Mengubah skripsi menjadi jurnal. Proses mengubah skripsi menjadi jurnal adalah hal penting di masa sekarang. Sebab memungkinkan karya tulis ilmiah tersebut untuk menjadi jurnal dan artikel ilmiah yang sifatnya open acces.
Sehingga memudahkan kalangan dosen, peneliti, guru, mahasiswa, dan lain sebagainya yang membutuhkan referensi karya ilmiah bisa lebih mudah untuk mendapatkannya. Sebab jurnal ilmiah biasanya akan dipublikasikan secara online, yang memungkinkan berbagai pihak untuk mengaksesnya.
Jika melihat kondisi dunia pendidikan di tengah pandemi seperti sekarang, maka akan menyadari betul efek positif dari jurnal ilmiah yang sudah terpublikasi dan bereputasi. Sebab menjadi media untuk belajar, mendapat referensi karya ilmiah, menyusun buku ajar, dan lain-lain.
Sebab selama pandemi, kegiatan keluar rumah tentu diupayakan untuk dibatasi. Memanfaatkan dan mengandalkan literatur di rumah sendiri tentu sangat terbatas. Maka beralih dengan memanfaatkan internet dengan maksimal.
Sehingga akan mencari berbagai literatur berkualitas dan bereputasi lewat beberapa situs yang kredibel. Kedepannya, kebutuhan untuk artikel maupun jurnal ilmiah yang terpublikasi secara elektronik dipastikan tetap ada.
Menjawab kebutuhan tersebut, maka proses mengubah skripsi menjadi jurnal perlu dipahami dan dilakukan. Sehingga mampu menambah daftar referensi jurnal ilmiah bereputasi. Manfaatnya adalah:
Adanya literatur berkualitas yang bisa diakses secara online membuat proses penyusunan tugas akhir untuk mahasiswa program sarjana maupun pasca sarjana menjadi lebih cepat.
Sebab jurnal ilmiah adalah referensi yang disusun oleh pihak-pihak yang kredibilitasnya terjamin. Sehingga sangat diperbolehkan untuk dijadikan referensi tugas akhir, baik itu skripsi maupun tesis dan disertasi.
Baca Juga: Cara Cek Plagiarisme untuk Jurnal dan Skripsi Secara Online
Jurnal ilmiah selain menjadi sumber referensi untuk penyusunan tugas akhir, juga menjadi referensi untuk menyiapkan materi pembelajaran yang dilakukan kalangan pendidik. Yakni dosen dan guru, sehingga bisa lebih matang dalam mempersiapkannya karena mendapat referensi yang cukup.
Jurnal ilmiah yang terpublikasi secara elektronik juga bisa menjadi media bagi mahasiswa untuk belajar secara mandiri. Sebab ketika tidak mendapat kemudahan memahami penjelasan dosen.
Maka mahasiswa bisa mencari sumber referensi belajar lain sebagai upaya meningkatkan pemahaman. Salah satu sumber pembelajarannya adalah jurnal ilmiah tadi.
Setelah memahami manfaat besar dari upaya mengubah skripsi menjadi jurnal. Maka langkah selanjutnya adalah memahami tahapan atau tata caranya seperti apa.
Sebab seperti yang diketahui, persyaratan untuk susunan tesis maupun skripsi dan disertai akan berbeda dengan persyaratan dari penyusunan jurnal ilmiah. Lalu, untuk bisa mengubahnya dengan cepat atau efisien maka diperlukan trik khusus.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa dan perlu diterapkan untuk memudahkan kegiatan mengubah skripsi menjadi jurnal:
Tips pertama untuk mengubah tesis maupun skripsi dan disertasi menjadi sebuah jurnal ilmiah akan menentukan tujuan. Tujuan ini penting untuk ditentukan di awal karena akan mempengaruhi isi jurnal tersebut. Sekaligus mencari penerbit yang tepat.
Tujuan yang tepat akan membantu proses publikasi jurnal ilmiah tersebut. Jadi, ada baiknya menentukan tujuan jurnal agar bisa sesuai dengan tujuan dari skripsi, tesis, maupun disertasi yang disusun.
Baca Juga: 3 Kiat Menemukan Masalah Penelitian agar Tesis Cepat Selesai
Secara umum mengubah skripsi menjadi jurnal adalah tindakan yang banyak dilakukan penulis jurnal pemula. Sebab dengan mengandalkan hasil penelitian dari karya ilmiah tersebut, maka penyusunan jurnal ilmiah menjadi lebih mudah, tepat, dan juga cepat.
