Tahukah Anda, bahwa jenis-jenis research gap cukup beragam? Research gap menjadi modal awal bagi para peneliti untuk menentukan apa yang diteliti. Sekaligus menjadi pembeda dengan penelitian terdahulu atau penelitian sebelumnya.
Maka penting untuk memahami apa itu research gap, jenis-jenisnya, sampai bagaimana menemukannya. Sehingga penelitian yang akan dilakukan tidak mengulang penelitian terdahulu. Sekaligus meningkatkan dampaknya bagi masyarakat. Berikut informasinya.
Apa Itu Research Gap?
Sebelum mengenal jenis-jenis research gap, maka perlu memahami definisinya dulu. Dikutip melalui Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), research gap adalah pertanyaan atau masalah yang belum terjawab atau belum terselesaikan pada salah satu atau beberapa penelitian yang ada di satu bidang atau topik tertentu.
Sehingga, research gap sering disebut sebagai kesenjangan atau rumpang pada penelitian terdahulu. Sehingga kesenjangan ini menjadi celah bagi peneliti masa sekarang untuk fokus menjadikannya inti utama penelitian.
Research gap bisa membantu peneliti masa kini untuk melanjutkan penelitian sebelumnya. Kemudian mengatasi kelemahannya sekaligus menyempurnakannya maupun melengkapi penelitian terdahulu yang diketahui masih kurang.
Jenis-Jenis Research Gap
Jenis-jenis research gap cukup beragam jika dilihat dari celah atau kesenjangan yang terbentuk dari penelitian terdahulu. Sekaligus disesuaikan dengan bidang penelitian yang dilakukan. Berikut penjelasannya:
1. Theoretical Gap (Celah Teoritis)
Theoretical Gap adalah celah atau kesenjangan dalam penelitian yang disebabkan dari aspek teori. Gap ini terjadi ketika belum ada teori yang menjelaskan suatu masalah atau fenomena yang diteliti dalam penelitian terdahulu.
Contohnya, penelitian sebelumnya mengacu pada teori keputusan konsumen membeli produk adalah sesuai kebutuhan. Namun, di era digital seperti sekarang banyak konsumen berbelanja usai melihat review produk konten kreator di media sosial.
2. Conceptual Gap (Celah Konseptual)
Conceptual gap adalah celah atau kesenjangan dalam penelitian yang disebabkan oleh aspek konsep. Gap ini terbentuk karena masih ada kebingungan mengenai konsep suatu teori, fenomena, maupun masalah yang diteliti.
Contohnya, pada penelitian terdahulu peneliti menggunakan istilah literasi digital untuk menyebutkan kemampuan menggunakan teknologi. Namun, ada juga penelitian lain yang mengartikan literasi digital sebagai kemampuan menggunakan teknologi dengan berpikir kritis.
3. Practical Gap (Celah Praktis)
Practical gap adalah celah atau kesenjangan dalam penelitian yang disebabkan pada aspek praktis atau praktek langsung di lapangan. Gap ini terjadi karena pada kondisi tertentu, kegiatan penelitian terbentur oleh proses penerapan di lapangan.
Contohnya, pada penelitian terdahulu menjelaskan bahwa metode pembelajaran dengan aplikasi game online efektif meningkatkan semangat belajar siswa. Namun, pada penelitian terbaru ada kendala penerapannya karena masalah jaringan internet.
4. Methodological Gap (Celah Metodologis)
Methodological gap adalah celah atau kesenjangan dalam penelitian yang disebabkan karena aspek metode penelitian. Gap ini terbentuk atau terjadi karena adanya kelemahan pada metode penelitian yang digunakan.
Contohnya, pada penelitian terdahulu peneliti tidak menggunakan wawancara dalam pengumpulan data untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Sehingga penelitian terkini kemudian memakai wawancara kepada siswa untuk mengatasi gap di penelitian sebelumnya.
5. Empirical Gap (Celah Empiris)
Empirical gap adalah celah atau kesenjangan dalam penelitian yang disebabkan karena aspek bukti nyata atau bukti empiris yang terbatas. Gap ini terjadi karena penelitian terdahulu masih belum memiliki bukti empiris dalam menarik kesimpulan atau hasil penelitian.
Contohnya, banyak penelitian luar negeri menemukan bahwa pembelajaran berbasis proyek meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Namun, belum ada bukti empiris di sekolah-sekolah Indonesia mengenai efektivitas model pembelajaran ini.
6. Historical Gap (Celah Historis)
Historical gap adalah celah penelitian yang muncul karena penelitian-penelitian sebelumnya sudah lama dilakukan, menggunakan data atau konteks masa lalu yang tidak lagi relevan dengan kondisi sekarang.
