Memahami pentingnya mengkonversi karya ilmiah menjadi buku tentu sangat penting, khususnya bagi kalangan akademisi seperti dosen. Dimana dosen memiliki tugas pokok menulis dan melakukan publikasi terhadap hasil penelitian.
Hasil penelitian biasanya dibuat menjadi KTI atau Karya Tulis Ilmiah, baik dalam bentuk artikel ilmiah maupun dalam bentuk lainnya. Jika KTI ini hanya dibaca kalangan terbatas yang paham dunia ilmiah, pertimbangkan agar KTI ini bisa dibaca oleh masyarakat banyak.
Yakni dengan mengkonversikannya menjadi buku yang lebih banyak menggunakan kosakata umum bukan ilmiah. Proses konversi memang tidak mudah apalagi jika dosen tidak memiliki pengalaman serupa sebelumnya.
Sebelum memahami pentingnya mengkonversi karya ilmiah menjadi buku, maka pahami dulu apa yang dimaksud dengan konversi. Konversi secara umum adalah proses meringkas karya tulis sendiri menjadi bentuk lain.
Jika ada yang menggunakan istilah konversi KTI menjadi buku. Maka artinya adalah proses meringkas karya tulis ilmiah menjadi buku. Dimana keduanya memiliki bentuk yang berbeda dan punya aspek-aspek lain yang berbeda juga.
Kegiatan konversi ini ternyata tidak semudah mengucapkannya, karena berbagai perbedaan dari dua jenis karya tulis yang dikerjakan. KTI cenderung punya bahasa ilmiah yang perlu diubah ke bahasa umum, begitu juga strukturnya. Sehingga kadang memakan waktu lama.
Bagi dosen, atau bahkan bagi siapa saja kegiatan konversi karya ilmiah menjadi buku sangatlah penting. Sebab bisa memberi manfaat bagi diri sendiri, masyarakat luas, maupun institusi tempat dosen tersebut mengabdi sebagai pendidik.
Baca Juga:
Tips Menulis Buku Ajar dalam 8 Pekan (Lanjutan)
Alur Proses dalam Menulis Buku Ajar hingga Siap Diterbitkan
Sistematika Penulisan Buku Ajar Standar DIKTI
Tips Menulis Buku Ajar dan Manfaatnya
Bagi dosen dan peneliti, proses konversi karya ilmiah menjadi buku sangatlah penting karena memberi banyak sekali manfaat. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan pentingnya mengkonversi karya ilmiah menjadi buku:
Mengubah karya ilmiah menjadi buku bisa disebut sebagai upaya untuk meningkatkan dan mendapatkan penghargaan. Yakni terhadap kerja keras yang telah dilakukan saat menulis karya ilmiah tersebut.
Saat menulis skripsi misalnya, dijamin memakan waktu berbulan-bulan dengan seabrek kegiatan kepenulisan. Jangan biarkan skripsi ini usang di pojok rak buku, melainkan dibuat buku dan diterbitkan.
Sehingga hasil tulisan tersebut dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Pemanfaatannya secara tidak langsung merupakan bentuk penghargaan pembaca terhadap kerja keras dalam menyusunnya.
Pentingnya mengkonversi karya ilmiah menjadi buku adalah bisa memberi kontribusi pada dunia pendidikan. Sebab buku hasil konversi bisa dijadikan referensi di dunia pendidikan.
Misalnya dibaca oleh mahasiswa untuk mendampingi kegiatan belajar mereka secara mandiri di rumah. Selain itu bisa dijadikan media bantu mengajar bagi dosen agar bisa memberi penjelasan materi secara mendalam dengan bahasa lebih umum.
Menulis dan menerbitkan buku termasuk ke dalam tugas dosen di seluruh Indonesia. Sesuai dengan aturan yang berlaku, berhasil menerbitkan buku akan diganjar dengan penambahan poin angka kredit atau KUM.
Jika KUM sudah terkumpul dalam jumlah tertentu maka menjadi kunci bagi dosen untuk bisa mengajukan jabatan akademik. Sehingga rajin menerbitkan buku membantu dosen mengembangkan karir akademiknya.
Karir dosen yang berkembang tidak lantas hanya menguntungkan dosen yang bersangkutan. Tapi juga institusi, sebab semakin banyak dosen memangku jabatan fungsional tinggi maka nilai akreditasi dari BAN-PT akan semakin tinggi.
Harus diakui mengkonversi karya ilmiah menjadi buku juga memberi peluang menerima penghasilan tambahan. Sebab buku yang terjual akan memberi royalti yang cair setidaknya 2x dalam setahun.
Jadi, pentingnya mengkonversi karya ilmiah menjadi buku tidak hanya menguntungkan bagi dunia akademik saja. Namun juga memberi keuntungan finansial bagi penulisnya.
