Mengenal Definisi, Arti Penting, dan Jenis-Jenis Desain Penelitian 

Salah satu tahapan dalam kegiatan penelitian adalah menyusun desain penelitian, sehingga perlu memahami juga jenis-jenis desain penelitian tersebut. Jenisnya sangat beragam dan jenis ini memiliki perbedaan tersendiri yang akan mempengaruhi jalannya penelitian. 

Sebagai akademisi, baik dosen maupun mahasiswa dan juga peneliti profesional tentunya akan menyusun desain penelitian sebelum penelitian dilakukan. Lalu, apa saja jenis dan cara penyusunannya? Berikut informasinya.

Sehingga desain penelitian membantu peneliti fokus dan memastikan penelitian berjalan baik. Tanpa resiko ada tahap yang terlupa dan didapatkan data yang memadai untuk mendapatkan kesimpulan atau hasil penelitian yang punya validitas tinggi. 

Apa Itu Desain Penelitian? 

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, tidak semua peneliti dalam kondisi sangat membutuhkan desain penelitian. Dikatakan demikian, karena tanpa desain penelitian pun pada dasarnya para peneliti bisa melaksanakan rencana penelitian yang sudah disusun. 

Hanya saja, dengan mengenal jenis-jenis desain penelitian dan menyusun yang paling relevan dengan kebutuhan. Maka ada berbagai manfaat bisa didapatkan oleh peneliti. Manfaat ini yang menjadi alasan kenapa penting menyiapkan desain penelitian. Berikut penjelasannya: 

1. Membantu Penelitian Terarah dan Terfokus

Alasan pertama kenapa desain penelitian dianggap penting dan dianjurkan ada, adalah karena membantu penelitian lebih terarah dan terfokus. Alasannya, karena desain penelitian menjelaskan sistematika alur kegiatan penelitian. 

Sehingga semua tim penelitian akan paham alur proses tersebut, pembagian tanggung jawab lebih mudah, dan dikerjakan dalam satu visi dan misi. Sehingga penelitian sekaligus lebih terfokus. 

Semua tim peneliti paham apa yang diteliti, bagaimana menjalankannya, dan untuk apa penelitian ini dilakukan. Sehingga penelitian lebih mudah dijalankan dan tidak  melebar ke topik lain.

2. Membantu Efisiensi Sumber Daya Penelitian 

Desain penelitian dianggap penting karena bisa membantu peneliti dalam mengefisiensikan semua sumber daya yang dimiliki. Hal ini bisa terjadi, karena desain penelitian memberi rancangan seluruh tahapan penelitian. 

Kemudian akan membantu mengetahui apa saja yang dibutuhkan, bagaimana membagi kewajiban pada masing-masing tim penelitian, dan sebagainya. Sehingga penelitian bisa segera dilakukan karena alur sudah jelas dan pembagian kerja sudah tepat. 

Sehingga perhitungan kisaran jumlah dana penelitian yang dibutuhkan, jumlah anggota tim penelitian, durasi penelitian, dll lebih jelas. Hal ini mencegah durasi penelitian lebih lama yang membutuhkan biaya, tenaga, dan waktu lebih ekstra juga.

3. Meningkatkan Validitas Hasil Penelitian 

Arti penting dan alasan kenapa desain penelitian penting adalah untuk meningkatkan validitas hasil penelitian. Sehingga hasil penelitian tidak diragukan dan bisa dipertanggung jawabkan oleh semua tim penelitian tersebut. 

Hal ini bisa terjadi, karena kegiatan penelitian alurnya jelas dan runtut serta terstruktur rapi. Sehingga mencegah ada kesalahan, ada tahapan yang terlewat karena terlupa, tersendat tidak bisa dilanjutkan karena salah perhitungan kebutuhan dana, dan sebagainya. 

Jika penelitian berjalan lancar, maka data yang didapatkan dalam penelitian juga didapatkan dengan lancar. Kemudian bisa didapatkan dari sumber-sumber kredibel dan sumber primer serta sekunder. Validitas data terjamin dan akan mempengaruhi validitas hasil penelitian. 

4. Meningkatkan Kualitas Komunikasi Tim Penelitian 

Alasan lain kenapa desain penelitian dianggap penting adalah karena bisa menjaga dan meningkatkan kualitas komunikasi dalam penelitian. Secara umum, kegiatan penelitian dijalankan bersama tim. Semakin kompleks topiknya dan semakin banyak bidang berkaitan. 

Maka semakin tinggi kebutuhan kolaborasi dengan lebih banyak ahli dan peneliti profesional. Komunikasi menjadi krusial untuk menjaga penelitian tetap lancar dan validitasnya tinggi. 

