Opini

Mengapa Perlu Menulis di Jurnal Internasional Terindeks Global bagi Dosen Muda?

Bersyukur alhamdulillah kita berada di negara yang demokratis dan merdeka, sehingga kita masih dapat mengungkapkan pendapat untuk ikut berkontribusi dalam memajukan agama, bangsa dan negara serta masyarakat baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Komunikasi melalui tulisan relatif lebih mudah disebarluaskan bagi kalangan muda dibandingkan dengan komunikasi lisan yang secara umum lebih membutuhkan nama besar, karya atau kepakaran yang cukup dikenal. Sehingga banyak masyarakat yang meminta seseorang untuk menjadi pembicara, penceramah, maupun yang lainnya.

Tulisan ini adalah sebuah tulisan berdasarkan pengamatan dan pengalaman kurang lebih dua tahun terakhir setelah penulis mulai menulis artikel di Jurnal Internasional. Sebelum memulai mungkin ada baiknya penulis mencoba membedakan atara artikel dan jurnal yang tidak sedikit diantara kita kurang tepat dalam menggunakan kedua kata tersebut.

Artikel adalah tulisan yang diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah. Sedangkan jurnal ilmiah merupakan tempat diterbitkan sebuah artikel. Sehingga kita tidak lagi menggunakan kata jurnal seperti kalimat “saya mau membaca atau menulis jurnal” yang sebetulnya maksudnya adalah “saya mau membaca atau menulis artikel jurnal”.

Bagi yang sudah biasa itu tidak masalah, ini hanya sedikit memberikan informasi mungkin bagi mahasiswa strata satu maupun dosen baru yang belum terlalu familiar dengan dua hal tersebut. Kita mulai saja mengaitkan tulisan ini dengan judul. Mengapa penulis memberanikan diri untuk menulis tulisan ini? rasanya di media sosial maupun obrolan biasa banyak terjadi sebuah perbedaan pendapat mengenai apakah kita lebih baik menulis di Jurnal Nasional yang berbahasa Indonesia atau Jurnal Internasional yang berbahasa asing.

Nampaknya ini akan terus menjadi perbedaan, karena memang seseorang akan berpendapat sesuai dengan keadaannya saat itu. Namun penulis mencoba berbagi pengalaman mengapa di usia muda penulis berusaha untuk menulis di Jurnal Internasional terindeks global. Nampaknya dua tahun lalu penulis belum menemukan jawabannya hingga penulis bertemu dengan advisor atau jika di Indonesia kita kenal promotor saat ini.

Tidak dipungkiri penulis memulai untuk menulis di tahun 2015 pada prosiding seminar nasional yang dilanjutkan pada tahun yang sama menulis dua tulisan dari tesis pada jurnal nasional akibat dari aktivitas penulis yang diamanahi menjadi pengelola sebuah jurnal nasional bersama tim yang kini telah terakreditasi peringkat 2 dan terindeks beberapa mesin pengindeks luar negeri seperti ASEAN Citation Index, Index Copernicus International dan ESCI dari Web of Science.

Tahun 2017, kami di tim jurnal melakukan internasionalisasi dengan mengubah bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa internasional yang diakui PBB yaitu bahasa Inggris. Kemudian memulai untuk mengontak para pakar dari luar negeri untuk menjadi editor dan reviewer untuk membantu jurnal kami, tahun 2017 jurnal kami hanya memiliki editor dari empat negara sesuai kebijakan kemenristekdikti bahwa salah satu syarat sebuah jurnal jika ingin menjadi jurnal internasional maka editor minimal dari empat negara.

Tahun ini jurnal kami telah memiliki editor dari lima benua dan reviewer dari tiga benua setelah proses selama tiga tahun. Tentunya dengan aktivitas ini penulis selaku editor in chief mulai bergaul dengan dosen dari luar negeri sampai akhirnya kami melakukan penelitian bersama dan pada akhirnya menulis di Jurnal Internasional terindeks global.

Sebetulnya di Indonesia pada umumnya Jurnal Internasional terindeks global adalah terindeks scopus dan web of science, namun nampaknya di luar tidak hanya dua mesin pengindeks tersebut yang cukup tinggi peminatnya namun ada ERIC mesin pengindeks di bidang pendidikan. Setelah menerbitkan artikel terindeks scopus pertama bersama editor jurnal kami dari negara Thailand dalam sebuah jurnal ilmiah di tahun 2018, akhirnya kami menulis hingga sekarang dan tahun 2018 dapat menerbitkan dua artikel Jurnal bersama dan pada tahun 2019 menerbitkan dua artikel bersama dan semuanya dalam Jurnal Ilmiah bukan prosiding terindeks scopus.

