Yogyakarta – Ns. Mamnu’ah, M. Kep. Sp. Kep.J., dosen pengampu program studi Sarjana Keperawatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) berhasil meraih gelar doktor yang diberikan Universitas Gadjah Mada (UGM) atas disertasinya yang berjudul Recovery Pada Pasien Skizofrenia di Komunitas, pada (23/07/2019) lalu.
Mamnu’ah mengatakan, dirinya berkecimpung dalam bidang ilmu keperawatan jiwa sejak melanjutkan pendidikan S2nya di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2006. Sejak saat itu hingga saat ini ibu daua anak tersebut tetap konsisten untuk fokus pada bidang ilmu tersebut.
“Dari mengambil konsentrasi keperawatan jiwa, jadi kerap melakukan penelitian. Pada 2010 saya mendapat grand pengabdian dari Dikti untuk melakukan pengabdian di Kulonprogo. Di sana saya membentuk desa kesehatan jiwa, melakukan terapi dan psiko edukasi kepada keluarga. Kemudian pada 2015 membuat posyandu kesehatan jiwa,” ujar Mamnu’ah, Jum’at (26/07/2019).
Mamnu’ah mengungkapkan disertasinya dilatar belakangi atas keprihatinannya akan tingginya angka orang dengan gangguan jiwa (OGDJ) di wilayah Yogyakarta, khususnya kabupaten Kulon Progo yang melebihi angka nasional (berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018-2019).
“Yogyakarta itu paling tinggi, terutamadi Kabupaten Kulon Progo. Oleh karena itu saya melakukan penelitian di sana,” katanya.
Istri dari Drs. Triyono, S.P., M.P., ini menjelaskan, Skizofrenia sebagai gangguan mental berat memiliki frekuensi angka kekambuhan yang cukup tinggi. Sehingga membutuhkan waktu perawatan yang lama dan biaya perawatan yang tinggi pula. Hal tersebut berdampak pada stigma bahwa pasien skizofrenia dianggap sebagai beban, baik di keluarga maupun di lingkup sosial.
“Atas penemuan tersebut saya ingin meneliti dan mempelajari lebih dalam tentang proses recovery. Mengapa pasien bisa kambuh dan juga ada pasien yang berhasil sembuh,” jelas Mamnu’ah.
Dalam penelitiannya dosen yang mengabdi di Unisa sejak 1996 itu menggunakan empat kelompok sampel. Yaitu, pihak pasien, keluarga, tenaga professional, dan tokoh masyarakat. Stakeholder terkait pun turut dilibatkan, di antaranya dinas kesehatan, dinas sosial ketenaga kerjaan, ketua RT/RW, Camat, Bupati, DPR Komisi IV bidang kesehatan, karena memiliki kontribusi besar untuk mencapai kesembuhan pasien ODGJ.
Perempuan asal Indramayu ini memaparkan, proses perjuangan pasien hingga mencapai tahap kesembuhan atau recovery, yaitu pasien harus memiliki kesadaran untuk memahami dirinya sendiri dan mengidentifikasi saat-saat kambuhnya penyakit. Setelah memahami, pasien merasa terpacu dan akan memiliki motivasi untuk sembuh
Ia melanjutkan, kemudia pasien akan mulai betindak untuk sampai pada tahap recovery. “ Pasien harus aktif mencari pengobatan dan dukungan baik psikologis maupun spiritual. Banyak tindakan yang dilakukan untuk mencari dukungan, termasuk bersosialisasi dengan masyarakat.
“Jika pasien tidak memiliki pemahaman dan kesadaran akan penyakitnya, tentu akan menghambat proses recovery pasien. Maka stakeholder lain misalnya keluarga, tokoh masyarakat, dan tenaga kesehatan, memiliki andil besar terhadap kesembuhan pasien. Keterlibatan mereka sangat dibutuhkan pasien. Jadi, jangan menganggap ODGJ sebagai beban,” paparnya.
Menurut Nu’ah begitu ia kerap disapa, salah satu faktor penghambat proses recovery adalah adanya stigma negative yang dilekatkan pada pasien gangguan jiwa. Bahkan pelabelan tersebut juga dilakukan oleh tenaga kesehatan dan keluarga. “Terkadang mereka tidak yakin bahwa pasien bisa sembuh total,” tegasnya.
Nu’ah menambahkan, kini saatnya mengatasi Skizofrenia dengan pemberdayaan pasien. Melalui proses recovery dengan dukungan dari lingkungan, masyarakat, pemerintah, dan tenaga kesehatan. Dari hasil disertasinya tersebut Nu’ah berharap dapat dijadikan acuan pada pengembangan teori tentang proses recovery pada pasien skizofrenia di komunitas.
“Manfaat dari hasil penelitian ini, sebagai manfaat praktis informasi untuk keluarga dan otoritas kebijakan yang mendukung kebutuhan recovery dan sebagai rujukan rencana proses rehabilitasi. Manfaat teoritisnya, sebagai referensi dan sumber data,” imbuhya. (duniadosen.com/ta)
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…