Contohnya pada penelitian tentang efektivitas pembelajaran daring dilakukan pada tahun 2015, sebelum pandemi. Didapatkan bahwa pembelajaran daring kurang efektif dan susah diterapkan di Indonesia. Namun, pada masa sekarang pasca pandemi pola belajar online telah berkembang pesat dan terbukti efektif.
7. Cultural Gap (Celah Kultural)
Cultural gap adalah celah penelitian yang muncul karena perbedaan budaya antara konteks penelitian sebelumnya dan konteks penelitian terkini atau penelitian yang akan dilakukan.
Contohnya kegiatan penelitian tentang gaya kepemimpinan transformasional banyak dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa Barat yang memiliki budaya individualistik (bekerja secara individu). Namun, belum banyak penelitian di negara Asia yang cenderung kolektivistik (bekerja secara kelompok atau tim).
8. Interdisciplinary Gap (Celah Interdisipliner)
Interdisciplinary gap adalah celah penelitian yang muncul karena kurangnya kolaborasi, integrasi, atau keterhubungan antara dua atau lebih disiplin ilmu yang sebenarnya bisa saling melengkapi untuk memahami suatu fenomena.
Sehingga idealnya suatu topik yang diteliti melibatkan dua peneliti dengan dua kepakaran berbeda di dua bidang berbeda pula. Biasanya kolaborasi lintas bidang keahlian ideal untuk topik yang kompleks.
Contohnya, sebagian besar penelitian tentang pembelajaran daring fokus pada aspek teknologi (efisiensi platform dan alat). Namun, sedikit yang menggabungkan aspek psikologi (motivasi siswa) dan sosiologi (interaksi sosial di kelas virtual).
9. Geographical Gap (Celah Geografis)
Geographical gap adalah celah penelitian yang muncul karena lokasi atau wilayah penelitian sebelumnya terbatas pada area tertentu. Sehingga belum ada bukti atau kajian yang dilakukan di wilayah lain dengan karakteristik berbeda.
Contohnya, penelitian mengenai efektivitas dari penerapan VR dan AR dalam pembelajaran bahasa Inggris. Pada negara maju, penelitian dengan topik ini bisa berjalan lancar. Namun, akan sebaliknya jika dilakukan di Indonesia karena masih banyak daerah yang akses internetnya susah dan jaringan tidak stabil.
Bagaimana Cara Menemukan Research Gap dalam Penelitian
Setelah mengenal jenis-jenis research gap, tentu penting untuk memahami tata cara menemukannya. Berikut beberapa pilihan cara untuk menemukan research gap dalam penelitian:
- Menganalisis teori yang digunakan pada penelitian sebelumnya dan mencari tahu ada tidaknya teori baru pada topik yang sama.
- Mencoba mencari konsep yang diabaikan oleh penelitian terdahulu. Konsep disini adalah variabel penelitian. Penelitian terdahulu bisa saja mengabaikan suatu variabel yang pada masa sekarang dipandang punya kaitan erat dengan topik penelitian. Misalnya penelitian tentang faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Penelitian terdahulu bisa saja hanya menganalisis faktor ekonomi keluarga siswa. Pada masa sekarang faktor yang mempengaruhi lebih kompleks, salah satunya internet.
- Mencari research gap melalui publikasi ilmiah. Misalnya membaca artikel ilmiah pada sebuah jurnal, kemudian memperhatikan batasan masalah yang ditetapkan peneliti terdahulu. Batasan ini sekaligus menunjukan adanya keterbatasan sumber daya dan memberikan gap penelitian. Misalnya, penelitian terdahulu membatasi subjek pada siswa kelas V SD karena keterbatasan sumber daya. Maka penelitian terbaru bisa menjadikan seluruh siswa SD sebagai subjek penelitian.
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menemukan research gap. ika sudah memahami apa itu research gap dan jenis-jenis research gap. Maka cenderung lebih mudah menemukan research gap, karena paham aspek apa saja yang memicu celah penelitian.
Baca artikel serupa:
- Mengenal Perbedaan Diagram Alir atau Flowchart Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
- Rekomendasi Tools Canggih untuk Bantu Dosen Mencari Referensi Jurnal Ilmiah
- Daftar Jurnal Open Access Gratis Terindeks Scopus untuk Dosen dan Peneliti
- 3 Pilihan Cara Cek Jurnal Scopus Asli atau Palsu, Dijamin Kredibel!
- Cara Merancang Penelitian Dosen agar Lolos Jurnal Internasional Bereputasi
- Mengenal Definisi, Arti Penting, dan Jenis-Jenis Desain Penelitian
- Pilihan Tools untuk Analisis Data Cepat dan Sesuai Jenis Data Penelitian