Selain itu pada tahun 2019 penulis melakukan penelitian bersama editor jurnal kami dari South Africa dan diterbitkan di jurnal internasional pada tahun 2019. Penulis percaya semua orang memiliki alur hidup yang sudah ditentukan oleh Alloh SWT, sehingga penulis yakin perjalanan penulis mengenai artikel jurnal ini tidak akan sama dengan orang lain, sehingga penulis hanya memberikan contoh keuntungan menuliskan artikel di jurnal internasional terindeks global.

Tahun 2017 penulis mencoba mengontak reviewer jurnal kami dari Thailand. Bersilaturahim satu sama lain secara online hingga menanyakan apakah di kampus beliau ada jurusan yang sama dengan penulis, dan beliau pun menjawab ada, biasanya bulan Juni setiap tahunnya. Dan tahun depannya yaitu 2018 beliau memberikan informasi mengenai pembukaan kampus beliau dan beasiswa dari Negeri Gajah Putih tersebut, namun setelah dipertimbangkan SK PNS penulis belum satu tahun dari TMT (Tanggal Mulai Tugas) sebagai aturan di Indonesia, sehingga penulis menjawab beliau belum bisa untuk mengikuti seleksi tersebut, kemungkinan baru bisa untuk tahun depannya yaitu 2019.

Setelah beberapa bulan berlalu profesor tersebut kembali memberikan informasi mengenai pembukaan program Ph.D dan beasiswa dari negara Thailand. Akhirnya penulis bergegas meminta izin kepada para pimpinan di universitas penulis untuk mengikuti seleksi, dan alhamdulillah diizinkan.

Penulis pun melakukan proses seleksi dengan wawancara online melalui aplikasi skype oleh empat profesor dan mengumpulkan berkas dan melakukan tes bahasa Inggris di Indonesia hingga akhirnya dinyatakan diterima di kampus tersebut. Ada hal yaang menarik mengenai tulisan penulis di Jurnal terindeks global di kampus dan negara tersebut. Track record publikasi menjadi hal paling penting dalam memperoleh beasiswa, Agustus 2019 nama penulis dinyatakan mendapatkan beasiswa dari dua sumber yang berbeda yaitu dari kerajaan Thailand dan dari kampus tersebut, meskipun pada akhirnya penulis diminta untuk memilih salah satu dan penulis memilih beasiswa dari kerajaan Thailand.

Sebelum penulis berangkat ke Thailand untuk mengurus administrasi di sana dan sebelum dinyatakan diterima oleh kampus, penulis mendapatkan email dari calon profesor penulis untuk menyusun bersama proposal hibah untuk diajukan ke United Kingdom bersama Profesor dari United Kingdom, Thailand, dan Vietnam dan syukur alhamduliilah didanai dan kami pun melakukan pertemuan di UK hingga sekarang kami terus melakukan meeting online secara continue. Sehingga saat ini penulis melakukan penelitian ini sambil kuliah.

Dan untuk tahun 2020 kami pun sedang menulis proposal hibah bersama lagi untuk kegiatan yang lain. Pada hampir akhir tahun 2019, rasanya jika penulis tidak menuliskan ini akan terlalu lama, karena penulis berkeyakinan anak-anak muda Indonesia sangat kuat dan produktif, sehingga saat muda inilah kita terus berusaha untuk memberikan kontribusi yang baik bagi kemajuan agama, bangsa, dan negara.

Ini adalah sebagian kecil mengapa harus menulis di Jurnal Internasional bagi dosen muda, jika ada yang kurang berkenan, mohon dimaafkan, penulis hanya ingin berbagi pendapat mengapa perlu menulis di jurnal internasional terindeks global bagi dosen muda.

 

Biodata singkat penulis:

Ahmad Zaky El Islami lahir di Bogor pada 7 September 1988 merupakan Editor in Chief Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA/Dosen di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa/Mahasiswa Doctoral in Science Education Program di Science Education Division, Faculty of Education, Kasetsart University, Thailand.

Redaksi

View Comments

  • saya juga dosen muda junior banget dan masih harus belajar banyak untuk menulis jurnal tapi masih level nasional terakreditasi dahulu, dan itupun sulit bagi saya pribadi hehe..
    yang paling penting biasakan menulis jurnal dulu sekarang mah..

Recent Posts

Biaya Kuliah S3 di Dalam dan Luar Negeri

Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…

4 days ago

5 Tips S3 ke Luar Negeri dengan Membawa Keluarga

Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…

4 days ago

Syarat dan Prosedur Kenaikan Jabatan Asisten Ahli ke Lektor

Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…

4 days ago

Perubahan Status Aktif Dosen Perlu Segera Dilakukan

Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…

4 days ago

7 Jenis Kejahatan Phishing Data yang Bisa Menimpa Dosen

Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…

4 days ago

Cara Menambahkan Buku ke Google Scholar Secara Manual

Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…

4 days ago