Linieritas Pendidikan Dosen. Bagi kalangan dosen dijamin paham betul pentingnya linieritas pendidikan dosen. Yakni pentingnya mengambil pendidikan yang linier antara S1, S2, maupun S3. Memilih mengambil jurusan yang linier bisa dikatakan sebagai langkah yang lebih realistis, dibanding pindah jurusan atau bahkan sampai pindah fakultas.
Namun, pada beberapa kondisi seseorang memang lebih ideal untuk menempuh pendidikan yang tidak linier. Lalu, bagaimana dengan pemilik profesi dosen? Sebab sejak tahun 2014 lalu, semua calon dosen diwajibkan untuk memiliki pendidikan yang linier. Bagaimana dengan sekarang?
Membahas mengenai linieritas pendidikan dosen maka perlu membahas pula linieritas tersebut secara umum. Linieritas di dunia pendidikan adalah proses menempuh pendidikan yang masih satu jurusan atau masih satu rumpun. Misalnya untuk Sarjana Psikologi maka saat melanjutkan pendidikan tinggi Magister juga akan memilih jurusan psikologi.
Hal ini berlaku juga untuk jurusan pendidikan yang lainnya, dimana kebanyakan orang memilih jurusan yang linier. Linieritas bahkan sudah bisa diterapkan sejak lulus SMA maupun SMK. Misalnya saja, di SMK mengambil jurusan tata busana maka setelah memasuki jenjang perkuliahan memilih jurusan fashion design.
Mempelajari ilmu yang sama dalam kurun waktu yang lama tidak hanya untuk mengulang suatu materi pembelajaran. Akan tetapi juga memperdalam ilmu di bidang tersebut. Linieritas kemudian menjadi hal penting untuk meningkatkan pemahaman dan ilmu pengetahuan di suatu bidang.
Tidak salah rasanya, jika dosen mengutamakan pelaksanaan linieritas pendidikan dosen supaya bisa menjadi ahli di suatu bidang. Menjadi seorang ahli tentunya akan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang tersebut. Hal ini akan berdampak positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Selain itu, seseorang yang memilih mengambil jurusan pendidikan tinggi yang linier juga dimudahkan untuk menikmati proses belajar. Sebab sudah tahu ilmu dasarnya, sehingga ilmu-ilmu yang merupakan pengembangan dari ilmu dasar tersebut lebih mudah untuk dipahami. Kesempatan untuk lulus tepat waktu pada akhirnya terbuka lebih lebar.
Baca Juga: Apakah Dosen Harus Linier? Temukan Jawabannya Disini
Setiap orang pada dasarnya memiliki kebebasan untuk menentukan jurusan pendidikannya. Hal ini juga berlaku untuk para dosen, sehingga memiliki kebebasan untuk mengambil jurusan yang linier atau tidak. Namun, perlu diakui bahwa dengan mengambil jurusan yang linier ada lebih banyak keuntungan bisa didapatkan. Diantaranya adalah:
Keuntungan pertama ketika memilih menerapkan linieritas pendidikan dosen adalah mendapat kemudahan untuk mengikuti pembelajaran. Maksudnya disini adalah mendapat kemudahan untuk mengikuti kelas dan memahami materi yang disampaikan oleh dosen.
Sebab, seperti yang sudah dijelaskan di awal tadi bahwa ketika memilih jurusan linier maka ada beberapa materi yang diulang. Beberapa lagi sifatnya diperdalam, sehingga sudah memiliki dasar ilmu yang berhubungan dengan bidang yang diambil tadi.
Proses untuk memahami materi perkuliahan pun menjadi lebih mudah karena memang sudah memiliki dasar ilmunya. Hanya saja, tingkat pemahaman akan disesuaikan dengan tingkat pemahaman di jenjang sebelumnya. Jika selama di jenjang S1 tidak paham materi dari jurusan yang diambil.
Maka situasi seperti ini tidak akan berubah ketika mengambil jenjang S2. Justru ada kemungkinan semakin parah. Sebab, tidak memahami materi dasar dan tidak bisa menikmati proses pembelajaran. Sehingga materi yang lebih rumit dan kompleks di jenjang selanjutnya akan lebih memusingkan.
