fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Mahasiswa UIN Suka Ciptakan Alat Praktikum Ramah Difabel dan Juarai Lomba Tingkat Nasional

Alat Praktikum Ramah Difabel
Aji dan Adi Mahasiswa Prodi Fisika UIN Suka Yogyakarta menciptakan alat praktikum ramah difabel yang diberi nama Alat Praktikum Pendulum Reversibel Ramah Difabel, berkat karya tersebut mereka berhasil memenangkan lomba yang diselenggarakan MUI DKI Jakarta, Sabtu (28/10/2019). (dok. Humas UIN SUKA)

Yogyakarta –  Dua mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berhasil menciptakan alat praktikum ramah difabel, mereka adalah Aji dan Adi mahasiswa prodi Fisika. Berkat alat yang diciptakannya itulah mereka berhasil menjuarai lomba tingkat nasional.

Lomba bertajuk Inovasi Media Pembelajaran dan Praktikum Nasional untuk SMK dan Madrasah 2019 ini diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta. Ketua MUI Provinsi DKI Jakarta KH. Munahar Muchtar mengatakan kegiatan lomba inovasi media pembelajaran diusung oleh Bidang Kajian dan Penelitian (Kajiliti) MUI.

Dalam sambutan saat penyerahan hadian Munahar menyampaikan, kompetisi ini dimaksudkan untuk menggali berbagai inovasi tentang media pembelajaran, guna meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat SMK dan Madrasah.

MUI ingin memunculkan banyak pelajar dan sarjana Muslim yang kuat dan cakap keimanan dan keislamannya. Tak hanya iu, tetapi juga mumouni dalam menghasilkan karya terbaik dalam teknologi modern.

Final lomba inovasi ini diselenggarakan di Auditorium Arifin Panigoro Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Sabtu (28/10/2019).

Alat Praktikum Ramah Difabel
Aji dan Adi menunjukkan Alat Praktikum Ramah Difabel karyanya yang diberi nama Alat Praktikum Pendulum Reversibel Ramah Difabel. (dok. Humas UIN SUKA)

Menurut keterangan release Humas UIN Suka, Aji dan Adi berhasil menyisihkan puluhan pesaingnya melalui tahap seleksi yang berasal dari kalangan santri, mahasiswa, dan dosen di seluruh Indonesia. Keduanya berhasil membawa pulang piala, piagam penghargaan, dan uang pembinaan berkat karya mereka yaitu Alat Praktikum Pendulum Reversibel Ramah Difabel.

“Ini adalah alat praktikum fisika yang ramah difabel, khususnya buat para penyandang tuna netra. Alat pratikum pendulum reversibel ini layaknya alat praktikum pada umumnya yang digunakan oleh praktikan normal, yang bikin beda hanyalah outputnya kita rubah dalam bentuk suara,” ungkap Aji saat ditemui di kampusnya belum lama ini.

Adi menambahkan, alat praktikum pendulum reversibel dengan output yang berupa suara dapat memudahkan praktikan penyandang tuna netra dalam menentukan variasi panjang massa dan periode dari pendulum.

Praktikan dapat mencatat dan menganalisis hasil data yang mereka dengar melalui suara yang keluar dari buzzer dengan sentuhan kode dari Arduino nano. Selain itu, mereka mengungkapkan bahwa dalam pembuatan alat ini hanya memerlukan biaya yang murah.

“Kami berpikir untuk membuat alat ini dengan harga yang seminimal mungkin, karena salah satu tujuan kami membuat alat ini adalah agar alat ini bisa diproduksi dalam jumlah yang banyak,” tambah Adi.

Mereka berdua berharap, agar adanya penelitian tentang alat ini dapat direalisasikan oleh pemerintah, khususnya pihak terkait dalam hal pendidikan di Indonesia. Sehingga para siswa/siswi penyandang tuna netra dapat mengikuti praktikum dengan lancar selayaknya siswa/siswi normal.

“Semoga dengan adanya alat praktikum ramah difabel ini dapat membantu siswa/siswi difabel di Indonesia, khususnya penyandang tuna netra dalam menjalankan praktikum di sekolah masing-masing,” kata Adi.

“Selain itu, semoga alat ini juga dapat diproduksi dalam jumlah banyak, kami siap membantu dalam hal pembuatan,” tambah Aji.

Alat Praktikum Ramah Difabel
Alat Praktikum Ramah Difabel karyanya yang diberi nama Alat Praktikum Pendulum Reversibel Ramah Difabel. (dok. Humas UIN SUKA)

Aji dan Adi juga mengharapkan generasi milenial di Indonesia, aktif berinovasi dan berkreasi, bereksperimen, bahkan melakukan riset-riset dari hal-hal yang sederhana di lingkungannya. Dari hal hal yang sederhana itu, kalau bisa menjadi kebiasaan dapat menemukan hal yang luar biasa yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Agar masa depan Indonesia dapat menjadi lebih baik.