Kiat Menjadi Dosen Inovatif Ala Rachmat A. Sriwijaya.
Rachmat A. Sriwijaya, S.T., M.T., D.Eng. merupakan dosen yang memiliki segudang kegiatan di Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM). Tak hanya melakukan proses pengajaran di kelas, bimbingan dengan mahasiswa, dan melakukan penelitian, pria yang karib disapa Rachmat tersebut juga melibatkan diri di berbagai lembaga dan organisasi lainnya. Pun, dosen yang turut menginisiasi Konsorsium Internasional “The Indonesian-United States Higher Education Institutions” tersebut juga getol membuat karya yang dipatenkan.
Selain kesibukan akademik, organisasi, dan lembaga, Rachmat juga memiliki kesibukan lain di ranah domestik sebagai kepala keluarga. Meski begitu, Rachmat termasuk dosen inovatif. Dia selalu mencari hal baru untuk diaplikasikan dalam kehidupannya.
Bagaimana tips untuk tetap menjadi dosen yang produktif dan inovatif dalam berbagai kesibukan yang dijalaninya? Berikut beberapa kiatnya yang membuatnya tetap produktif dan inovatif.
- Banyak mengakses informasi
Untuk menjadi inovatif, dosen perlu untuk tetap meng-update pengetahuannya. Apalagi, sekarang banyak informasi yang sangat mudah diakses, tidak hanya buku namun juga situs internet. Rachmat merupakan dosen yang hobi browsing. Dari hobinya tersebut, dosen yang pernah tinggal di Biak Numfor, Papua tersebut menemukan informasi-informasi baru.
- Perbanyak interaksi dengan praktisi
Menurutnya, jika ingin melakukan inovasi, dosen perlu untuk memperbanyak hubungan dengan praktisi yang sudah berpengalaman di bidangnya. Dosen perlu mengalami langsung dunia kerja yang sebenarnya agar dapat mengaplikasikan ilmu dan teori yang di dapat dalam dunia kerja sehingga in line dengan kondisi di lapangan.
- Kunjungan industri
Masih berhubungan dengan interaksi dengan praktisi, dosen perlu memperbanyak kunjungan kerja (kunker) ke perusahaan. Menurut Rachmat, hal tersebut sangat mangkus untuk memunculkan ide-ide baru. Ide itu akan muncul saat di lapangan. Di lapangan, dosen akan menemukan kendala-kendala. Di buku, masalah itu tidak terlihat. Maka, perlu terjun langsung ke industri.
- Rajin mengikuti kegiatan
Dosen juga perlu sering mengikuti berbagai kegiatan yang inheren dengan disiplin ilmunya. Kegiatan itu berbagai macam, seperti mengikuti training, conference, dan workshop, baik nasional maupun internasional. Hal tersebut perlu dilakukan karena tidak semua hal bisa tahu. Dengan mengikuti workshop, mendapat ilmu baru dan ide baru muncul dari berbagai sisi.
- Harus up to date
Zaman sudah berkembang. Sekarang memasuki era digital bernama Revolusi 4,0. Dahulu dosen memberikan buku ke mahasiswa sudah cukup. Namun sekarang karena sumber banyak, sebagai dosen juga harus up to date agar tetap bisa berinovasi dalam hal pengajaran seperti pembuatan presentasi dan video.
- Harus mengembangkan diri
Mahasiswa sekarang selangkah lebih maju. Maka, dosen juga harus mengembangkan diri. Kini, mahasiswa banyak yang bisa mengikuti exchange maupun kegiatan lain di luar negeri. Nah, dosen juga perlu melakukan hal itu. Apalagi, saat ini dukungan sponsor cukup banyak.
- Memiliki Inisiatif untuk bersaing
Dosen juga perlu bersaing. Dari perspektif persaingan tersebut, dosen mau tak mau belajar dan bekerja lebih keras dari yang lain. Menilik Departemen Teknik Mesin dan Industri, Rachmat berharap Teknik Mesin bisa menghasilkan lulusan yang bekerja pertama kali di luar negeri. Rachmat ingin melakukan pembuktian lulusan UGM satu level dengan perguruan tinggi luar negeri. Ia memiliki target 10 persen dari lulusan yang bekerja pertama kali di luar negeri.
Menurut Rachmat, kiat tersebut perlu diaplikasikan oleh seluruh dosen agar tercipta kultur baru yaitu inovasi. ”Saya ingin membuat kultur baru yaitu terkait inovasi yang pada akhirnya dapat dipatenkan,” pungkasnya. (duniadosen.com/az)