Informasi

Kompetensi Sosial, Kompetensi yang Wajib Dikuasai Dosen dan Guru


Menjadi tenaga pendidik, baik guru maupun dosen ternyata tak cukup hanya memiliki ijazah. Akan tetapi harus menguasai sejumlah kompetensi termasuk kompetensi sosial. Penguasaan kompetensi di ranah sosial menjadi prioritas utama seorang pendidik. 

Kenapa? Sebab pendidik sejatinya akan berinteraksi dengan banyak orang. Tanpa didukung kompetensi tersebut, maka ada kemungkinan pendidik kesulitan untuk menjalankan tugas-tugas akademiknya. 

Tentang Kompetensi Sosial

Menurut Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Kompetensi untuk tenaga pendidik ini kemudian terbagi menjadi beberapa jenis. Sesuai dengan pasal 28 ayat 3 PP Nomor 19 tahun 2005 menyebutkan kompetensi yang wajib dikuasai oleh tenaga pendidik, baik itu guru maupun dosen. 

Dalam PP tersebut setidaknya disebutkan ada empat kompetensi dasar yang wajib dikuasai tenaga pendidik. Dimulai dari kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan juga kompetensi profesional. 

Dari sekian kompetensi dasar tersebut, mana saja yang sudah Anda kuasai? Sebelum memutuskan menjadi pendidik, maka semua kompetensi tersebut wajib dikuasai. Terutama kompetensi sosial. Apa itu? 

Terkait definisi dari kompetensi jenis ini, terdapat sejumlah ahli yang mengemukakan pendapatnya. Selain itu terdapat juga berbagai sumber yang menjelaskan definisinya secara konkrit. Berikut penjelasan detailnya: 

Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d

Definisi pertama adalah bersumber dari Standar Nasional Pendidikan tepatnya pada penjelasan pasal 28 ayat 3 butir d. Definisi ini kemudian dituangkan lebih mendetail ke dalam RPP tentang guru. 

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Mulyasa, 2007: 173).  

Sedangkan di dalam RPP tentang guru, dijabarkan dalam bentuk poin-poin mengenai seluruh keterampilan yang wajib dikuasai pendidik agar bisa disebut sudah menguasai kompetensi sosial, yaitu: 

  1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
  2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
  3. Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali peserta didik.
  4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

Buchari Alma (2008:142)

Definisi kedua disampaikan oleh Buchari Alma, dimana definisi ini yang menjadi acuan di dalam Standar Nasional Pendidikan yang dijelaskan sebelumnya. 

Jadi, menurutnya kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. 

Lewat kompetensi ini diharapkan tenaga pendidik bisa menjalin komunikasi yang baik dengan peserta didik maupun pihak wali. Sehingga pengawasan kegiatan pembelajaran bisa dilakukan dari kedua belah pihak untuk memaksimalkan hasilnya. 

Suharsimi

Selanjutnya adalah pendapat dari Suharsimi dimana kompetensi sosial menurutnya adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang guru, yang mana guru harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah, dan masyarakat sekitarnya.

Dari definisi tersebut bisa disimpulkan bahwa kompetensi jenis sosial mengarah pada kemampuan pendidik dalam berkomunikasi. Baik dengan siswa, sesama pendidik, maupun masyarakat luas. 

Oleh sebab itu, kemampuan komunikasi menjadi tolak ukur untuk menentukan penguasaan kompetensi ini. Bagi yang ingin menjadi guru atau dosen maka perlu mengasah kemampuan berkomunikasi. 

Slamet (dalam Sagala, 2009: 38)

Pendapat terakhir disampaikan oleh Slamet yang kemudian tertuang di dalam buku berjudul Sagala. Pada halaman 38 disebutkan bahwa kompetensi sosial didefinisikan sebagai sebuah kemampuan pendidik untuk menguasai sub kompetensi berikut: 

  1. Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan mengelola konflik dan benturan.
  2. Melaksanakan kerja sama secara harmonis.
  3. Membangun kerja tim (teamwork) yang kompak, cerdas, dinamis dan lincah
  4. Melaksanakan komunikasi secara efektif dan menyenangkan.
  5. Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya.
  6. Memiliki kemampuan menundukkan dirinya dalam sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
  7. Melaksanakan prinsip tata kelola yang baik.

Aspek Kompetensi Sosial

Jika membahas mengenai kompetensi sosial maka akan membahas juga mengenai beberapa aspek di dalamnya. Aspek-aspek ini yang harus dipahami dan dikuasai oleh tenaga pendidik agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik. 

