Kali ini duniadosen.com membahas langkah mudah menulis buku referensi dengan tim dosen. Artikel ini merupakan hasil wawancara dengan Ratih Ayu Apsari, S.Pd., M.Sc., M.Pd., yang merupakan dosen di Universitas Mataram. Berikut Ratih membagikan kisah pengalamannya kepada duniadosen.com sebagai dosen muda yang cukup aktif menulis.
Selama berprofesi sebagai dosen sejak 2015, sudah 2 buku yang ia hasilkan. Salah satunya adalah menulis buku referensi yang ia tulis bersama 2 rekan dosen yang lain ketika ia masih mengajar sebagai dosen kontrak di Universitas Pendidikan Ganesha yang berjudul “Belajar dan Pembelajaran” (2018). Untuk buku ke duanya, saat ini masih tahap layouting dengan Judul “Profesi Kependidikan” yang ditulis dengan beberapa dosen di FKIP Universitas Mataram.
Seperti diketahui, benefit yang diperoleh dosen ketika menulis buku referensi di antaranya mendapatkan point untuk menambah prestasi kerja dan prestasi lembaganya, serta peningkatan kesejahteraan dosen. Selain itu, buku tersebut tentunya bermanfaat untuk proses belajar mengajar di bangku perkuliahan.
Adakan Asesmen Sederhana Bersama Tim Dosen (Tim Penulis)
Ratih menjelaskan, sebelum memutuskan untuk menulis buku referensi dengan tim dosen yang lain yang merupakan tim penulis, terlebih dahulu mengadakan asesmen sederhana terkait kebutuhan penulisan buku. Alasan yang biasanya mendorong penulisan buku adalah:
Kemudian, setelah tema besarnya terpilih, para penulis yang terdiri dari para dosen melakukan rapat koordinasi yang pertama. Dalam rapat itu, membahas untuk menentukan garis besar isi buku. Misalnya, fokus pembahasannya dimana saja. Jika buku referensi maka indikator apa saja yang akan dimasukkan dan kebaruannya dimana, yang disesuaikan dengan hasil asesmen yang telah dilakukan sebelumnya.
Dalam menulis buku referensi dengan tim dosen, ketika telah menemukan tema langkah selanjutnya yaitu, penyusunan outline buku yang terdiri dari judul-judul BAB yang disesuaikan dengan indikator yang ingin dibahas mulai ditentukan. Ratih menambahkan, judul ini tidak mutlak dan masih dapat disesuaikan nantinya. Hanya saja untuk memudahkan pembagian tugas, Ratih dan tim penulis lainnya membagi indikator ke dalam BAB terlebih dahulu.
Setelah itu, sesuai dengan kompetensi masing-masing, tim penulis melakukan pembagian tugas per BAB yang telah dibuat outline. Kemudian melakukan koordinasi diantara proses penulisan buku, misalnya setelah 2 sampai 3 pekan untuk membahas progress buku yang dibuat dan memastikan inti dari buku yang disusun berada di jalur yang benar.
“Diskusi di luar waktu-waktu yang ditentukan tersebut tetap dilakukan. Baik secara tatap muka maupun komunikasi tidak langsung bisa melalui email, chat, telephone. Setelah semua BAB terselesaikan, kami saling bertukar pekerjaan untuk pre-review tahap 1 dan mendapatkan feedback,” jelas Ratih.
Setelah pre-review dan mendapat feedback, selanjutnya dilakukan diskusi. Jika ada point yang sekiranya butuh penyepakatan lebih lanjut, sisanya disesuaikan sesuai dengan masukan. Jika sudah selesai, tim penulis mulai menggabungkan BAB dan membacanya secara utuh sekali lagi secara terpisah antar penulis yang terlibat. Untuk memastikan alur cerita antar BAB sudah baik dan mengalir.
Jika dirasa ada yang tidak sesuai, maka tim penulis diskusi kembali bagaimana untuk mengisi bagian yang “tidak nyambung” tersebut. Setelah selesai, jika memungkinkan mendapat review dari orang lain yang bukan tim penulis yang memiliki kompetensi yang baik di bidang tersebut, maka akan sangat lebih baik lagi.
Membagi Waktu Menulis dan Melaksanakan Tridharma
Ratih dan rekan dosennya, mampu menyelesaikan buku referensi tersebut hingga siap naik cetak ke penerbit dalam kurun waktu 6 bulan. mereka pun harus pandai membagi waktu antara menulis buku dan kesibukan lain terkait dengan Tridharma Perguruan Tinggi serta menyesuaikan waktu untuk diskusi degan tim penulis lain.
