Bagi dosen di Indonesia yang belum mengikuti pelatihan PEKERTI dan AA. Maka perlu segera mencari informasi untuk ikut serta dalam dua pelatihan tersebut. Selain jadwal dan penyelenggara, dosen juga perlu mengecek materi pelatihan PEKERTI dosen.
Sebab memahami materi apa saja yang akan disampaikan bisa membantu dosen mempersiapkan diri. Selain itu, materi antara satu penyelenggara dengan penyelenggara lain bisa berbeda. Maka bisa menjadi salah satu aspek pembanding dalam memilih pelatihan dimana.
Dikutip melalui website Kementerian ESDM, Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) merupakan pelatihan yang bersifat wajib untuk semua dosen di Indonesia.
Pelatihan ini menjadi salah satu upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kompetensi dosen di Indonesia. Sehingga wajib diikuti dosen, bukan hanya memenuhi kewajiban dari pemerintah. Melainkan juga menguasai kompetensi yang mendukung kinerjanya di dunia akademik.
Tak hanya itu, kepemilikan sertifikat PEKERTI menjadi salah satu syarat untuk dosen bisa mengikuti sertifikasi dosen (serdos). Serdos sendiri juga bersifat wajib bagi dosen di Indonesia. Maka untuk bisa menjadi dosen bersertifikasi, terlebih dahulu dosen harus memiliki sertifikat PEKERTI dan juga AA.
PEKERTI maupun AA menjadi dua pelatihan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan bersifat wajib untuk dosen di Indonesia. Lalu, apa perbedaan dari kedua jenis pelatihan ini?
Secara umum, keduanya menjadi pelatihan untuk pengembangan diri dosen. Sehingga menguasai kompetensi pedagogik yang lebih mumpuni. Perbedaan keduanya antara lain:
Perbedaan yang pertama adalah sasaran program pelatihan. PEKERTI bisa disebut sebagai pelatihan tahap awal. Sehingga ditujukan untuk dosen pemula. Sementara AA, merupakan pelatihan tahap tingkat lanjut yang diikuti dosen senior. Maka urutannya, dosen ikut PEKERTI dulu baru disusul AA.
Perbedaan yang kedua tentu saja dari materi pelatihan, sebab keduanya memiliki sasaran yang berbeda. Pada materi di PEKERTI lebih fokus pada ilmu-ilmu dan keterampilan dasar sebagai peningkatan kompetensi pedagogik dosen. Misalnya materi mengenai wawasan kebangsaan dan mengenal pendidikan tinggi.
Sementara materi pada pelatihan AA sedikit lebih mendalam dan lebih sulit tingkatannya. Misalnya ada materi mengenai pengenalan dan pendalaman karakter mahasiswa. Sehingga memudahkan dosen dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif.
Materi pelatihan PEKERTI dosen tentunya cukup beragam dan mengacu pada kebijakan Ditjen Dikti sebagai penggagas program. Pelaksana atau penyelenggara pelatihan sendiri diketahui adalah sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
Para dosen yang hendak mengikuti PEKERTI maupun AA, wajib mengecek duku daftar penyelenggara yang diakui Kemendikbudristekdikti. Sehingga sertifikat yang didapatkan pasca menjadi peserta pelatihan diakui.
Materi PEKERTI antara satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lain bisa berbeda. Umumna, pihak PT penyelenggara akan mengumumkan secara rinci mengenai materi apa saja yang diberikan kepada peserta PEKERTI. Secara umum, materi pelatihan PEKERTI dosen adalah sebagai berikut:
Materi pertama yang umum ada di dalam PEKERTI untuk dosen adalah pendidikan sebagai sistem. Pendidikan terdiri dari beberapa elemen dan unsur pendidikan. Dimana semua bersatu dan tidak bisa berdiri sendiri.
Memahami mengenai sistem ini membantu dosen untuk ikut mendukung pembangunan sistem pendidikan yang baik. Sekaligus mampu mengoptimalkan perkuliahan agar mencapai tujuan dari sistem pendidikan nasional.
Materi pelatihan PEKERTI dosen yang kedua adalah mengenai etika moral dalam pembelajaran. Dimana ada sejumlh etika yang harus dipahami dan dipatuhi dosen dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
Materi umum berikutnya adalah kurikulum perguruan tinggi. Secara umum, pemerintah menetapkan kurikulum pendidikan yang berlaku secara nasional. Namun, setiap sekolah dan PT dibebaskan untuk membangun kurikulum yang sejalan dengan kurikulum nasional tersebut.
Misalnya, dari pemerintah menetapkan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Maka setiap PT berhak membangun kurikulum untuk mencapai standar dalam kurikulum MBKM tersebut.
Hal ini yang memuat kurikulum PT menjadi materi penting di pelatihan PEKERTI. Harapannya, agar para dosen bisa memahami kurikulum dan bagaimana membangun pembelajaran yang sesuai kurikulum tersebut.
Dasar-dasar komunikasi juga menjadi salah satu materi pelatihan PEKERTI dosen. Dalam materi ini, akan fokus mengasah keterampilan dosen dalam berkomunikasi. Sehingga menunjang kegiatan penyampaian materi dan berdiskusi dengan mahasiswa secara aktif.
Materi berikutnya adalah keterampilan dasar dalam mengajar. Sesuai dengan namanya, pada materi ini akan fokus mengasah kemampuan para dosen dalam menyelenggarakan pembelajaran.
Mulai dari membuka perkuliahan, menyelenggarakan perkuliahan agar tetap kondusif, sampai menutup perkuliahan tersebut. Pada materi ini biasanya juga mencakup keterampilan melakukan evaluasi dan penilaian pada pencapaian mahasiswa pasca perkuliahan.
Menyusun RPS menjadi kewajiban sekaligus kebutuhan para dosen. RPS ini yang nantinya menjadi peta bagi dosen dalam mengajar dan menentukan materi apa saja yang akan disampaikan ke mahasiswa.
Menyusun RPS tentunya tidak bisa dilakukan sembarangan dan harus memiliki dasar agar sesuai kurikulum dan standar lainnya. Maka RPS menjadi salah satu materi pelatihan PEKERTI dosen.
Apalagi selama masa pengabdian, pada dosen akan rutin menyusun RPS di masa menjelang akhir semester. Sehingga piawai dalam menyusun RPS menjadi bagian penting dari kompetensi pedagogik dosen.
Materi berikutnya yang umum masuk dalam PEKERTI untuk dosen adalah praktik mengajar. Materi ini bersifat praktis, dimana para dosen yang menjadi peserta pelatihan akan menunjukan kegiatan mengajar langsung.
Materi ini biasanya menjadi materi di tahap akhir ketika semua keterampilan yang bersifat teori sudah disampaikan. Sehingga menjadi proses penerapan seluruh teori dalam pelatihan yang sudah diikuti.
Materi lain di dalam PEKERTI adalah tugas-tugas. Biasanya menjelang hari terakhir pelatihan, para dosen akan diberi sejumlah tugas oleh narasumber pelatihan. Tugas-tugas tersebut antara lain:
Tugas dalam PEKERTI menjadi bagian dari praktek mengajar yang menjadi materi di poin sebelumnya. Sehingga menjadi materi yang umum dan menjadi bahan evaluasi terhadap hasil pelatihan yang diikuti dosen dalam kurun waktu tertentu sesuai kebijakan penyelenggara.
Memahami bahwa materi pelatihan PEKERTI dosen antara satu PT penyelenggara dengan lainnya bisa berbeda. Maka para dosen bisa menjadikannya sebagai aspek pembanding. Selain memperhatikan dan membandingkan hal lainnya. Misalnya terkait biaya sampai metode pelatihan, apakah daring, luring, atau hybrid.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan informasi dalam artikel ini agar tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…