Surabaya – Dalam talkshow bertajuk “Tantangan Studi di Jerman: Prospek dan Kompetensi Calon Mahasiswa Indonesia”, yang digelar di Gedung LLDIKTI Surabaya, Kamis (2/5/2019), dihadiri sekitar 230 peserta. Para peserta bisa menanyakan langsung berbagai hal yang ingin mereka ketahui terkait studi di Jerman. Tak terkecuali mengetahui kiat sukses untuk kuliah di Jerman.
“Kuliah di Jerman, sulitkah?” merupakana salah satu pertanyaan yang diajukan seorang ibu yang anaknya duduk di bangku kelas 2 SMA dan bercita-cita mengambil studi teknik aeronautika di Jerman. Anak tersebut berkeinginan melanjutkan jejak B.J. Habibie, yang menjadi idolanya.
Tak bisa ditampik, banyak yang mengenal Jerman sebagai negara tempat B.J. Habibie menempuh ilmu. Namun tak banyak yang melirik negara yang memiliki sebutan negeri Hitler ini sebagai negara destinasi pendidikan. Itulah sebabnya, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, KBRI Berlin bersama Kemenristekdikti membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mengetahui persyaratan, persiapan, tantangan, dan keuntungan studi di Jerman.
”KBRI Berlin datang dengan satu misi meningkatkan awareness masyarakat mengenai universitas Jerman sebagai destinasi studi. Kita tidak bermaksud menampikkan kualitas pendidikan di tanah air, namun agar destinasi studi anak-anak kita di luar negeri jangan hanya melulu ke Amerika, Australia atau Inggris,” kata Wakil Duta Besar RI di Berlin Perry Pada, dalam keterangannya, Minggu (5/5/2019) dilansir okezone.com.
Acara yang dihadiri sebagian besarnya adalah siswa SMA, mahasiswa, serta perwakilan perguruan tinggi, Perry menjelaskan pentingnya untuk mempertimbangkan keunggulan sistem pendidikan dan vokasi di Jerman. Khususnya di bidang iptek, industri, dan manufaktur.
“Pada tahun ini fokus perhatian pemerintah bergeser dari pembangunan infrastruktur ke investasi negara di bidang kualitas SDM. Apalagi sekarang pemerintah juga mencanangkan Industri 4.0 yang memerlukan kualitas SDM yang mendukung dan berdaya saing global,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Pembelajaran Khusus Ristekdikti Dr. Uwes Chaeruman menyampaikan pihaknya memiliki rencana khusus kerja sama pendidikan dengan Jerman. Yaitu skema nano-credentials atau nano-degree di mana mahasiswa Indonesia bisa mendapat kredit dari universitas di Jerman melalui e-learning atau distance learning tanpa harus datang ke Jerman.
”Ada 4.700 perguruan tinggi di Indonesia namun disparitasnya sangat tinggi. Skema credit transfer seperti ini bisa mendorong mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan kualitas Jerman,” ujarnya.
Makhdonal Anwar dari Badan Kerjasama Internasional Jerman (GIZ) menyebutkan pada 2025 Jerman mengalami kekurangan 6 juta skilled workers. Ilmu yang didapat dari studi/kuliah di Jerman selain dapat diterapkan di Indonesia juga dapat menjadi modal bekerja di Jerman dengan standar gaji yang menawan.
Universitas RWTH Aachen, Prof. Thomas Rüde, dan Hochschule Wismar, Dr.-Wolfgang Busse menyampaikan kiat-kiat sukses kuliah di Jerman.
“Proses masuk dan menyelesaikan kuliah di Jerman itu memang susah, namun bisa ditaklukan dengan persiapan yang matang bahkan sejak sebelum kedatangan. Penguasaan bahasa Jerman yang baik akan membantu, tapi kultur belajar mandiri dan determinasi kuat adalah faktor utama kesuksesan,” ungkap mereka.
Tuition fee yang 100% gratis, literature, dan laboratorium yang memadai, kesempatan bekerja paruh waktu, dan kesempatan mendapatkan beasiswa tambahan dari kampus adalah beberapa alasan mengapa memilih studi di Jerman.
Prof. Rüde secara khusus menyampaikan RWTH Aachen adalah universitas terbaik Jerman di bidang natural and engineering sciences di mana B.J. Habibie menimba ilmu. Namun disayangkan hingga saat ini masih belum masuk ke daftar universitas tujuan beasiswa LPDP. Meskipun Times Higher Ranking menempatkan RWTH Aachen di posisi 27 terbaik dunia untuk subjek engineering sciences.
KBRI Berlin menekankan pentingnya mahasiswa untuk melapor diri ke kantor-kantor Perwakilan RI di Jerman yang berada di Berlin, Frankfurt, dan Hamburg. Sering mahasiswa harus dideportasi dari Jerman karena ketidaktahuannya dalam proses izin tinggal di Jerman. Masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa Indonesia adalah urusan izin tinggal. Semua itu bisa dihindari dengan berkonsultasi dengan KBRI Berlin.
Redaksi