Ratih mengakui, waktu memang masih menjadi kendala yang dialami para dosen dalam menulis buku. Sejauh ini, Ratih melalukan penjadwalan harian terkait tugas yang harus diselesaikan hari itu.
Untuk menulis buku referensi dengan tim dosen, agar lebih mudah Ratih pun mengambil materi yang sedang dia ampu. Sehingga bisa sekaligus mencari sumber-sumber terkini yang dapat mendukung penyusunan buku. Selain itu, Ratih juga mendapat gambaran apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam buku dengan melihat dan menganalisis perkuliahan.
Memilih Penerbit
Menurut Ratih, ketika memilih penerbit pilihlah penerbit yang memiliki track record yang baik dalam mencetak dan mendistribusikan buku. Hal ini bisa dilihat dari website penerbit tersebut, apakah menyediakan katalog untuk buku yang diterbitkan sampai sekian tahun setelah diterbitkan.
Dengan mengecek website beberapa penerbit yang sudah memiliki “nama” dalam hal ini memiliki pengalaman di bidang penerbitan. Rekomendasi sejawat juga sangan membantu, karena dari melihat pengalaman teman, bisa memperoleh informasi penting terkait penerbitan yang baik dan sesuai.
Saran untuk Dosen Muda yang Ingin Menulis Buku
Ratih berpesan kepada seluruh dosen muda yang ingin menulis buku referensi maupun buku yang lain, hal utama yang dilakukan adalah lakukan analisis situasi dan kebutuhan terlebih dahulu. Sehingga mendapat gambaran buku apa yang diperlukan dan buku seperti apa yang perlu dikembangkan.
Dari sana, kemudian mencari referensi yang mendukung buku yang akan dibuat. Masukkan inovasi-inovasi baru yang membuat buku tersebut memiliki nilai kebaruan. Kemudian susun guideline/outline per bab sebelum menulis isinya. Fokus pada tujuan umum penyusunan buku agar pembahasan tidak terlalu melebar tapi mendalam.
Harapan Kepada Pemerintah
Ratih berharap kepada pemerintah atau pihak terkait adanya kebijakan dosen menulis buku, dalam melakukan kerja sama dengan penerbit komersil dapat ditingkatkan. Yaitu, diberikannya akses kepada penulis untuk mendapatkan layanan terbitan yang professional dan pendistribusian yang merata ke seluruh Indonesia.
Benefit Menulis Buku Referensi
“Saya sangat bahagia ketika mahasiswa-mahasiswa saya menjumpai buku-buku yang ada nama saya sebagai penulis di toko buku dan mengirimkan foto atau membuat postingan di sosial media tentang itu. Kebanyakan dari mereka menulis betapa bangga melihat nama dosennya di buku yang dijual di pasaran. Hal tersebut membuat mereka merasa termotivasi agar suatu hari bisa menulis juga,” pungkas Ratih.
Profil Singkat
Ratih Ayu Apsari, S.Pd.,M.Sc.M.Pd., adalah seorang dosen muda yang mengajar mata kuliah matematika. Sebelumnya ia sempat menjadi dosen kontrak di Universitas Pendidikan Ganesha sejak Oktober 2015 sebelum akhirnya ia diterima sebagai dosen PNS sebagai dosen di Prodi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Mataram, Lombok, NTB, pada Juni 2019.
Sebelum menjadi dosen, Ratih pernah menyusun buku bersama teman-teman satu program beasiswa ketika menempuh pendidikan S2 (2014), dengan judul buku “Matematika: Strategi Pemecahan Masalah” Editor: Dr. Yusuf Hartono (dosen Universitas Sriwijaya). (duniadosen.com/ta)
Semoga artikel ini bermanfaat. Bagi Anda (dosen) yang ingin berbagi pengalaman dalam dunia penulisan buku atau dunia perdosenan yang lain, silahkan hubungi tim duniadosen.com melalui email yang tertera di website ini.
Mau menulis Buku Referensi dari hasil penelitian untuk NAIK PANGKAT? Pedoman ini kami siapkan khusus untuk Anda
GRATIS! Ebook Sukses Menulis Buku Referensi
Menulis lebih mudah, angka KUM bertambah
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…