5 cm x 23 cm.
Ciri berikutnya adalah buku referensi tersebut bisa digunakan sebagai referensi, sitasi, dan juga bisa dimasukan ke dalam daftar referensi karya ilmiah. Hal ini penting karena menjadi bukti bahwa isi dari buku referensi yang disusun memang berdasarkan hasil ilmiah.
Selain itu penyusunannya juga runtut sesuai aturan yang berlaku, sehingga sangat tepat untuk dijadikan referensi. Oleh sebab itu dalam menulis buku referensi perlu teliti agar isinya bisa memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan.
Selain buku referensi, Anda juga dapat menulis buku monograf, sebagai luaran hasil penelitian. Pelajari apa itu buku monograf dan kupas tuntas hingga proses menerbitkannya.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…