fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Kode Etik Dosen Secara Umum yang Wajib Dipahami

kode etik dosen

Keberadaan kode etik dosen tentu hal lumrah dan wajib dipahami sekaligus dipatuhi oleh semua orang yang menekuni profesi dosen. Sebagaimana profesi lain pada umumnya, keberadaan kode etik adalah hal yang penting dan lumrah. 

Kode etik ini mengatur bagaimana seorang dosen sebagai pemilik profesi dalam menjalankan tugasnya dan membawa diri. Sehingga mencakup hak dan kewajiban, yang mengatur segala bentuk perilaku dan sikap dosen selama bertugas. 

Tidak hanya berisi panduan mengenai bagaimana dosen melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Beberapa kampus juga mencantumkan kode etik dalam hal pergaulan, berpakaian, dan lain sebagainya yang wajib dipatuhi oleh dosen. 

Bagi kamu yang ingin meraih mimpi menjadi dosen, maka penting untuk mempelajari kode etik di profesi tersebut. Sehingga selama menjadi dosen selalu mematuhinya dan terhindar sanksi. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kode etik di profesi dosen? 

Apa Itu Kode Etik Dosen? 

Hal pertama yang perlu dipahami adalah pengertian kode etik dosen. Menurut Permendikbudristek No 44 tahun 2024, kode etik dosen merupakan norma dan etika yang mengikat perilaku dosen dalam melaksanakan tugas Tridharma secara profesional.

Sehingga kode etik ini disusun dan diterapkan di lingkungan perguruan tinggi. Tidak tertutup kemungkinan antara satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lain punya daftar kode etik yang berbeda. Khususnya untuk PTS (perguruan tinggi swasta). 

Tak hanya kode etika dosen pada perguruan tinggi, ada kode etik nasional dosen yang harus dosen patuhi. Kode etik nasional Dosen meliputi kode etik dan kode perilaku. Detail kode etik bisa Anda dapatkan di Lampiran I Permendikbudristek No 44 tahun 2024.

Kode etik disusun untuk membantu dosen menjalankan tugasnya dengan baik. Sebab bagaimanapun juga dosen ibarat “wajah” dari perguruan tinggi tempatnya mengajar. Bahkan dosen bisa menjadi “wajah” bagi dunia pendidikan tinggi nasional. 

Apa yang dipikirkan, dilakukan, dan perilaku yang ditunjukan dosen nantinya akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap suatu kampus dan pendidikan tinggi di tanah air. Wajar jika kemudian segala bentuk tindakan dan perilaku dosen diatur sedemikian rupa. 

Beberapa perguruan tinggi hanya menitikberatkan kode etik lewat pelaksanaan tugas-tugas pokok dan tugas tambahan. Mencakup pelaksanaan isi Tri Dharma dan tugas tambahan sesuai amanah yang diberikan kepada dosen yang bersangkutan. 

Beberapa lagi yang lainnya juga mengatur kode etik dalam hal pergaulan, mencakup pergaulan dosen ke sesama dosen, dosen ke mahasiswa, dosen ke tenaga pendidik, dan dosen ke masyarakat. 

Kemudian juga mengatur masalah berpakaian, karena dosen diharapkan memiliki penampilan yang baik dan memiliki citra yang positif. Bagi dosen yang diterima mengajar di suatu perguruan tinggi, maka kode etik yang ditetapkan wajib dipatuhi dan diterapkan. 

Baca Juga:

Maksud dan Tujuan Dirumuskan Kode Etik Dosen 

Kode etik dosen bisa dikatakan sebagai aturan yang mengikat dosen dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sekilas memang nampak membuat dosen terikat dan terbelenggu. Namun, sebebas apapun suatu individu jika tidak ada aturan yang menyertainya. Maka ada kemungkinan lebih banyak dampak negatif yang muncul. 

Oleh sebab itu, dalam profesi dosen perlu dibuat aturan yang mengatur kegiatan mereka selama bertugas. Dalam penyusunan kode etik pun diketahui ada beberapa maksud dan tujuan. Dilihat dari aspek maksud, kode etik ini dimaksudkan untuk: 

  • Menjamin tercapainya sistem pendidikan nasional sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 
  • Menjamin tercapainya sistem pendidikan di lingkungan perguruan tinggi tempat dosen mengajar dan mengabdi. 
  • Memberikan pedoman dan arahan dalam aspek kedisiplinan bagi dosen dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik di perguruan tinggi. 