Desain penelitian membantu mencapai hal tersebut, karena berisi seluruh tahapan penelitian yang dipahami, disepakati, dan sama-sama dijalankan seluruh tim penelitian. 

Jenis-Jenis Desain Penelitian 

Secara garis besar, jenis-jenis desain penelitian terbagi menjadi 4. Mulai dari desain penelitian kualitatif, kuantitatif, eksperimen, sampai campuran. Berikut penjelasannya: 

1. Desain Penelitian Kualitatif 

Desain penelitian kualitatif adalah desain penelitian yang berfokus pada eksplorasi mendalam tentang fenomena atau pengalaman manusia untuk memahami makna atau perspektif.

Pada desain penelitian ini nantinya tidak ada tahapan merumuskan hipotesis dan pengajuan hipotesis ke pihak terkait penelitian. Misalnya penelitian mahasiswa tingkat akhir, hipotesis umumnya diajukan dulu ke dosen pembimbing baru ke program studi. Berikut contoh desain penelitiannya: 

2. Desain Penelitian Kuantitatif 

Desain penelitian kuantitatif adalah desain penelitian yang berfokus pada pengumpulan dan analisis data numerik untuk mengidentifikasi pola atau hubungan antar variabel.

Pada desain penelitian jenis ini akan ada tahap perumusan hipotesis dan hasil akhir penelitian adalah menguji kebenaran hipotesis tersebut. Berikut contoh desain penelitian kuantitatif: 

3. Desain Penelitian Eksperimen

Desain penelitian eksperimen adalah desain penelitian yang berfokus untuk menguji hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih variabel dengan mengontrol variabel lain. Sehingga ada pengamatan pada percobaan atau eksperimen dengan perlakuan berbeda. 

Misalnya pada penelitian yang menguji efektivitas pembelajaran berbasis proyek. Sehingga sampel dibagi dua dan salah satunya diberi metode pembelajaran berbasis proyek dan sampel lainnya memakai metode konvensional. Efeknya pada nilai akademik akan menjadi hasil eksperimen. Berikut contoh desain penelitiannya: 

4. Desain Penelitian Campuran 

Selanjutnya adalah desain penelitian campuran. Yaitu desain penelitian yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. 

Misalnya pada kegiatan penelitian yang ingin menguji efektivitas kegiatan pelatihan kerja. Sehingga pengumpulan data menggunakan instrumen dalam penelitian kualitatif seperti wawancara dan kuantitatif seperti kuesioner. Berikut contoh desain penelitiannya: 

Bentuk-Bentuk Desain Penelitian 

Jika didasarkan pada jenis-jenis desain penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya. Maka masing-masing memiliki bentuk desain penelitian tersendiri. Dimana desain penelitian eksperimen masuk dalam bentuk desain penelitian kuantitatif. Berikut detailnya: 

1. Bentuk Desain Penelitian Kuantitatif 

Desain penelitian kuantitatif akan berfokus pada kegiatan pengumpulan data berbentuk numerik atau angka. Adapun bentuk-bentuk desain penelitiannya terbagi dalam 4 pilihan. Yaitu: 

  1. Desain Deskriptif
    • Desain deskriptif digunakan untuk penelitian yang bertujuan mempelajari fenomena. Sehingga bisa diketahui apa fenomena tersebut, penyebabnya, dampaknya, dan detail lainnya. Contohnya, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor penyebab angka pengangguran tinggi di daerah X.
  2. Desain Korelasional
    • Desain korelasional adalah desain penelitian untuk penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan dua variabel atau lebih yang diteliti. Misalnya hubungan antara metode pembelajaran daring dengan motivasi belajar siswa secara mandiri. 
  3. Desain Komparatif
    • Desain komparatif adalah desain penelitian yang digunakan pada penelitian untuk mengetahui perbandingan dua variabel atau lebih. Sehingga sampel penelitian akan dibagi menjadi dua untuk diberikan perlakuan berbeda dan dibandingkan hasilnya. 
    • Contoh, peneliti menguji efektivitas pembelajaran berbasis proyek pada siswa perempuan dan laki-laki. Kemudian dibandingkan lebih cepat paham mana antara siswa perempuan dengan laki-laki tersebut. 
  4. Desain Eksperimen
    • Desain eksperimen adalah desain penelitian yang ditujukan untuk menguji pengaruh salah satu variabel penelitian pada variabel penelitian lainnya. Sekilas mirip dengan desain komparatif. Hanya saja tujuan penelitiannya berbeda. 
    • Sebab desain komparatif untuk melihat perbandingan perlakuan berbeda. Sementara pada eksperimen bertujuan untuk mengetahui efek atau dampak dari perlakuan berbeda yang diberikan seperti apa.

