Mengikuti kuliah daring interaktif memang memberi lebih banyak tantangan, dibanding kuliah secara konvensional. Ada banyak faktor yang membuat fokus belajar di kelas daring tersebut kurang maksimal.
Mulai dari suasana di rumah yang terlalu santai, ada gangguan dari adik di rumah, mengalami masalah kesehatan, jaringan internet bermasalah, dan lain sebagainya. Kondisi kurangnya fokus ini sebaiknya tidak dibiarkan, karena bisa mempengaruhi hasil pengerjaan tugas, nilai akhir mata kuliah, dan tentunya IPK yang menjadi jeblok.
Baca juga : Informasi Beasiswa S1 Di Universitas Shizuoka Jepang
Pada dasarnya kesulitan untuk menaruh perhatian secara penuh saat belajar, mengerjakan tugas, maupun mengajar bagi guru dan dosen. Menjadi hal yang lumrah untuk ditemui, dan menjadi permasalahan alami yang tidak hanya dialami oleh peserta didik seperti siswa dan mahasiswa melainkan juga tenaga pendidik seperti guru dan dosen.
Kondisi serpa juga bisa dialami oleh kalangan pekerja, sebab melakukan aktivitas belajar maupun mengajar dan bekerja yang berlangsung cukup lama. Bisa membuat pikiran lelah dan demikian halnya dengan tubuh sehingga fokus dan konsentrasi menurun.
Hal ini sejalan dengan hasil riset yang dilakukan oleh I-READ Center of Education and Social Studies. Hasil riset yang dilakukan menunjukan sekitar 88.5 persen mahasiswa merasa bosan dengan kuliah daring interaktif yang dilakukan di rumah.
Penerapan kuliah daring interaktif sendiri memang sebagai upaya untuk membatasi interaksi sosial. Supaya penyebaran Covid-19 bisa dihentikan atau diperlambat agar penanganannya bisa lebih mudah. Hanya saja penerapannya memang tidak luput dari masalah.
Dilain pihak, hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Jonathan Schooler menemukan bahwa rata-rata orang dalam kurun waktu satu hari. Menghabiskan sekitar 15 sampai 20 persen waktunya untuk memikirkan hal lain diluar pekerjaan. Alhasil pekerjaan yang dimiliki menjadi tertunda atau tidak terselesaikan tepat pada waktunya.
Masalah ini juga dihadapi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa, yang bisa jadi menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkan hal di luar materi kuliah daring interaktif.
Francesco Cirillo juga mengaku pernah mengalami masalah serupa, yakni kesulitan untuk fokus dalam mendengarkan penyampaian materi dari dosen di kelas. Masalah tersebut kemudian dicoba olehnya untuk diatasi, dan pada tahun 1980 Francesco berhasil menemukan metode Pomodoro.
Metode pomodoro ini digunakan oleh Francesco untuk melakukan manajemen waktu dengan tetap menjaga kondisi fisik dan psikis. Sebab rata-rata metode manajemen waktu hanya fokus pada penyelesaian tugas saja namun mengabaikan mengenai kondisi fisik dan psikis.
Francesco awalnya menggunakan timer dari dapur yang memiliki bentuk tomat, tomat sendiri dalam bahasa Italia disebut pomodoro. Inilah alasan kenapa metode manajemen waktu dari Francesco disebut metode Pomodoro. Adapun langkah-langkah menjaga fokus kuliah daring interaktif dengan metode ini adalah:
Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono
Sumber : https://edukasi.kompas.com/
Dalam dunia akademik, dosen juga memiliki kewajiban melakukan publikasi ilmiah secara berkala. Salah satunya publikasi…
Mengecek apa saja daftar jurnal terindeks Copernicus tentu sangatlah penting, khususnya bagi dosen yang ingin…
Sebagai dosen, banyak yang memiliki impian bisa studi lanjut sampai ke luar negeri karena bisa…
Ada banyak upaya dilakukan berbagai pihak untuk mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah, terutama…
Mencari informasi beasiswa S3 Australia tentu akan menjadi agenda bagi siapa saja yang tertarik studi…
Program Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) menjadi salah satu program beasiswa bergengsi dari pemerintah Indonesia melalui…