Karya tulis ilmiah disusun dengan bahasa ilmiah karena memang target pembacanya adalah masyarakat ilmiah. Padahal jumlah masyarakat ilmiah dengan masyarakat umum terpaut jauh, dimana masyarakat umum jumlahnya lebih banyak.
Jika karya ilmiah dikonversi ke buku dengan bahasa umum maka target pasarnya adalah masyarakat umum tadi. Sehingga isinya bisa dimanfaatkan seluruh lapisan masyarakat dan kemudian meningkatkan manfaat dan peran hasil penelitian di dalamnya.
Bagi dosen yang memilih melakukan konversi karya ilmiah secara mandiri, yakni tanpa jasa profesional. Maka langkah satu ini bisa membantu mengasah keterampilan menulis. Kenapa?
Sebab sekalipun sama-sama tulisan, cara pemaparan antara karya ilmiah dengan buku umum berbeda. Jika konversi dilakukan maka penulis bisa mengasah keterampilan menulis dengan bahasa yang cocok untuk masyarakat awam.
Tidak tertutup kemungkinan di masa mendatang akan menulis lebih banyak buku dengan menggunakan bahasa umum tersebut. Sehingga kualitas tulisan dari waktu ke waktu semakin membaik.
Sehingga seberat apapun topik bukunya dijamin enak dibaca dan mudah dipahami. Sebab mampu disampaikan dengan cara yang baik dan menarik, proses membaca isinya kemudian tidak merasa bosan sama sekali.
Menerbitkan buku harus diakui mampu meningkatkan popularitas dosen yang melakukannya. Sebab namanya sebagai penulis dan ahli di bidang sesuai topik buku tersebut semakin dikenal luas. Khususnya di kalangan akademisi.
Langkah konversi karya ilmiah menjadi buku kemudian bisa disebut sebagai bagian dari akademik branding dosen. Sebab lewat langkah ini dosen bisa memperkenalkan diri secara profesional ke hadapan masyarakat luas.
Tidak hanya memperkenalkan diri sendiri dan bidang keilmuan yang ditekuni. AKan tetapi juga mempromosikan institusi tempatnya mengabdi karena mencantumkan informasi bahwa penulis adalah dosen di sebuah perguruan tinggi.
Memahami pentingnya mengkonversi karya ilmiah menjadi buku sesuai penjelasan di atas tentu meningkatkan semangat untuk segera memulainya. Berikut beberapa cara yang terbilang mudah untuk mengkonversi karya ilmiah menjadi buku:
Cara pertama adalah menulis buku dengan mengubah karya tulis ilmiah yang sudah disusun sebelumnya. Supaya terasa mudah dan selalu semangat melakukannya, maka perlu yakin dan paham bahwa menulis buku itu mudah.
Proses konversi biasanya hanya mengubah judul agar tidak terlalu kaku dan punya unsur promosi sehingga menarik minat baca masyarakat. Kemudian menyederhanakan sejumlah bab dan mengubah bahasa di dalam karya ilmiah.
Cara kedua dan bisa menjadi langkah kedua setelah naskah hasil konversi karya ilmiah berhasil diselesaikan adalah menghubungi penerbit. Sehingga karya berbentuk buku tersebut bisa segera terbit dan menambah poin angka kredit.
Opsional lain adalah bekerjasama dengan penerbit yang menyediakan layanan konversi. Sebab beberapa penerbit menyediakan layanan ini sehingga penulis hanya perlu menyerahkan naskah karya ilmiah, dan tim dari penerbit yang akan melakukan konversi.
Lewat cara tersebut, maka proses konversi karya ilmiah menjadi buku dijamin tidak menghadapi kendala. Sehingga bisa segera dilakukan dan bisa merasakan langsung efek dari pentingnya mengkonversi karya ilmiah menjadi buku.
Penerbit Deepublish menyediakan layanan parafrase. Layanan Parafrase Penerbit Deepublish adalah layanan mengubah artikel ilmiah menjadi buku. Artikel ilmiah yang dimaksud adalah, disertasi, artikel untuk jurnal, artikel untuk prosiding, dan artikel ilmiah lainnya. Adapun caranya dengan mengubah struktur kata, kalimat, dan paragraf dari sumber tulisan tanpa mengubah makna aslinya.
Ada 2 paket yang disediakan, yaitu paket Basic dan Premium. Ketahui perbedaan keduanya di laman mengubah karya ilmiah menjadi buku ini.
Artikel Terkait:
Tips Menulis Buku Ajar Mudah untuk Dosen
Contoh Teknik Penulisan Buku Ajar dari Hasil Penelitan
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…