2. Bentuk Desain Penelitian Kualitatif 

Pada jenis-jenis desain penelitian kualitatif juga ada beberapa bentuk desain penelitian. Penelitian kualitatif memiliki desain penelitian yang bertujuan atau berfokus pada pemahaman makna, pengalaman, dan konteks sosial. Bentuk desain penelitiannya antara lain: 

  1. Desain Fenomenologi
    • Desain fenomenologi bisa diterapkan pada penelitian yang bertujuan menggali pengalaman hidup individu terhadap suatu fenomena. Misalnya penelitian untuk mengetahui pengalaman guru menghadapi siswa pasca-pandemi.
  2. Desain Studi Kasus 
    • Desain studi kasus bisa digunakan pada penelitian yang tujuan utamanya untuk meneliti secara mendalam satu kasus atau lokasi tertentu. Misalnya penelitian untuk mengetahui strategi suatu sekolah menjadi sekolah unggulan di tingkat provinsi.
  3. Desain Etnografi
    • Desain etnografi bisa digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk meneliti budaya atau perilaku suatu kelompok. Misalnya penelitian budaya kerja perusahaan X pada motivasi kerja para pegawai. 
  4. Desain Grounded Theory
    • Desain grounded theory bisa digunakan pada penelitian yang tujuan utamanya mengembangkan teori baru berdasarkan data lapangan. Misalnya penelitian mengenai teori perilaku belajar mandiri mahasiswa.
  5. Desain Naratif 
    • Desain naratif bisa diterapkan pada penelitian yang bertujuan untuk meneliti melalui kisah atau cerita individu. Misalnya penelitian mengenai perjalanan karir seorang pengusaha muda yang sukses. 

3. Bentuk Desain Penelitian Campuran

Pada desain penelitian campuran, maka bentuk desain penelitian didasarkan pada pola pendekatan yang digunakan. Apakah kualitatif dulu atau sebaliknya, atau justru kedua pendekatan ini dijalankan bersamaan. Berikut penjelasannya: 

  1. Desain Sequential Explanatory
    • Pada desain penelitian sequential explanatory, pendekatan diawali dengan pendekatan kuantitatif terlebih dahulu. Baru kemudian menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan hasil penelitian.
  2. Desain Sequential Exploratory
    • Pada desain penelitian sequential exploratory, pendekatan diawali dari pendekatan kualitatif dulu. Baru kemudian menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjelaskan hasil penelitian.
  3. Desain Concurrent Triangulation
    • Desain penelitian Concurrent Triangulation menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan. Sehingga kedua pendekatan ini bisa saling menguatkan. Misalnya menggabungkan instrumen penelitian agar data lebih valid dan juga lebih kompleks.

Contoh Desain Penelitian 

Membantu lebih memahami lagi definisi dan jenis-jenis desain penelitian yang sudah dijelaskan. Maka berikut contohnya dalam kegiatan penelitian: 

Judul penelitian: Pengalaman Guru Sekolah Dasar dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar di Kota Yogyakarta

Tujuan penelitian: Untuk memahami secara mendalam bagaimana guru sekolah dasar mengalami, menafsirkan, dan menyesuaikan diri terhadap penerapan Kurikulum Merdeka Belajar dalam kegiatan mengajar sehari-hari.

Jenis desain penelitian: Desain Fenomenologi – digunakan untuk menggali pengalaman hidup (lived experiences) individu terhadap suatu fenomena tertentu.

Subjek penelitian: 

  • 6 guru sekolah dasar di Kota Yogyakarta
  • Dipilih secara purposive sampling (berdasarkan pengalaman dan keterlibatan dalam Kurikulum Merdeka)

Langkah-langkah penelitian: 

  1. Menetapkan fokus penelitian: pengalaman guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
  2. Menentukan partisipan yang relevan dengan kriteria penelitian.
  3. Melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) untuk menggali pengalaman pribadi guru.
  4. Melakukan observasi lapangan terhadap proses pembelajaran di kelas.
  5. Menganalisis data secara tematik — mencari pola, kategori, dan makna dari hasil wawancara.
  6. Menafsirkan hasil penelitian berdasarkan konteks sosial dan pengalaman partisipan.
  7. Menyusun laporan naratif yang menggambarkan temuan dan makna pengalaman guru.

Baca artikel serupa: