Mendukung kegiatan penelitian dosen di perguruan tinggi dan pemanfaatannya secara langsung, pemerintah menyelenggarakan program Matching Fund Periode 2 Tahun 2023. Melalui program ini, disediakan pendanaan untuk mendukung kolaborasi perguruan tinggi dengan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri).
Program ini sendiri sudah berjalan sejak tahun lalu dan dibuat menjadi beberapa periode. Memasuki akhir bulan kedua di tahun 2023, periode kedua untuk program Matching Fund resmi dibuka pendaftarannya oleh Kemendikbud Ristek.
Melalui surat edaran dengan nomor 0125/E.E1/KS.03.00/2023 tertanggal 23 Februari 2023. Kemendikbud Ristek Dikti resmi mengumumkan pembukaan pendaftaran program Matching Fund periode 2.
Pembukaan pendaftaran dilakukan dengan pengajuan proposal oleh dosen-dosen di perguruan tinggi yang memenuhi kriteria. Selain itu, pendaftaran ini dibuka usai Matching Fund 2023 untuk periode pertama sudah sukses digelar dan sudah sampai di proses pencairan pendanaan.
Program Matching Fund (MF) merupakan program pendanaan bagi insan perguruan tinggi dengan DUDI yang berkolaborasi melalui platform Kedaireka. Kolaborasi ini diharapkan mampu menumbuhkan kemitraan yang saling memberi manfaat.
Dimana pihak perguruan tinggi memiliki hasil penelitian, baik dalam bentuk produk berfisik maupun keterampilan unggul dapat berkolaborasi dengan DUDI untuk menerapkan hasil temuan dan bisa dimanfaatkan secara nyata di lapangan.
Program MF Tahun 2023 Periode ke-2 ini dapat diusulkan oleh Insan Dikti/Diksi melalui platform Kedaireka pada 24 Februari-10 Maret 2023 pukul 23.59 WIB. Tetapi, pendaftaran akan ditutup apabila jumlah proposal yang masuk sudah mencapai 1.500 proposal (sesuai ketercapaian yang lebih dahulu).
Program MF Tahun 2023 memiliki 5 (lima) prioritas riset/rekacipta, yang diketahui tidak berbeda dengan MF di tahun sebelumnya. Adapun 5 prioritas riset/rekacipta yang dimaksud adalah:
Dalam penyelenggaraan program Matching Fund periode 2, Pemerintah menyediakan anggaran dana sebesar Rp 1 triliun. Sehingga bagi dosen yang sudah memiliki riset/rekacipta dan memenuhi persyaratan bisa berpartisipasi.
Jangan lewatkan! [UPDATE] Daftar Pelatihan Pekerti-AA 2023
Sama seperti Matching Fund di tahun sebelumnya, penyelenggaraan di tahun ini untuk periode ke-2 juga memberikan 2 skema yang merupakan skema utama. Masing-masing skema kemudian terbagi menjadi beberapa kategori sehingga cakupan program lebih luas.
Skema A merupakan skema hilirisasi inovasi hasil riset atau kepakaran atau hasil riset dosen dalam bentuk produk dan kepakaran diharapkan bisa dimanfaatkan langsung oleh DUDI yang berhasil diajak bekerjasama.
Dalam skema ini diketahui ada 4 kategori yang menjawab kebutuhan mitra sebagai tujuan hilirisasi hasil riset dosen. Berikut penjelasannya:
Melalui kategori ini, hasil riset dosen diwajibkan berupa produk inovasi yang siap untuk digunakan dan kemudian dikomersialkan bersama mitra DUDI.
Dalam kategori ini, dosen memiliki suatu kepakaran yang dibutuhkan oleh mitra DUDI untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhannya sehingga terjalin kolaborasi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Dalam kategori ini, dosen dari PT akan saling bekerjasama dengan mitra DUDI dalam menemukan produk inovasi sehingga produk yang dihasilkan merupakan hasil dari gabungan pengetahuan dosen dengan pengalaman DUDI.
Kategori ini bertujuan untuk menemukan dan memanfaatkan produk yang bisa menjadi substitusi (pengganti) produk import sehingga DUDI di Indonesia diharapkan tidak lagi bergantung pada produk impor.
Skema kedua di dalam program Matching Fund Periode 2 adalah Skema B atau Kemitraan dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Efisiensi Tata Kelola Pemerintahan.
Melalui buku panduan penerapan program MF dijelaskan bahwa skema B ditujukan untuk kepakaran dosen dan bukan produk inovasi seperti pada skema A. Selain itu, mitra disini difokuskan pada lembaga di masyarakat dan pemerintahan.
Skema B kemudian terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
Dalam kategori ini, kepakaran dosen di PT diharapkan bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat sehingga bisa mendorong peningkatan ekonomi, kesehatan, ketahanan pangan, dan lain-lain.
Dalam kategori ini diharapkan kepakaran yang dimiliki perguruan tinggi juga dapat diarahkan untuk peningkatan kualitas dan efisiensi layanan pemerintah untuk mengatasi isu-isu krusial secara nasional.
Dari dua skema dan masing-masing kategori tersebut, diharapkan bisa menghasilkan luaran yang telah ditentukan pemerintah. Berikut detailnya:
Skema | Luaran |
---|---|
Skema A1 | Kerjasama dan rencana bisnis yang secara formal disepakati oleh para pihak dalam komersialisasi produk Produk bersertifikasi Bukti adanya produk yang siap dipasarkan. |
Skema A2 | Hasil penelitian terapan yang telah disetujui (acceptable) oleh mitra |
Skema A3 | Purwarupa (prototype) produk yang minimal sudah teruji di lingkungan/ aplikasi yang sebenarnya |
Skema A4 | Produk substitusi yang telah teruji layak industri dari badan resmi atau lembaga independen dan siap diajukan untuk standarisasi dengan TKDN yang lebih tinggi |
Skema B1 | Program inovasi yang telah dilaksanakan dan adanya bukti keefektifan program (proof of concept) |
Skema B2 | Hasil riset kebijakan (policy brief) yang sudah disetujui (approved/ endorsed) oleh pemerintah, model layanan pemerintah, sistem layanan/ tata kerja pemerintah, draf peraturan, standar, dan sejenisnya |
Dalam buku panduan program Matching Fund periode 2 tahun 2023, dijelaskan bahwa luaran di atas adalah luaran utama. Selain itu, dosen pun bisa menambahkan luaran lainnya. Misalnya luaran dalam bentuk publikasi ilmiah, kepemilikan hak kekayaan intelektual, dan sebagainya.
Pelatihan dari Kemdikbud Ristek Terbaru: Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten 2023
Program MF dalam periode ke-2 tahun ini menyediakan anggaran sebesar Rp 1 triliun. Namun, bantuan pendanaan yang disediakan tentunya untuk sejumlah biaya sesuai ketentuan. Berikut detailnya:
Bagi para dosen yang sudah memenuhi kualifikasi dan tertarik untuk mengikuti program pendanaan ini. Berikut tahapan pengusulan proposalnya:
Dalam proses seleksi, pihak penyelenggara program MF tahun 2023 akan melakukan evaluasi proposal sebanyak empat tahap. Berikut adalah detail mekanisme seleksinya:
Program Matching Fund periode 2 tentunya dari penjelasan di atas bisa dipahami bahwa ujung tombaknya adalah isi proposal. Sebab 4 tahap evaluasi dilakukan lewat isi proposal yang disusun dan diajukan sebagai tanda pengusul ikut mendaftar.
Terkait proposal program MF, formatnya dan detailnya diatur dalam Buku Panduan Matching Fund. Ajukan proposal segera melalui platform Kedaireka karena pendaftaran akan ditutup 10 Maret 2023 pukul 23.59 WIB atau jika jumlah proposal yang masuk sudah mencapai 1.500 proposal!.
Sedang mencari informasi program bantuan dari Kemdikbud? Jangan lewatkan ini!
Program BKII (Bantuan Konferensi Ilmiah Internasional) 2023 Dibuka!
Program Bantuan Pembelajaran Daring Kolaboratif 2023, Sampai Puluhan Juta!
Program Bantuan Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital 2023 Dibuka!
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…