Oleh sebab itu, jika sejak awal memang menikmati ilmu yang didapatkan dari bidang yang diambil. Maka memilih menerapkan linieritas pendidikan adalah hal yang tepat. Namun, akan menjadi sebaliknya jika sejak awal tidak menyukai suatu bidang dan tidak ada keinginan untuk menyukai maupun menguasainya.
Tingkat pendidikan tinggi memberi tantangan berupa penelitian dan melaporkan hasil penelitian tersebut sebagai tugas akhir. Jika tugas akhir ini sudah diselesaikan maka akan berhak untuk mengikuti upacara wisuda dan mendapatkan gelar pendidikan sesuai bidang keilmuan yang diambil.
Menariknya, di pendidikan tinggi kamu berkesempatan untuk melakukan penelitian lanjutan saat menempuh jenjang lebih tinggi lagi. MIsalnya saja saat S1 melakukan penelitian A maka saat menempuh jenjang Magister bisa melanjutkan penelitian tersebut. Laporannya kemudian disusun menjadi tesis dan isinya lebih sempurna.
Hal ini tentu memberi keuntungan, misalnya dimudahkan untuk proses melakukan penelitian lanjutan. Sebab sudah paham kebutuhan alat, media, objek penelitian, dan lain sebagainya. Selain itu dimudahkan pula dalam mencari referensi dalam melakukan penelitian dan menyusun laporannya.
Inilah yang kemudian membuat linieritas pendidikan dosen menjadi pilihan yang paling bijak. Supaya tidak menghadapi kendala yang berarti pada saat memasuki semester akhir. Dimana kegiatan penelitian bisa dilakukan dengan cepat dan tepat, sehingga membuka kesempatan untuk menjadi lulusan terbaik.
Kalau kamu merupakan pribadi yang haus akan ilmu dan selalu ingin memperdalam ilmu yang dimiliki. Maka memilih jurusan yang linier saat melanjutkan studi pendidikan tinggi adalah hal yang tepat. Sebab mendapat kesempatan emas untuk memperdalam ilmu yang sudah dimiliki.
Apalagi yang namanya ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat cepat. Dalam kurun waktu 5 tahun bahkan sudah ada banyak perubahan dan perkembangan di suatu bidang. Terutama untuk ilmu yang berhubungan dengan teknologi seperti internet dan komputer, maka perkembangannya lebih masif.
Merasa puas dengan ilmu yang didapatkan saat kuliah S1 tentu tidak cukup. Sebab ilmu pengetahuan terus berkembang, tuntutan zaman juga ikut berkembang. Maka muncul kebutuhan untuk memperdalam ilmu yang dimiliki, khususnya di satu bidang yang sama. Sehingga bisa mengikuti perkembangan zaman dan menjawab tuntutan zaman.
Keuntungan berikutnya dari linieritas pendidikan dosen yang diterapkan langsung adalah memiliki kesempatan menjadi seorang ahli. Ibarat menjadi seorang dokter, dijamin setiap dokter umum punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Supaya bisa menjadi dokter spesialis, yang nantinya menangani penyakit secara spesifik.
Menjadi dokter spesialis artinya sudah menjadi ahli untuk suatu penyakit, misalnya mengambil spesialis kulit dan kelamin. Maka setelah dinyatakan lulus sudah diakui sebagai ahli penyakit kulit dan kelamin. Sebagai ahli, maka seorang dokter berkesempatan untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi dan fasilitas lebih lainnya.
Hal ini juga berlaku untuk profesi selain dokter, dimana untuk pemilihan pendidikan yang linier bisa membantu menjadi ahli suatu bidang. Seorang dosen identik dengan keahliannya di bidang tertentu. Sehingga disiplin menghasilkan buku dan artikel ilmiah di bidang tersebut.
Keahliannya di suatu bidang kemudian membuat dosen layak untuk mengajar mahasiswa di suatu jurusan. Sebab memiliki ilmu yang cukup untuk membantu mencerdaskan generasi muda bangsa. Selain itu, keahliannya di suatu bidang jugammebuatnya menjadi sumber jawaban.
Saat ada isu mengenai suatu bidang dan kebetulan dosen tersebut merupakan ahli di bidang tersebut. Maka bisa memberikan jawaban atas isu yang tengah berkembang. Memberi solusi terkait isu tersebut dan memiliki kapasitas untuk memberikan saran dan masukan terhadap penanganan isu tadi.