Menurut Gullota dkk (1990), aspek kompetensi di ranah sosial ini mencakup tiga hal, yaitu: 

1. Kapasitas Kognitif

Aspek yang pertama adalah kapasitas kognitif, yaitu hal yang mendasari keterampilan sosial dalam menjalin dan menjaga hubungan interpersonal positif. Kapasitas kognitif meliputi beberapa hal. 

Sebut saja seperti harga diri yang positif, kemampuan memandang sesuatu dari sudut pandang sosial, dan juga terkait keterampilan memecahkan masalah interpersonal.

2. Keseimbangan Kebutuhan Bersosial dan Privasi

Aspek yang kedua adalah keseimbangan antara kebutuhan bersosialisasi dengan kebutuhan privasi. Artinya, kedua jenis kebutuhan ini harus seimbang supaya dosen dan guru bisa menjalankan tugas dengan baik bebas rasa beban. 

Adapun yang dimaksud kebutuhan bersosialisasi adalah kebutuhan individu untuk terlibat dalam sebuah kelompok dan menjalin hubungan dengan orang lain. Sedangkan kebutuhan privasi adalah keinginan untuk menjadi individu yang unik, berbeda, dan bebas melakukan tindakan tanpa pengaruh orang lain.

3. Keterampilan Sosial dengan Teman Sebaya

Aspek yang terakhir adalah keterampilan sosial dengan teman sebaya, yaitu kecakapan individu dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya. Kemampuan ini sangat penting agar dosen maupun guru bisa membaur dengan lingkungannya. 

Sebab bagaimanapun juga, dosen dan guru ini adalah manusia yang secara alami masuk kategori makhluk sosial. Maka dalam melaksanakan tugas keseharian dijamin tetap membutuhkan bantuan orang sekitar. Lewat keterampilan ini, maka bisa diterima oleh masyarakat. 

Baca Juga :

Miliki 4 Kompetensi Ini Sebelum Mengajukan Sertifikasi Dosen

Apa itu Kompetensi Pedagogik? Simak Penjelasan Lengkapnya

7 Aspek Kompetensi Pedagogik Dosen yang Perlu Anda Tahu

Indikator Kompetensi Sosial

Berikutnya adalah mengenai indikator dari kompetensi sosial. Dilansir dari Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008. Tenaga pendidik, baik guru dan dosen disebutkan minimal harus menguasai beberapa indikator keterampilan sosial. Yaitu: 

1. Berkomunikasi dengan Baik Secara Lisan, Tulisan, dan Isyarat

Indikator pertama adalah mampu berkomunikasi dengan baik, baik itu secara lisan, tulisan, maupun dengan bahasa isyarat. Sehingga tenaga pendidik diharapkan bisa berkomunikasi dengan baik di berbagai kesempatan. 

Misalnya saat mengajar diharapkan selalu menyampaikan materi dengan baik agar mudah dimengerti. Sekaligus menghindari penggunaan bahasa yang dinilai terlalu kasar, karena bisa melukai pihak lain atau mahasiswa. 

2. Menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi

Indikator yang kedua adalah kemampuan tenaga pendidik untuk menggunakan teknologi komunikasi dan informasi. Artinya, kompetensi komunikasi pendidik tidak cukup hanya mampu berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat. 

Akan tetapi juga memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas di dunia akademik. Misalnya paham menggunakan komputer, aplikasi Zoom, PPT, media sosial, dan lain sebagainya. 

3. Bergaul Secara Efektif

Indikator kompetensi sosial yang ketiga adalah bergaul secara efektif. Artinya, tenaga pendidik harus bisa bergaul dengan baik ke orang-orang di sekitarnya. Mulai dari peserta didik, rekan sesama tenaga pendidik, dan masyarakat luas. 

Bergaul secara efektif ini menjunjung hubungan yang profesional, dimana ada sikap saling menghormati dan menghargai. Sekaligus menjalin hubungan yang berkaitan dengan tugas sebagai pendidik bukan ke masalah pribadi. 

4. Bergaul Secara Santun

Selanjutnya adalah bergaul secara santun, yang artinya tenaga pendidik perlu menumbuhkan hubungan sosial yang santun. Supaya bisa saling menghormati dan menghargai tanpa resiko ada perselisihan maupun salah paham. 

5. Menerapkan Prinsip-Prinsip Persaudaraan

Terakhir adalah kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan. Artinya, seorang tenaga pendidik memiliki kewajiban untuk memperlakukan orang di sekitarnya sebagai saudara sendiri. 

Misalnya dosen ke mahasiswa, dosen yang menjunjung prinsip persaudaraan akan menganggap mahasiswanya sebagai anak sendiri. Sehingga akan memberikan pengajaran, pendidikan, dan sebagainya selayaknya orangtua ke anak kandungnya. 

Jika hal ini diterapkan, maka dosen bisa memastikan mahasiswa fokus di kelas dan menyerap ilmu yang ditransfer sebaik mungkin. Sehingga setelah lulus, ilmu dan keterampilan yang didapat selama kuliah bisa terus dimanfaatkan. 

Contoh

Setelah memahami pengertian dan beberapa hal penting berkaitan dengan kompetensi sosial. Maka tenaga pendidik juga wajib tahu apa saja contoh dari bentuk penguasaan kompetensi tersebut. Memang sangat beragam dan berikut adalah beberapa diantaranya: 

  1. Terampil berkomunikasi, misalnya dosen yang memiliki keterampilan baik dalam berkomunikasi saat mengajar sehingga materi yang disampaikan enak didengar dan mudah dipahami.
  2. Bersikap simpatik, dosen misalnya mampu menunjukan simpati dan kepeduliannya kepada mahasiswa maupun pihak wali atau orangtua mahasiswa tersebut.
  3. Bisa bekerjasama, contohnya dosen yang bisa menjadi anggota di sebuah lembaga sosial untuk memberikan sumbangsih kepada masyarakat berkaitan dengan bidang keilmuan yang dikuasai.
  4. Pandai bergaul, contohnya adalah dosen yang bisa bergaul dengan mahasiswa maupun dengan rekan sesama dosen dan masyarakat luas.
  5. Memahami dunia sekitarnya, contohnya dosen yang paham masalah di sekitar dan bisa memanfaatkan keterampilan dan keilmuannya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pentingnya Kompetensi Sosial bagi Dosen

Menguasai kompetensi sosial menjadi hal penting bagi dosen, dan bahkan bisa disebut sebagai kewajiban. Kenapa? Sebab dengan kompetensi inilah dosen bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Berikut cakupannya: 

1. Kemudahan dalam Mengajar

Kompetensi di ranah sosial berhubungan erat dengan kemampuan komunikasi pendidik. Bagi dosen, menguasai kompetensi ini bisa membantu melaksanakan kegiatan mengajar dan mendidik dengan maksimal. 

Sebab dosen bisa dengan mudah menjelaskan materi perkuliahan kepada mahasiswa. Tingkat pemahaman mahasiswa juga lebih baik dan pada akhirnya bisa menyerap ilmu pengetahuan maupun keterampilan di perkuliahan dengan baik. 

2. Menjalin Komunikasi dengan Peserta Didik

Penguasaan kompetensi di bidang sosial ini menjadi penting bagi dosen agar bisa menjalin komunikasi dengan peserta didik alias mahasiswa. Alasannya adalah, karena dosen membutuhkan komunikasi dua arah tersebut. 

Pertama, membantu dosen mengetahui mahasiswa sudah paham atau belum dengan penjelasannya. Jika belum, maka bisa dijelaskan ulang dengan bahasa lebih sederhana atau dengan teknik lain yang lebih mudah dipahami. 

Kedua, komunikasi baik dengan mahasiswa membantu dosen mendapatkan bantuan. Bisa jadi mahasiswa lebih melek terhadap teknologi dan lebih paham mengenai suatu materi perkuliahan. Dan masih banyak lagi yang lainnya. 

3. Menjalin Hubungan Baik dengan Orang Sekitar

Dosen pun dengan kompetensi ini punya kemampuan untuk menjalin hubungan baik dengan orang sekitar. Mulai dari rekan sesama dosen, tenaga kependidikan di kampus, sampai dengan wali mahasiswa maupun masyarakat luas. 

Kemampuan komunikasi yang dimiliki membantu dosen bisa berkomunikasi dengan banyak orang. Dalam artian bisa diajak membahas banyak hal sehingga punya lebih banyak jaringan.

Artikel Terkait :

Kuasai 7 Hal Ini Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Dosen

7 Tips Sertifikasi Dosen agar Lulus Tanpa Banyak Kendala

4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Tunjangan Sertifikasi Dosen

Admin Dunia Dosen

Admin Website Dunia Dosen Indonesia.

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

3 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

3 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

3 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

3 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

3 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

4 days ago