Supaya maksimal dan tanpa kesalahan maka tips berikutnya untuk melakukan perubahan tersebut adalah mengubah Pendahuluan menjadi Abstrak. Baik Pendahuluan maupun Abstrak memiliki kesamaan.
Yaitu mengandung semua elemen kunci untuk menarik minat dan perhatian dari pembaca. Berhubung Abstrak hanya terdiri dari 100 – 200 kata, maka perlu menyederhanakan bagian Pendahuluan. Sehingga penyusunan Abstrak tidak lagi memakan waktu lama.
Pendahuluan di dalam jurnal ilmiah juga akan dibuat lebih singkat, maka perlu sedikit modifikasi dari Pendahuluan di tugas akhir. Caranya adalah memilih satu dari beberapa pertanyaan dan hipotesis di dalam Pendahuluan tugas akhir untuk dijadikan Pendahuluan dalam jurnal ilmiah.
Pertimbangkan juga untuk hanya menggunakan satu artikel saja. Sehingga isi dari Pendahuluan di dalam jurnal yang disusun sudah memenuhi kriteria dari jurnal ilmiah secara umum.
Saat berencana mengubah skripsi, tesis, dan disertasi menjadi jurnal maka penting sekali untuk menyusun kerangka tulisan. Kerangka ini bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kerangka jurnal.
Namun dengan dibuat lebih ringkas, sehingga ada beberapa bab di dalam tugas akhir yang bisa dihapus. Sehingga lewat kerangka tugas akhir tersebut bisa didapatkan kerangka untuk susunan jurnal ilmiah.
Tips berikutnya untuk efisiensi dalam mengubah tugas akhir jenis apapun menjadi jurnal ilmiah adalah memperbaiki bagian metode. Ketika menyusun tugas akhir, sebut saja skripsi maka metode penelitian akan dijabarkan dengan sangat panjang dan lebar. Intinya sangat mendetail.
Namun ketika diubah menjadi jurnal ilmiah maka penjabaran tersebut harus disederhanakan. Meskipun begitu tetap perlu dipastikan bahwa metode penelitian disampaikan dengan jelas.
Baca Juga: Tips untuk Menyusun Tesis dengan Cepat
Hasil penelitian tentu akan dipaparkan di dalam tugas akhir, dan bagian ini juga penting untuk dipaparkan di dalam bagian Pembahasan di jurnal ilmiah. Jadi khusus untuk bagian ini pastikan semua hasil temuan penelitian disebutkan dan dijabarkan.
Sebab, hasil penemuan ini pada dasarnya adalah inti dari tugas akhir maupun jurnal ilmiah. Sehingga tidak perlu diutak-atik kecuali jika hanya ingin sederhanakan agar jumlah halaman dari jurnal yang disusun tidak setebal tugas akhir.
Perbedaan persyaratan dalam tugas akhir dan jurnal ilmiah juga terletak pada referensi. Misalnya untuk kutipan yang dimasukan ke dalam bagian Pendahuluan maupun di bagian lain ketika diperlukan.
Khusus untuk jurnal, referensi cenderung dibatasi dan dianjurkan untuk memilih referensi terbaru dan terkini. Sedangkan untuk tugas akhir biasanya bebas, selama lembaga atau institusi tempat peneliti bernaung tidak memberi batasan.
Sebab beberapa perguruan tinggi membatasi referensi, misalnya saja hanya diperbolehkan mengambil referensi dari buku maupun jurnal yang terbit minimal 10 tahun yang lalu.
Pada bagian Diskusi maka perlu ditulis atau disampaikan dengan jelas sekaligus lengkap. Inti dari penyusunan diskusi adalah mencoba memaparkan apa yang bisa didapat atau dipelajari oleh pembaca dari jurnal ilmiah yang disusun.
Opsional lain adalah memaparkan hasil penemuan dari penelitian untuk dijadikan sebagai literatur. Bisa juga mendiskusikan hasil temuan tersebut untuk memperluas perspektif bidang yang dikaji.
Melalui sejumlah tips di atas maka diharapkan bisa memudahkan proses mengubah skripsi menjadi jurnal . Agar lebih cepat namun juga tepat, dimana struktur atau sistematika penulisannya sesuai dengan kaidah penyusunan jurnal ilmiah. Semoga bermanfaat.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…