Baca Juga: Apa Itu Inpassing Dosen? Temukan Jawaban Lengkapnya Disini
Saat memutuskan untuk melanjutkan studi, siapa yang menolak untuk lulus secepatnya? Dijamin tidak ada, karena yang namanya orang menempuh pendidikan dijamin ada harapan segera lulus. Supaya bisa segera melanjutkan hidup untuk menapaki level kehidupan selanjutnya.
Setelah lulus tent muncul keinginan untuk bisa mengaplikasikan ilmu yang dimiliki. Baik untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan maupun untuk memajukan diri sendiri, misalnya secara ekonomi. Sebab semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka ada kesempatan untuk mendapatkan gaji yang lebih baik dari sebelumnya.
Supaya semua itu bisa diwujudkan dengan segera, maka perlu berjuang untuk lulus secepatnya. Salah satu solusi untuk cepat lulus adalah memilih menerapkan linieritas pendidikan dosen. Sebab dengan jurusan yang linier, maka seseorang bisa lulus lebih cepat.
Misalnya, untuk tugas akhir seperti yang dibahas sebelumnya bisa memilih melanjutkan penelitian dari jenjang sebelumnya. Sehingga penelitian bisa cepat selesai dan bisa segera menyelesaikan penyusunan laporan penelitian. Kesempatan untuk segera wisuda kemudian terbuka lebih lebar.
Meskipun menerapkan langsung linieritas pendidikan dosen memberi banyak keuntungan. Memilih langkah sebaliknya juga memberi beberapa keuntungan. Artinya, saat memilih jurusan yang tidak linier nantinya juga berkesempatan untuk panen keuntungan. Beberapa diantaranya adalah:
Memilih jurusan yang tidak linier bukan berarti tidak bisa mengembangkan ilmu yang dimiliki. Pilihan ini pada dasarnya juga membantu mengembangkan ilmu maupun keahlian diri. Sebab yang namanya menempuh pendidikan dijamin akan aktif belajar, dan dari hasil belajar inilah ilmu yang dimiliki bisa berkembang.
Jurusan yang tidak linier juga terbagi menjadi beberapa misalnya pindah jurusan yang ternyata masih berhubungan. Sebab masih dalam satu fakultas dan bisa juga lompat fakultas. Alasan yang mendasarinya cukup beragam. Bisa jadi salah satunya adalah untuk mempelajari bidang lain yang menarik minat.
Sehingga lewat keputusan tersebut, maka seseorang bisa mendapatkan ilmu dari bidang yang berbeda. Artinya, keputusan ini tetap mampu mendukung pengembangan ilmu yang dikuasai oleh orang tersebut. Sehingga lumrah untuk diambil.
Keuntungan berikutnya ketika memutuskan untuk mengambil jurusan yang tidak linier adalah membantu meningkatkan jenis keterampilan yang dikuasai. Misalnya lulusan S1 teknik dan kemudian mengambil S2 ilmu komunikasi. Maka keterampilan yang didapat bisa berasal dari dua bidang keilmuan sekaligus.
Masing-masing keterampilan tentunya bermanfaat, karena di dunia ini tidak ada ilmu yang tidak memberi manfaat. Selain itu, manfaatnya juga semakin terasa ketika memilih jurusan yang memang bisa langsung memberi manfaat.
Maksudnya adalah, misal ketika lulus S1 teknik kemudian bekerja di sebuah perusahaan. Lalu berusaha untuk naik jabatan, dan berhubung perusahaan bergerak di bidang niaga maka perlu ilmu dan keterampilan mengenai manajemen bisnis. Maka mengambil S2 manajemen bisnis agar ilmu yang didapat bisa langsung bermanfaat.
Yakni di tempatnya bekerja, sekaligus bisa mendorong kenaikan jabatan yang lebih cepat. Apapun alasan yang mendasarinya, tentu sah saja untuk menjadi dasar dalam pemilihan jurusan yang tidak linier. Selama memang bisa dimanfaatkan dengan baik sekaligus memang menyukai bidang baru yang diambil.