Sedangkan tujuan dari dirumuskannya kode etik dosen adalah sebagai berikut: 

  • Mendorong dosen untuk bisa menjalankan kaidah moral, kesusilaan, kejujuran, kebenaran, dan keilmuan. 
  • Mendorong dosen untuk disiplin dalam melaksanakan seluruh tugas, wewenang, dan juga kewajibannya. 
  • Membentuk citra dosen yang profesional dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan di lingkungan perguruan tinggi. 
  • Membantu dosen menjadi suri teladan yang baik kepada mahasiswa sehingga bisa menjadi pribadi yang baik dan profesional setelah menjadi alumni. 

Asas dalam Kode Etik Dosen 

Secara umum, perguruan tinggi di Indonesia dalam merumuskan kode etik untuk seluruh dosen yang mengajar memperhatikan asas tertentu. Berikut asas-asas yang dimaksudkan: 

1. Integritas 

Integritas merupakan konsistensi dan keteguhan yang tidak tergoyahkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan juga keyakinan. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai tenaga pendidik adalah hal penting. 

Asas integritas menjadi asas yang digunakan untuk menyusun kode etik. Sehingga diharapkan setiap dosen memiliki keteguhan dan komitmen yang kuat untuk menjalankan seluruh kode etik yang dirumuskan. 

2. Kepantasan, Kesopanan, dan Kesantunan 

Asas kedua di dalam kode etik untuk dosen adalah kepantasan, kesopanan, dan juga kesantunan. Sehingga semua perilaku dosen perlu berpedoman pada tiga aspek ini yang menjadi bagian dari kode etik profesinya. 

3. Keterbukaan 

Asas berikutnya adalah pada prinsip keterbukaan yang diwujudkan di dalam sikap, perilaku, dan mencoba berlapang dada atas apapun yang diterima sebagai tugas dan tanggung jawab sebagai dosen. 

4. Keteladanan 

Asas yang keempat adalah asas keteladanan, dimana dosen disini menjadi suri teladan bagi masyarakat di perguruan tinggi tempatnya mengajar. Maka dalam hal bersikap, berperilaku, sampai berpakaian dan berpenampilan perlu disesuaikan dengan norma yang berlaku. Sebab apa saja yang dilakukan dan digunakan menjadi contoh bagi mahasiswa dan seluruh warga perguruan tinggi. 

5. Keseimbangan, Keselarasan, dan Keserasian 

Asas yang terakhir adalah keseimbangan, keselarasan, dan juga keserasian. Jadi, tugas dan tanggung jawab dosen perlu dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip tersebut. 

Dimana harus seimbang untuk menjaga kepentingan pemerintah, masyarakat, dan juga sivitas akademika. Dosen harus bisa menyeimbangkan tiga kepentingan tersebut agar bisa memberikan manfaat bagi ketiganya. 

Baca Juga:

Cara Mengetahui NIDN Dosen 

Tips Sertifikasi Dosen 

Cara Menghitung Beban Kerja Dosen 

Dosen Pengampu dan Kategori Dosen Lainnya

Kode Etik Dosen Secara Umum 

Kode etik dosen sekali lagi disusun dan diterapkan oleh masing-masing perguruan tinggi. Sehingga ada kemungkinan satu perguruan tinggi dengan yang lainnya punya kode etik yang berbeda. 

Meskipun begitu, secara umum kode etik yang dirumuskan oleh perguruan tinggi mencakup aspek-aspek berikut ini: 

1. Kode Etik dalam Melaksanakan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 

Kode etik yang pertama tentu saja yang sifatnya mengatur kegiatan Tri Dharma, dalam hal ini adalah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga dibuat aturan khusus untuk menjaga ketertiban dan kelancaran pelaksanaan Tri Dharma. 

Kode etik atau etika yang menjadi dasar dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ini bisa mencakup poin-poin berikut ini: 

  • Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan juga teknologi sekaligus seni dengan membangun sikap yang kritis, analitis, dan juga kreatif. 
  • Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat, sebab penelitian dan pengabdian masyarakat fokus utamanya memang untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di masyarakat.  
  • Memiliki integritas yang tinggi untuk ikut mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga seni. 
  • Selalu bertindak secara rasional, objektif, dan juga jujur sekaligus bijaksana. 
  • Memiliki sikap yang terbuka, kecuali untuk hasil penelitian yang sudah dipatenkan oleh dosen yang bersangkutan. 
  • Melakukan prosedur penelitian secara sistematis dan bisa menggunakan atau melakukan pembuktian yang sahih yang kemudian dilaksanakan terus menerus selama masih berstatus sebagai dosen. 
  • Menghargai dan juga menghormati semua objek penelitian. 
  • Tidak menutupi kelemahan dari hasil penelitian yang didapatkan sekaligus tidak membesar-besarkan hasil penelitian dengan sengaja untuk mendapatkan perhatian, sebab segala hasil penelitian perlu dipertanggung jawabkan. 
  • Tidak boleh menjanjikan hal-hal yang diluar kemampuan dan wewenang sebagai peneliti. 
  • dan lain sebagainya. 

Setiap perguruan tinggi akan merumuskan kode etik penelitian yang mengatur kegiatan penelitian tersebut. Sehingga dosen yang melaksanakannya bisa melakukan penelitian sesuai dengan aturan yang diberlakukan. 

2. Kode Etik sebagai Tenaga Pendidik dan Pengajar 

Kode etik dosen yang kedua masih berhubungan dengan Tri Dharma, yakni dalam kegiatan menjadi tenaga pendidik dan pengajar. Sehingga dalam mengajar di kelas maupun di luar kelas, dosen wajib mematuhi etika yang telah ditetapkan. Misalnya: 

  • Melaksanakan kegiatan pendidikan di dalam Tri Dharma secara baik dan menyesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 
  • Membangun kreativitas mahasiswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. 
  • Mendorong semangat positif mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 
  • Menyampaikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga seni dengan penuh tanggung jawab. 
  • Memiliki sikap kooperatif dan komit dalam mewujudkan visi dan misi program studi, fakultas dan universitas. 
  • dan lain sebagainya. 

3. Kode Etik Terhadap Publikasi Ilmiah 

Dosen juga memiliki kewajiban untuk menulis dan mempublikasikan tulisan tersebut. Misalnya artikel ilmiah diterbitkan dalam bentuk jurnal, baik jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi. 

Dalam proses menulis dan publikasi ilmiah juga dirumuskan kode etik atau etika yang wajib dipatuhi dosen. Diantaranya adalah: 

  • Menghindari tindakan plagiat yaitu perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. 
  • Tidak melupakan penelitian dan peneliti terdahulu.
  • Mencantumkan sumber penggunaan gambar dan tabel yang dikutip.
  • Meminta izin penggunaan gambar.yang dapat menjadi petunjuk identifikasi.
  • Mencantumkan seluruh kontributor kecuali yang tidak bersedia.
  • dan lain sebagainya. 

4. Kode Etik Terhadap Diri Sendiri 

Kode etik dosen selanjutnya adalah etika terhadap diri sendiri yang mencakup pengaturan segala pikiran, tindakan, maupun perilaku dosen dalam keseharian. Cakupan yang dimaksudkan antara lain: 

  • Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar.
  • Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan.
  • Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.
  • Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
  • Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga.
  • Berpenampilan sederhana, rapi dan sopan. 
  • dan lain sebagainya. 

5. Kode Etik sebagai Warga Negara 

Dosen juga memiliki kode etik sebagai seorang warga negara yang baik. Kode etik dalam aspek ini diantaranya adalah: 

  • Setia dan taat serta mengamalkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 secara konsisten dan konsekuen.
  • Menghormati lambang-lambang dan simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa dan Negara.
  • Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Berperan aktif dalam menyukseskan pembangunan nasional. 
  • dan lain sebagainya. 

6. Kode Etik dalam Berorganisasi 

Dosen memiliki kesempatan dan fasilitas untuk melakukan kegiatan berorganisasi yang tentu ada kode etik yang perlu dipahami dalam hal ini. Kode etik atau etika yang dimaksudkan seperti: 

  • Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan dengan penuh tanggung jawab.
  • Menjamin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan.
  • Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja organisasi.
  • Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kinerja organisasi.
  • dan lain sebagainya. 

7. Kode Etik dalam Bermasyarakat 

Dosen di luar lingkungan perguruan tinggi akan menjadi anggota dari masyarakat di daerah atau wilayah tertentu. Kode etik dosen juga mengatur aspek kehidupan dosen dalam bermasyarakat. 

Sebab sekali lagi, dosen adalah “wajah” kampus dan dunia pendidikan tinggi. Sehingga dimanapun dirinya berada akan selalu menjaga nama baik kampus dan dunia pendidikan tinggi di tanah air. Cakupan kode etik dari aspek ini antara lain: 

  • Menghormati agama, kepercayaan, budaya dan adat istiadat orang lain.
  • Bergaya hidup wajar dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan.
  • Mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan masalah di lingkungan masyarakat.
  • Tidak melakukan tindakan anarkis dan provokatif yang dapat meresahkan dan mengganggu keharmonisan masyarakat.
  • Menjaga kelestarian, keutuhan, keharmonisan dan kesejahteraan keluarga, serta reputasi sosial di masyarakat.
  • dan lain sebagainya. 

8. Kode Etik Terhadap Sesama Dosen 

Dalam menekuni profesi dosen, tentunya akan berinteraksi dengan sesama dosen. Baik sebagai sahabat, rekan sejawat, tim penelitian, dan lain sebagainya. Maka untuk mengatur hubungan baik antara satu dosen dengan dosen lainnya. Dirumuskan kode etik terhadap sesama dosen. Cakupannya adalah: 

  • Bekerja sama secara harmonis dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
  • Mengembangkan, meningkatkan mutu profesi, membina hubungan kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
  • Bersikap santun terhadap teman sejawat, tidak mencaci, merendahkan atau mengungkap kejelekan teman sesama dosen di muka umum.
  • Membangun kreativitas dan memberikan dorongan positif kepada rekan sejawat dan dosen junior untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
  • Memegang teguh dan menghormati hak dan kebebasan akademik serta hak kebebasan mimbar akademik antar dosen.
  • dan lain sebagainya. 

9. Kode Etik Terhadap Mahasiswa 

Dosen dalam menjalankan profesinya sudah tentu akan rutin berinteraksi dengan mahasiswa. Baik ketika mengajar di kelas, maupun ketika melakukan diskusi di luar kelas dengan menjalin komunikasi yang profesional. 

Maka untuk menjaga hubungan antara dosen dan mahasiswa tetap profesional, dirumuskan kode etik dosen terhadap mahasiswa. Meliputi: 

  • Melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran dengan sikap tulus ikhlas, kreatif, komunikatif, berpegang pada moral luhur dan profesionalisme.
  • Tidak bertindak diskriminatif atas dasar ras, warna kulit, keyakinan, jenis kelamin, suku bangsa, status perkawinan, kepercayaan agama, politik, keluarga, keturunan dan latar belakang sosial dan budaya mahasiswa.
  • Menjaga hubungan baik dengan bersikap dan bertindak adil terhadap mahasiswa.
  • Membimbing dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan, mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • Membimbing dan mendidik mahasiswa ke arah pembentukan kepribadian insan terpelajar yang mandiri dan bertanggung jawab.
  • dan lain sebagainya. 

Dosen memiliki tanggung jawab yang besar, tidak hanya berhubungan dengan tugas-tugas Tri Dharma saja. Melainkan juga tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga dan melindungi nama baik perguruan tinggi dan pendidikan tinggi nasional. 

Dosen dengan besarnya peran yang dimilikinya di lingkungan pendidikan tinggi, kemudian perlu diatur segala perilaku dan tindakannya. Maka kode etik dosen bisa menjadi panduan bagi para dosen untuk bersikap, berperilaku, sampai mengatur pola pikirnya agar tetap positif.

Artikel Terkait:

Di tag :