Yogyakarta – KKN Tematik UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan workshop pengelolaan biomassa, di Balai Dusun Bengkak, Kanigoro, Saptosari, Gunung Kidul pada Minggu (21/7/19). Kegiatan yang diikuti masyarakat Dusun Bangkak ini, menghadirkan narasumber Nasih Widya Yuwono, SP., MP., Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM).
Izra Berakon, M.Sc., dosen pendamping KKN menjelaskan, kegiatan ini sebagai ajang pemberdayaan ekonomi masyarakat pantai selatan. Usai pelaksanaan workshop akan dilanjutkan pendapingan oleh mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga yang berjumlah 10 orang.
“Melalui kegiatan ini masyarakat mendapatkan pemahaman bagaimana mengolah sampah rumah tangga yang nantinya dijadikan pupuk organik dan dapat digunakan oleh masyarakat dusun Bengkak yang mayoritas petani,” ujar Izra dalam press release yang diterima duniadosen.com.
Kegiatan ini juga dilakukan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak kesuburan tanah dan mengurangi biaya pengadaan pupuk bagi para petani. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat membantu petani dusun Bengkak agar dapat memproduksi pupuk sendiri dari mengolah sampah rumah tangga.
Pengolahan biomassa diawali dengan kegiatan pelatihan pembuatan alat untuk memproduksi pupuk organik cair dan penjelasan mengenai pentingnya biomassa bagi kehidupan lingkungan sekitar. Biomassa sendiri dapat didefinisikan sebagai sebagai bahan-bahan organik berumur relatif muda yang berasal dari tumbuhan atau hewan, baik yang terbentuk dari hasil produksinya, sisa metabolismenya ataupun limbah yang dihasilkannya.
Dijelaskan, biomassa ini memiliki beberapa kegunaan yang tidak dapat dianggap kecil, yaitu biomassa dapat dijadikan sebagai sumber energi, meningkatkan kualitas air, dapat mengurangi efek rumah kaca serta dapat meminimalisir limbah organik.
Sementara itu materi mengenai proses pengolahan biomassa ini disampaikan oleh Nasih Widya Yuwono, SP., MP. Sebelum menyampaikan paparan materinya, mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga dan para dosen pembimbing KKN menyempatkan diri mendampingi pemateri berkeliling wilayah perkampungan Saptosasi.
Menurut Izra masih banyak ditemukan masyarakat dusun Bengkak yang melakukan pembakaran daun-daun yang ada di lahan karena hanya diangap sampah tidak berguna. Padahal dengan adanya pembakaran daun yang dilakukan oleh warga sekitar dapat menyebabkan polusi udara sehingga hal tersebut dapat menganggu kesehatan warga sekitar.
Maka dengan workshop kali ini, masyarakat akan menjadi paham betapa sangat berharganya sampah dedaunan yang berserakan di wilayah mereka, yang selama ini hanya dibakar, tidak dimanfaatkan dengan baik. Ternyata melalui proses biomassa dapat diubah menjadi pupuk yang sangat bagus. Hasilnya, selain dapat menghemat biaya pengadaan pupuk, juga dapat meningkatkan kualitas hasil panen. Hasil panen petani, nantinya juga menjadi hasil panen organik yang harganya lebih mahal dan lebih sehat dikonsumsi. Lahan pertanianpun menjadi subur kembali karena tidak lagi ketergantungan akan pupuk kimia.
“Kami berharap para mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga dapat melakukan pendampingan dengan baik kepada masyarakat petani Dusun Bangkak, Desa Saptosari. Karena keberhasilan pendampingan dapat meningkatkan kualitas penghidupan pertanian, kualitas lingkungan alam, sekaligus peningkatan kesejahteraan petani di wilayah Saptosari,” harap Izra.
Kelompok tani Desa Saptosaripun terlihat antusias mengikuti pelatihan biomassa. Mereka sangat berharap segera memahami semua materi pelatihan dan mengimplementasikanya untuk memproduksi pupuk organik cair dari sampah rumah tangga secara masif. Sehingga dari hasil pembuatan pupuk tersebut nantinya dapat digunakan oleh petani dusun Bengkak dan dapat dikomersialisasikan. (duniadosen.com)