Memilih jurusan pendidikan yang tidak linier juga membantu mendapat kesempatan menekuni profesi yang beragam. Langkah ini cocok untuk siapa saja yang mudah bosan dengan suatu profesi. Sehingga tidak harus mengikuti linieritas pendidikan dosen.
Sebab menjadi lulusan dari suatu bidang akan memiliki prospek kerja yang berbeda dengan bidang lainnya. Jika di bidang A merasa pilihan profesinya tidak ada yang sesuai dengan keinginan. Maka tidak ada salahnya mengambil S2 dengan jurusan tidak linier agar terbuka kesempatan untuk menekuni profesi lain yang lebih sesuai.
Hanya saja, yang namanya melanjutkan pendidikan atau studi sudah tentu tidak gratis. Selama ada dukungan dana pendidikan yang memang sesuai. Maka bisa memilih jurusan apapun yang disukai agar menjadi jembatan untuk pindah profesi lain yang diinginkan.
Mencoba keluar dari pakem linieritas pendidikan dosen juga bisa memberi kemudahan untuk menikmati proses belajar. Hal ini berlaku untuk siapa saja yang merasa sudah salah dalam memilih jurusan. Sehingga ilmu tidak berkembang dan prestasi akademik cenderung terjun bebas.
Ada banyak mahasiswa yang mengalami kondisi ini, sehingga di tengah semester memilih pindah jurusan. Beberapa memilih bertahan sampai lulus dan mencoba sekuat tenaga untuk menikmati proses belajar. Setelah rampung, maka ketika melanjutkan studi memilih pindah ke jurusan atau ke fakultas lain.
Keputusan ini tentu saja membantu menemukan jurusan yang benar-benar sesuai. Kemudian bisa lebih menikmati proses belajar, dan mampu mendapatkan ilmu sebanyak mungkin. Biasanya dengan pemilihan jurusan yang disukai maka seseorang lebih mudah berprestasi secara akademik dan sukses ketika masuk dunia kerja.
Baca Juga: 8 Tujuan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Dosen, Ternyata Wajib Dipahami
Linieritas kemudian akrab untuk beberapa profesi, dan yang paling intens adalah profesi dosen. Dikatakan demikian, karena dosen akan mendapat banyak kemudahan ketika melakukan linieritas pendidikan dosen. Misalnya:
Kemudahan yang pertama adalah untuk mendapatkan beasiswa. Sebab umumnya para dosen menjadi prioritas. Ketika menerapkan linieritas maka akan lebih mudah untuk mendapat beasiswa, baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini sejalan dengan perjalanan karir sebagai dosen yang diharapkan menjadi ahli di suatu bidang.
Sehingga penyelenggara beasiswa bisa memastikan bahwa ilmu yang didapat oleh para peserta bisa langsung diaplikasikan. Kalangan dosen menjadi prioritas karena dijamin ilmu tersebut segera dipraktekan saat mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat.
Kemudahan kedua adalah untuk bisa lebih mudah lolos seleksi penerimaan dosen. Sebab menjadi dosen yang S1 dan S2 linier akan lebih mudah diterima di PTN maupun PTS, terutama yang sudah ternama. Sehingga memprioritaskan linieritas menjadi hal yang tepat untuk dilakukan.
Menjadi dosen tentu kental dengan perjuangan untuk mendapatkan jabatan akademik tinggi. Mulai dari Asisten Ahli sampai menjadi Guru Besar. Jabatan akademik juga memberi banyak kesempatan akademik bagi para dosen. Misalnya untuk bisa mengikuti seleksi dana hibah penelitian dan sertifikasi dosen.
Oleh sebab itu penting untuk fokus menjalankan tugas-tugas dosen agar bisa memenuhi syarat untuk mengajukan kenaikan jabatan akademik. Supaya lebih mudah lagi maka perlu menjadi ahli di suatu bidang, sehingga perlu menempuh pendidikan yang linier.
Baca Juga: Berapakah Tunjangan Sertifikasi Dosen di Indonesia?
Meskipun aturan mengenai linieritas pendidikan dosen sudah resmi dicabut sekitar tahun 2018. Namun harus diakui, siapa saja yang punya impian menjadi dosen akan lebih tepat untuk mengutamakan jurusan yang linier. Sebagai modal untuk sukses menekuni karir dosen tersebut.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…